Lompat ke isi

Klorheksidin

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 28 Desember 2019 14.21 oleh Latifa Khairani (bicara | kontrib) (menambah paragraf)

Klorheksidin adalah obat antiseptik untuk melawan infeksi akibat bakteri. Obat ini tersedia bermacam bentuk, ada dalam bentuk salep, larutan atau obat kumur. Dalam bentuk salep diaplikasikan langsung pada area kulit yang ingin dibersihkan guna mencegah infeksi bakterial yang diakibatkan oleh operasi medis, bekas suntikan, ataupun luka luar. Dalam bentuk larutan digunakan pada radang mulut dan tenggorokan.[1] Obat ini sangat efektif membantu dengan adanya berbagai manifestasi peradangan, terutama tonsilitis, radang tenggorokan, stomatitis, radang amandel dan radang gusi.[2]

Efek Samiping

Obat ini juga dapat menyebabkan beberapa efek samping, yaitu kadang-kadang hipersensitivitas.[3] Efek samping yang terjadi jika klorheksidin berupa obat kumur adalah Mulut kering, Iritasi pada mulut dan tenggorokan, perubahan rasa, jumlah tartar (plak yang mengeras) pada gigi meningkat, warna obat membekas pada lidah atau gigi. Sedangkan efek samping yang mungkin saja terjadi setelah menggunakan klorheksidin obat luar atau salep adalah iritasi pada area kulit yang terkena, misalnya kulit menjadi merah, gatal, panas, mengelupas, bahkan bengkak.[4] Efek samping yang paling umum dan bisa dikatakan paling tanpak efek penggunaan klorheksidin adalah perubahan warna kecoklatan pada gigi, restorasi dan lidah. Pewarnaan yang disebabkan oleh klorheksidin biasanya tidak hilang dengan menyikat dengan pasta gigi normal. Mekanisme yang terjadi ialah degradasi molekul klorheksidin menjadi parachloraanaline, katalisis, denaturasi protein dengan kromogen, pembentukan logam sulfida, pengendapan senyawa makanan anionik. Tidak ada bukti yang cukup untuk mendukung mekanisme di atas. Bukti yang lebih konklusif sampai saat ini mendukung presipitasi senyawa makanan ke dalam molekul klorheksidin yang teradsorpsi.[5]

Penggunaan Obat

Obat ini dibuat sangat steril, tetapi sangat mudah terkontaminasi dengan bakteri di dalam kemasan produk. Penggunaan obat ini yang berbentuk salep, hanya di oleskan pada penyakit di kulit. Begitu juga yang berbentuk larutan, hanya dapat digunakan untuk kumur-kumur saja dan tidak dapat di telan. Penggunaan obat ini dapat dilihat pada keterangan obat yang tertera pada kemasan. Obat ini juga digunakan sesuai dengan petunjuk dokter. Penggunaan obat ini harus konsultasi dengan dokter.[1] Obat ini dianggap sangat efektif dalam menangani angina dan proses inflamasi lainnya di kelenjar dan almond.[2]

Dosis Obat

  1. Untuk orang dewasa pengidap Gingivitis dan Mucositis : gunakan klorheksidin 15 mL sebanyak 2 kali sehari setelah menggosok gigi. Kumur selama 30 detik lalu buang.
  2. untuk anak pengidap Gingivitis dan Mucositis: gunakan Chlorhexidine 15 mL gunakan 2 kali sehari setelah menggosok gigi. Kumur selama 30 detik lalu buang.

Klorheksidosin tersedia dalam dosis-dosis sebagai berikut:

  • Larutan, oral untuk kumur: dengan kandungan sebanyak 0.12%
  • Cair, topikal: dengan kandungan sebanyak 0.5%, 2%, 4%[1]

Peringatan

Hindarkan kontak dengan mata, otak, meninges dan telinga tengah; bukan untuk penggunaan di rongga tubuh; larutan mengandung alkohol bukan untuk penggunaan sebelum diatermi.[3]

Penyimpanan obat

Klorheksidosin dismpan pada suhu ruangan. Jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang lembap. Jangan disimpan di kamar mandi. Jangan dibekukan.

Referensi

  1. ^ a b c "Chlorhexidine Obat Apa? Dosis, Fungsi, dll. • Hello Sehat". Hello Sehat. Diakses tanggal 2019-12-20. 
  2. ^ a b ""Kloroheksidin": kako grgranje. Grgranje "klorheksidin" otrok". sl.atomiyme.com. Diakses tanggal 2019-12-25. 
  3. ^ a b "KLORHEKSIDIN | PIO Nas". pionas.pom.go.id. Diakses tanggal 2019-12-20. 
  4. ^ "Chlorhexidine". Alodokter. 2015-11-27. Diakses tanggal 2019-12-20. 
  5. ^ Putranto, Ricky Anggara (2019). "Peran Irigasi Klorheksidin Pada Perawatan Penyakit Periodontal". kedokteran gigi terpadu. 1 (1): 37.