Lompat ke isi

Sakera

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Sakera adalah seorang tokoh pejuang legenda kelahiran Bangil di Pasuruan, Indonesia. Ia berjuang melawan penjajahan Belanda sekitar permulaan abad ke-19. Sakera adalah seorang jagoan daerah, yang melawan perintah diktator Belanda di perkebunan tebu di daerah Bangil. Sakera, seperti juga jagoan-jagoan daerah lainnya, ditangkap Belanda setelah dikhianati oleh salah satu temannya sendiri. Ia dimakamkan di wilayah Bekacak, Kelurahan Kolursari. Daerah paling selatan di Kota Bangil. Legenda jagoan berdarah Madura ini sangat populer di Jawa Timur.[butuh rujukan]

Sakera adalah seorang tokoh pejuang yang lahir di kelurahan Raci Kota Bangil, Pasuruan, Jatim, Indonesia. Ia berjuang melawan penjajahan Belanda pada awal abad ke-19. Sakera sadalah seorang jagoan daerah yang melawan penjajah Belanda di perkebunan tebu Kancil Mas Bangil. Legenda jagoan berdarah Bangil ini sangat populer di Jawa Timur utamanya di Pasuruan dan Madura. Sakera yang bernama asli Sadiman adalah golongan ningrat yang di sebut dengan kalas MAS, berlatar belakang Islam yang amat sholeh dan pekerja keras. Profesinya sebagai mandor di perkebunan tebu milik pabrik gula kancil Mas Bangil. Ia dikenal sebagai seorang mandor yang baik hati dan sangat memperhatikan kesejahteraan para pekerja, sehingga dijuluki Pak Sakera. Sakera adalah pejuang yang anti penjajahan.

Suatu saat setelah musim giling selesai, pabrik gula tersebut membutuhkan banyak lahan baru untuk menanam tebu. Karena kepentingan itu orang Belanda ambisius untuk membeli lahan perkebunan yang seluas-luasnya dan dengan harga semurah-murahnya. Dengan cara yang licik, orang Belanda itu menyuruh Carik Rembang untuk bisa menyediakan lahan baru untuk Perusahaan dalam jangka waktu singkat dan murah, dengan iming-iming harta dan kekayaan. Sehingga Carik Rembang bersedia memenuhi keinginan tersebut. Carik Rembang pun menggunakan cara-cara kekerasan kepada rakyat dalam mengupayakan tanah untuk perusahaan.

Sakera pun selalu membela rakyat, karena sikap ketidakadilan yang berkali kali dilakukan oleh Carik Rembang. Sehingga Carik Rembang melaporkan hal ini kepada pemimpin perusahaan. Pemimpin perusahaan marah dan mengutus wakilnya Markus untuk membunuh Sakera. Suatu hari pekerja sedang istirahat di perkebunan, Markus marah-marah dan menghukum para pekerja serta menantang Sakera. Sakera yang mengetahui hal ini, marah dan membunuh Markus serta pengawalnya di kebon tebu. Sejak saat itu Sakera menjadi buronan polisi pemerintah Hindia Belanda. Suatu saat ketika Sakera berkunjung ke rumah ibunya, ia dikeroyok oleh Carik Rembang dan polisi Belanda. Karena ibu Sakera diancam akan dibunuh maka, Sakera akhirnya menyerah, dan dimasukkan ke penjara Di Bangil.

Siksaan demi siksaan dilakukan polisi Belanda kepada Sakera setiap hari. Selama dipenjara Sakera selalu kangen dengan Keluarga dirumahnya. Berbeda dengan Sakera yang berjiwa besar, sementara Sakera ada dipenjara. Perlawananpun tetap dimulai, Carik Rembang dibunuh dan dilanjutkan dengan menghabisi para petinggi perkebunan yang memeras rakyat. Bahkan kepala polisi Bangil pun ditebas tanganya dengan 'Clurit' Senjata khas yang digunakan Sakera, ketika mencoba menangkap Sakera.

Dengan cara yang licik pula polisi Belanda mendatangi teman seperguruan Sakera yang bernama Aziz untuk mencari kelemahan Sakera. Dengan iming-iming akan diberi imbalan kekayaan oleh Government Belanda di Bangil. Aziz menjebak Sakera dengan licik, akhirnya Sakera pun terjebak dan dilumpuhkan ilmunya dengan memukulkan "Janur Kuning" ke badannya. Lagi-lagi Belanda berhasil menangkap kembali Sakera yang kemudian diadili oleh Government di Bangil dan diputuskan untuk dihukum gantung. Sakera gugur digantung di Penjara Bangil dan Ia dimakamkan di Bekacak, Kelurahan, daerah paling selatan Kota Bangil - Pasuruan - JawaTimur.

Semangat juang yang di lakukan Pak Sakera tidak pernah terdokumentasikan bagi masyarakat, dan belum masuk di dalam kotagori Pahlawan Nasional Indonesia. Di karenakan Pak Sakera termasuk salah satu dari banyaknya Pahlawan Di Indonesia. Yang memperjuangkan daerahnya sendiri dari keganasan Jaman Penjajahan Belanda. Sehingga Nama dan Jasa-jasanya Pak Sakera, hanya bisa di dengar di daerahnya sendiri.

Dimana keluarga Sakerah Sekarang ??? Menurut sumber informasi yang dapat digali adalah: kerabat dekat dan keturunannya, keluarga Sakerah masih ada sebagian besar di wilayah Pasuruan Tampong,Bangil,Rembang,Surabaya,Sidoarjo,Malang, Mengingat situasi politik belanda yang menganggap Sakerah adalah extremis, maka sebagian keluarganya menjauhan diri dari nama Extremis Sakerah dan di kucilkan oleh masyarakat pada waktu itu, Sedangkan keluarga dekat dan kerabatnya Sakerah telah menyebar ke beberapa kota di Nusantara, Diantaranya seorang lulusan IPB (Institute Pertanian Bogor) dan pernah menjadi Deputi di Kementerian Percepatan Daerah Tertinggal asal Bangil, dan ada juga menjadi tokoh desa yang berpengaruh Mantan Kepala desa oro-orombo kulon Kecamatan Rembang, Tokoh di daerah Sukolipuro desa Dermo Bangil (Alm. Iskandar HadiKaslar, Pejuang, Pendidik PNS, Ustadz di Pesantren Bangil), Pengrajin kuningan di Trowulan Mojokerto, sementara sebagian besar ada di dusun nganglang, Tampong, Lumpang Bolong. menurut info keluarga dekat cucu keturunan dari (alm) keluarga mbah Li'an (Tanah Merah), (Alm) Mbah Sholeh (Suwayowo Pandaan), (Alm) Arum Nganglang, (Alm) Mbah Aris Bangil.

Referensi

[1] [2] [3]