Pandai Sikek, X Koto, Tanah Datar
Pandai Sikek | |
---|---|
Negara | Indonesia |
Provinsi | Sumatera Barat |
Kabupaten | Tanah Datar |
Kecamatan | Sepuluh Koto |
Kode Kemendagri | 13.04.01.2008 |
Luas | 23,14 km² |
Jumlah penduduk | 5.539 jiwa |
Pandai Sikek merupakan salah satu nagari yang termasuk ke dalam wilayah kecamatan Sepuluh Koto, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatra Barat, Indonesia. Nagari ini terletak di dekat Batusangkar, ibu kota dari kabupaten Tanah Datar. Nagari Pandai Sikek juga dikenal sebagai tempat pengrajin tenun, dan ini diapresiasikan oleh pemerintah Republik Indonesia dalam gambar mata uang pecahan Rp 5.000 emisi 1999-saat ini.
Sejarah
Berdasarkan sejarahnya (Barih Balibeh) pasukuan di Nagari Pandai Sikek pada mulanya hanya terdiri dari ampek suku (empat suku) yaitu:
- Koto
- Guci
- Sikumbang
- Pisang
Kemudian dalam perkembangan populasi penduduk, maka suku Koto dipecah menjadi empat suku, dan datang beberapa suku yang lain sehingga saat ini di Nagari Pandai Sikek terdapat tujuh suku dan lebih dikenal dengan sebutan Urang nan Tujuah Suku Salapan indu yaitu:
- Koto Sungai Guruah
- Koto Tibalai
- Koto Limo Paruik
- Koto Gantiang
- Guci
- Sikumbang
- Pisang
- Panyalai dan Jambak
Kemudian dari Urang nan Tujuah Suku Salapan indu tersebut lahirlah istilah Pangulu nan Anam Puluah (Penghulu yang enam puluh) yaitu:
- Koto Sungai Guruah pangulu nan sapuluah - 10 Penghulu
- Koto Tibalai pangulu nan batujuah - 7 Penghulu
- Koto Limo Paruik pangulu nan batujuah - 7 Penghulu
- Koto Gantiang pangulu nan barampek - 4 Penghulu
- Guci pangulu nan sapuluah - 10 Penghulu
- Sikumbang pangulu nan sambilan - 9 Penghulu
- Pisang pangulu nan sambilan - 9 Penghulu
- Panyalai dan Jambak pangulu nan barampek - 4 Penghulu
Namun saat ini Koto Gantiang Pangulu nan Barampek bergabung dengan Koto Sungai Guruah Pangulu nan Sapuluah, sedangkan Panyalai dan Jambak bergabung Guci. Sehingga kalau dijumlahkan penghulunya menjadi 52.
Perekonomian
Di nagari ini yang menjadi sumber pendapatan primadona bagi masyarakat setempat adalah sebagai pengrajin tenun atau songket. Motif-motif kain tenun di nagari ini selalu diambil dari contoh kain-kain tua yang masih tersimpan dengan baik dan sering dipakai sebagai pakaian pada upacara-upacara adat dan untuk fungsi lain dalam lingkup upacara adat, misalnya sebagai tando dan dipajang juga pada waktu batagak (mendirikan) rumah. Motif-motif tenun Pandai Sikek diyakini sebagai motif asli pada kain-kain tenunan perempuan-perempuan Pandai Sikek pada zaman lampau.