Lompat ke isi

Alexander Onassis

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 24 Januari 2020 18.29 oleh Efendi Dreya (bicara | kontrib) (update artikel)

Alexander Onassis 30 April 1948 – 23 Januari 1973adalah putra dari miliarder Amerika Serikat Yunani, Aristotle Onassis, yang meninggal dalam usia muda akibat kecelakaan pesawat di Bandara Athena, Yunani. Alexander Onassis meninggal selang 27 jam pasca terjadinya kecelakaan.[1]

Sebelum meninggal, Alexander Onassis adalah Presiden Direktur maskapai Olympic Aviation, anak perusahaan dari perusahaan maskapai milik ayahnya, Olympic Airways, berdiri tahun 1957, yang memiliki armada pesawat ringan hingga helikopter untuk disewakan kepada turis dan pebisnis. Alexander Onassis mengantungi lisensi pilot profesional dan telah memiliki jam terbang 1.500 sejak dia belajar menjadi pilot pada tahun 1968. Dia sering mengemudikan pesawat terbang dalam misi darurat medis, sebagian besar ke pulau-pulau berbatu atau desa pegunungan untuk mengangkut pasien yang membutuhkan perawatan di rumah sakit.[1]

Olympic Airways kemudian dijual kembali oleh Aristotle Onassis ke pemerintah Yunani setelah terpukul atas kecelakaan yang menimpa putranya tersebut. Padahal, Olympic Airways dahulunya pada tahun 1956, dibeli oleh Aristotle Onassis dari pemerintah Yunani ketika masih bernama TAE Greek National Airlines yang kemudian berganti nama menjadi Olympic Airways pada tahun 1957.

Biografi

Alexander Onassis adalah anak pertama dari pasangan Aristotle Socrates Onassis, seorang pengusaha kaya pemilik bisnis kapal pesiar asal Amerika Serikat dan Athinna Livanos (Thinna). Alexander memiliki adik perempuan bernama Christina Onassis. Kedua nama anaknya ini, oleh sang ayah Aristotle Onassis, juga dipakai sebagai nama dua kapal pesiar termewah yang dimilikinya.[2]

Sang Ayah, Onassis, memanjakan kedua anaknya tersebut sehingga mereka terbiasa hidup serba mewah sejak kecil, bahkan masing-masing anaknya memiliki pesawat pribadi, bangunan properti dan lain sebagainya. Onassis tercatat memiliki lebih dari 23 pesawat untuk keluarga, sejumlah apartemen di Paris, London, dan Yunani, serta pulau pribadi untuk keluarga. Bahkan, total kerajaan bisnisnya mencapai lebih dari 300 perusahaan, tumpukan emas, dan sejumlah pabrik yang tersebar di beberapa negara.

Seluruh Keluarga Meninggal

Salah satu Yacht Azulon, yang dahulu dimiliki oleh Alexander Onassis.

Meski menjadi keluarga super kaya, seluruh anggota keluarga Onassis satu per satu meningga dunia. Dimulai dari sang anak tertua, yakni Alexander Onassis, yang meninggal pada usia muda, yakni 24 tahun akibat kecelakaan pesawat pada tahun 1973. Sang Ibu, yakni Thina, bunuh diri dalam usia 45 tahun karena tidak tahan dengan tekanan hidupnya yang berat. Dua tahun kemudian giliran sang Ayah, Aristotle Onassis, wafat akibat komplikasi penyakit kelainan otot yang telah dua tahun dideritanya. Penyakit tersebut muncul tak berapa lama setelah Onassis berduka terhadap Alexander Onassis.[3]

Christina mewarisi Pulau Scorpios.

Pada 1988, Christina, satu-satunya anak kandung Onassis yang masih hidup juga harus bertemu dengan malaikat penjemput maut. Dia terkena serangan jantung saat tengah mandi di apartemennya di Buenos Aires, Argentina. Saat itu wanita berusia 37 tahun ini meninggalkan satu anak perempuan.

Daftar Referensi

  1. ^ a b "Alexander Onassis, Only Son Of the Magnate, Dies of Injuries". The New York Times (dalam bahasa Inggris). 1973-01-24. ISSN 0362-4331. Diakses tanggal 2020-01-22. 
  2. ^ Liputan6.com (2013-11-11). "Keluarga Onassis, Hidup Super Kaya Dihantui Kutukan". liputan6.com. Diakses tanggal 2020-01-24. 
  3. ^ "Dunia Buku Menyelamatkan Jackie Kennedy dari Duka berkepanjangan". tirto.id. Diakses tanggal 2020-01-24. 

Pranala Luar