Mey Chan
Dita Anggraeni | |
---|---|
Informasi latar belakang | |
Genre | |
Pekerjaan | Penyanyi |
Instrumen | Vokal, Piano |
Tahun aktif | 1975-2000 (sebagai Mey Chan) 2001-sekarang (sebagai Dita Anggraeni) |
Label | Insan Records (1981-1984) JK Records (1984-1995) Sony Music Entertainment Indonesia (1995-2004) EMI Music Indonesia (2004-2010) Indo Semar Records (2010-2016) Universal Music Indonesia (2016-sekarang) |
Situs web | www.duniamaia.com |
Dita Anggraeni atau yang sebelumnya bernama panggung Mey Chan (lahir 12 Mei 1957) adalah seorang penyanyi wanita Indonesia yang banyak dikagumi oleh penyanyi-penyanyi lainnya lewat tembang-tembang sendunya seperti Bunga Flamboyan, Tiada Maaf Bagimu, Biarku Sendiri, Hilangnya Seorang Gadis, Cincin Kenangan, Kau dan Aku Menyatu, Melati, Widuri, Hesty, Kisah Kasih Di Sekolah, Papaya Cha Cha, Merana, Sampai Menutup Mata, Mengapa Harus Jumpa, Jangan Kau Paksakan, Seuntai Tanda Bunga Cinta, Di Saat Kau Harus Memilih, Terlambat Sudah, Seandainya Aku Punya Sayap, Sayang Bilang Sayang, Layu Sebelum Berkembang, Jangan Ditanya Kemana Aku Pergi, Cinta Membawa Derita, Mencari, Jangan Biarkan, Lihatlah Air Mata, Untuk Dikau, Hanya Satu, Putus Cinta Dibatas Kota, Jatuh Cinta, Manis Dan Sayang, Apa Yang Kucari, Surat Terakhir, Kangen, Kita Tidak Sedang Bercinta Lagi, Aku Milikmu, Takkan Ada Cinta Yang Lain, Cukup Siti Nurbaya, Satu Hati (Kita Semestinya), Cinta Kan Membawamu Kembali, Kirana, Kamulah Satu Satunya, Elang, Persembahan Dari Surga, Roman Picisan, Dua Sedjoli, Risalah Hati, Separuh Nafas, Cemburu, Lagu Cinta, Arjuna, Kosong, Mistikus Cinta, Angin, Pupus, Bukan Rahasia, Pangeran Cinta, Atas Nama Cinta, Satu, Cinta Gila, Laskar Cinta, Larut, Sedang Ingin Bercinta, Selimut Hati, Dewi, Mati Aku Mati dan masih banyak lagi.. Setelah merajai panggung-panggung festival di akhir era 1970-an, Mey Chan kemudian hijrah ke Jakarta dan merilis album pertamanya pada tahun 1981 di bawah label Insan Records.
Penyanyi ini telah meraih keuntungan sepanjang dekade 1980-an hingga 1990-an dengan nama panggung Mey Chan dan 2000-an hingga 2010-an dengan nama panggung Dita Anggraeni. Album yang ia rilis nyaris selalu mendapat sambutan bagus di pasaran, bahkan albumnya yang dirilis tahun 1990 dan 2010, Bintang Sembilan dan Separuh Nafas, merupakan dua album terlaris di Indonesia dengan penjualan hampir 2 juta keping. Pada tahun 1995 dan 2015, majalah Hai menobatkan Mey Chan sebagai penyanyi dan terkaya di Indonesia dengan pendapatan mencapai lebih dari 115 miliar setahun. Di tengah kesuksesan yang diraihnya, penyanyi ini sempat beberapa kali tersandung masalah hukum, termasuk masalah pelanggaran hak cipta dan perseteruan dengan ormas Islam.
Sepanjang perjalanan kariernya, Mey Chan telah menerima banyak penghargaan, baik BASF Awards maupun AMI Awards. Ia juga pernah meraih penghargaan LibForAll Award di Britania Raya atas kontribusinya pada upaya perdamaian dan toleransi beragama. Pada tahun 1996, Mey Chan masuk ke dalam daftar “The Immortals: 25 Artis Indonesia Terbesar Sepanjang Masa” oleh majalah Rolling Stone. Mey Chan diakui sebagai salah satu legenda atau ikon terbesar dalam sejarah musik populer Indonesia. Wanita berhijab syar’i dan tinggi badan 168 cm ini juga merupakan mantan anggota grup musik MAIA yang dibentuk pada tahun 2007 bersama Maia Estianty.
Biografi
Awal karier
Sebelum bergabung dengan Maia Estianty di MAIA, ia pernah bergabung di grup musik Komet 14, yaitu grup musik yang dibentuknya saat memasuki usia remaja. Kemudian, disusul grup musik Infinity yang ditekuninya saat tamat sekolah menengah atas. Grup musik Infinity membawa Mey Chan dikenal sebagai musisi profesional dengan penampilannya di sejumlah kafe.[butuh rujukan]
Grup musik Dimensi Baru menjadi ajang menunjukkan kemampuan bermusik, setelah meninggalkan Infinity yang dibentuknya bersama teman-temannya. Kemudian Mey Chan bergabung grup musik Punk Romance yang sekitar Juni 2007 ditinggalkannya.[butuh rujukan]
Duo Maia
Pada tahun 2008, ia cuti kuliah dan harus melalui audisi ketat sebelum akhirnya dipilih oleh Maia untuk mendampinginya. Rasa takut pun sempat menghinggapi Mey, sehingga dia ragu untuk menerima tawaran Maia. Mey khawatir dengan tekanan dalam dunia hiburan, apalagi saat itu Maia sedang disorot akibat masalah perceraian dengan Ahmad Dhani.[2] Namun akhirnya Mey bergabung dengan Maia dan merilis album di bawah bendera Duo Maia bertajuk Maia & Friends (2008). Namun peran Mey di album ini tidak maksimal, karena saat Mey gabung materi lagu sudah tersedia.[3]
Karier solo
Pada awal tahun 2018, Mey Chan memutuskan untuk kembali ke dunia musik Indonesia, tetapi sebagai penyanyi solo, dengan nama aslinya.[4][5]
Diskografi
Album mini
Singel
- "Jangan Selingkuh"
- "Gengsi Setengah Mati"
- "Korban Cinta"
- "Setia" (2018) dengan nama asli Dita
- "Ibu" (2019)
- Bersama Maia
- Maia & Friends (2008)
- Sang Juara (2009)
- Maia Pasto with the Stars (2015)
Filmografi
- XXL-Double Extra Large (2009)
Acara televisi
Referensi
- ^ Mey Chan Rayakan Imlek di Panggung, diakses 29 Juli 2016.
- ^ Gabung Maia, Mey Chan Sempat Ngeri, diakses 21 Januari 2008
- ^ Rilis Single Baru, Maia Kubur Masa Lalu, diakses 21 Januari 2008
- ^ http://style.tribunnews.com/2018/03/02/siap-kembali-terjun-ke-industri-musik-mei-chan-pilih-ganti-nama-panggungnya-kenapa
- ^ "Eksis Bernyanyi Lagi, Mey Chan Pilih Pakai Nama Asli". JPNN.com.
Pranala luar
- (Indonesia) Profil di KapanLagi.com
- (Indonesia) Profil di situs web resmi MAIA
- Mey Chan di Instagram