Lompat ke isi

Suanggi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 2 Januari 2020 05.48 oleh Efendi Dreya (bicara | kontrib) (update artikel)

Suanggi atau Swangi (Suwangi) dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti burung hantu, juga mengacu kepada kepercayaan lama masyarakat suku Aru, ataupun roh jahat yang oleh suku Belu dipercaya selalu mengembara untuk memangsa manusia.[1]

Bagi masyarakat Indonesia Timur, Suanggi atau Swangi (Suwangi) menjadi nama yang terkenal sekaligus menakutkan. Ini karena Suanggi adalah sejenis ilmu hitam dan juga menjadi sebutan bagi dukun atau orang yang menekuninya. Suanggi ditakuti karena ilmu hitam ini biasa digunakan untuk membunuh musuh atau orang yang tak disukai. Penganut atau dukun Suanggi biasanya hidup di hutan dan terkadang hidup berbaur dengan masyarakat sekitar. [2]

Beberapa daerah menyebut Suanggi dengan sebutan berbeda-beda, seperti di Yapen Barat, Papua, dengan sebutan Nyata dan di Yaben Utara, Papua, dengan sebutan Hinata. Beberapa daerah di Kabupaten Yapen, yakni Poom, Ansus, Woy, dan Marau, bahkan masih ditakuti warga untuk didatangi, karena ilmu Suanggi masih kental dimiliki oleh warga setempat.[2]

Suanggi juga dikenal hingga di Kecamatan Tobelo, Halmahera Utara, Maluku Utara. Di daerah ini, Suanggi dikenal memiliki wujud seorang perempuan cantik dan mengincar laki-laki hidung belang untuk berhubungan intim. Setelah itu barulah Suanggi menyerang dan memakan alat kelamin pria tersebut. Di Nusa Tenggara Timur, Suanggi berwujud nenek cantik yang menyimpan sangat banyak kedengkian kepada warganya. Nenek cantik yang hidup pada tahun 1895 di sebuah kampung di Nangaroro, Kabupaten Nagekeo,[3] ini akhirnya ingin melampiaskan kedengkiannya terhadap seorang bapak yang pulang dari memancing dan berhasil mendapatkan banyak ikan. Kemudian sang nenek ingin agar sang bapak tersebut tidak lagi mendapatkan banyak ikan. Hingga suatu saat, sang nenek datang dan menyembah sebuah pohon besar selama 40 hari. Setelah itu, sang nenek mendengar sebuah bisikan untuk segera pulang ke rumah dan mempraktekan ilmu hitam yang diperolehnya. Namun, ketika mempraktekan ilmu hitamnya tersebut, sang nenek akhirnya tewas dan arwahnya gentayangan mencari mangsa. [4]

Ciri-Ciri

Suanggi biasanya melakukan aksinya pada malam hari. Salah satu ciri kedatangannya akan terlihat seperti bola api yang melayang-layang di atas rumah sang korban.[5] Suanggi dapat berubah bentuk dari bola api menjadi sosok hantu perempuan dengan wajah menyeramkan.[6]

Di Maluku atau Halmahera, Suanggi diceritakan sering muncul pada malam hari, berwajah seram dengan kepala bersayap, yang terbang mencari mangsanya. Suanggi juga dikenal di daerah ini dengan ritual mistiknya, yakni menari di tengah bulan Purnama.[3]

Dalam melakukan aksi pembunuhan, Suanggi menggunakan mantra yang mengubah dirinya menjadi bayangan ke rumah korban. Setelah itu, dalam beberapa hari, kondisi korban akan sakit secara tidak wajar dan tidak mampu dideteksi oleh ilmu medis. Secara kasat mata, ciri-ciri Suanggi tidak bisa dilihat. Suanggi hanya bisa dilihat oleh orang yang berilmu tinggi. Dalam penglihatannya tersebut, Suanggi seperti memiliki mata terang yang menyala, bergigi tajam, terkadang berbentuk hewan,[7] dan memiliki aroma binatang kuskus.[2]

Mitos lain menyebutkan bahwa Suanggi hanya bisa memakan daging orang-orang Papua karena rasanya lebih nikmat dari daging orang-orang suku lainnya.[6]

Ilmu Suanggi

Ilmu hitam Suanggi menuntut orang yang mempelajarinya untuk menyediakan tumbal dari keluarganya atau keturunannya sendiri. Jika tidak kuat mental dan memenuhi salah satu persyaratan, orang tersebut bisa mengalami gangguan jiwa alias gila. Suanggi juga dituntut untuk memakan bagian tubuh mayat biasanya isi perut yang menjadi korbannya untuk menambah ilmu mereka. Perubahan manusia menjadi makhluk berwujud Suanggi melalui proses yang panjang, bahkan Suanggi disebut harus memakan daun khusus yang hingga kini masih misterius namanya.[2]

Penangkal

Beberapa informasi menyebutkan bahwa Suanggi memiliki beberapa pantangan, yakni jerut purut, ikan poro babi, dan coral laut. Jika Suanggi dihadapkan dengan benda-benda tersebut, Suanggi akan menjadi beringas dan jahat.[2]

Korban Isu

Sama seperti isu dukun Santet di Pulau Jawa, keberadaan Suanggi juga sering menimbulkan amuk massa, terutama di Rote, Alor, Kota Kupang, Ende dan Adonara-Kabupaten Flores Timur. Di Adonara sebagai contoh, dua rumah diberitakan hancur diamuk massa, karena penghuninya dituduh sebagai Suanggi. Dua rumah warga di RT 6/RW 12, Dusun Watodei, Kecamatan Adonara Barat, hancur. Bahkan, semua perkakas dapur dan rangka jendela untuk bangunan Sekolah Dasar Danibao turut dibakar oleh 100 massa. Sebab-musabab kejadian diawali dari Florentina Perada, menantu dari Dominggus Libu Kleden, seorang kader Posyandu, yang dimimya menyembuhkan seorang balita, dengan menggunakan jampi-jampi. Dominggus Libu kemudian melarang menantunya tersebut karena bukan seorang dukun. Namun, pihak keluarga terus memaksa untuk menyembuhkan sang anak. Hingga sehari kemudian, balita tersebut yang diduga menderita gizi buruk meninggal dunia dan beberapa anggota keluarganya mendatangi rumah Keleden dengan marah-marah dan menudingnya mennggunakan ilmu hitam.[8]

Korban isu dukun Suanggi juga terjadi di Desa Sidabui, Kecamatan Alor Selatan, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur. Sebanyak sembilan orang telah tewas menjadi korban dari isu ini selama Januari-Februari tahun 1993. Bahkan, jika tidak berhasil diungkap oleh pihak kepolisian, terdapat daftar 38 nama yang dituding sebagai dukun Suanggi. Latar belakang kasus ini disebabkan banyaknya korban meninggal karena ketika itu sedang terjadi wabah malaria dan warga justru berobat ke Kepala Desa Sidabui yang juga berprofesi sebagai dukun. Ketika gagal mengobati, Kepala Desa Sidabui dengan enteng menuding pasiennya kena santet Suanggi.[9]

Daftar Referensi

  1. ^ "Hasil Pencarian - KBBI Daring". kbbi.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 2020-01-02. 
  2. ^ a b c d e Liputan6.com (2019-01-07). "Suanggi, Ilmu Hitam Paling Ditakuti di Tanah Papua". liputan6.com. Diakses tanggal 2020-01-02. 
  3. ^ a b "Suanggi, Hantu yang Paling Ditakuti di Indonesia Timur (Mitos Urban)". mollucastimes. Diakses tanggal 2020-01-02. 
  4. ^ "Suanggi, Legenda Hantu Masyarakat Papua yang Keberadaannya Pantang Dibicarakan". Boombastis.com | Portal Berita Unik | Viral | Aneh Terbaru Indonesia. 2017-01-18. Diakses tanggal 2020-01-02. 
  5. ^ "Suanggi, Legenda Hantu Masyarakat Papua yang Keberadaannya Pantang Dibicarakan". Boombastis.com | Portal Berita Unik | Viral | Aneh Terbaru Indonesia. 2017-01-18. Diakses tanggal 2020-01-02. 
  6. ^ a b Indrajaya, Idham Nur (2017-10-05). "Legenda Hantu Suanggi, Hantu Mematikan Dari Papua yang Bisa Makan Orang!". Yukepo.com. Diakses tanggal 2020-01-02. 
  7. ^ Farhan, Afif. "Suanggi, Hantu yang Paling Ditakuti Orang Papua". detikTravel. Diakses tanggal 2020-01-02. 
  8. ^ "Suanggi Kembali Makan Korban". Pos Kupang. Diakses tanggal 2020-01-02. 
  9. ^ Tempomedia (1993-03-20). "Sembilan korban suanggi di sidabui". Tempo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-01-02.