Nepenthes tomoriana
Nepenthes tomoriana termasuk dalam genus Nepenthes yang merupakan tanaman asli Indonesia dengan memiliki habitat asli di Teluk Tomori, Sulawesi Tengah. Tepatnya pada ketinggian 0 hingga 400 meter di atas permukaan laut[1]. Nepenthes tomoriana merupakan jenis kantong semar yang cantik. Keunikan lainnya adalah sebagai kantong semar low land, warnanya gelap[2].
Terancam Punah
Nepenthes tomoriana termasuk dalam IUCN Red List 2018[3] sebagai spesies kantong semar yang terancam punah. Hal itu tidak lain karena Teluk Tomori kini begitu identik dengan pertambangan. Sebagaimana diketahui bahwa pertambangan dan jenis-jenis kegiatan ekstraktif lainnya cenderung punya dampak merusak lingkungan. Padahal, perawatan Nepenthes tomoriana terbilang tidak sulit, termasuk jika dilakukan oleh penghobi pemula.
Kondisi Tumbuh
Kebutuhan utamanya adalah sinar matahari 8 jam sehari untuk memaksimalkan warnanya segelap mungkin. Peristome atau bibir kantong ketika awal kantong terbuka cenderung berwarna kekuningan, kemudian berubah menjadi kemerahan seiring lamanya intensitas penyinaran cahaya matahari.
Keasaman tanah di Sulawesi ada pada rentang 5.0 hingga 6.5, demikian pula halnya dengan keasaman tanah yang cocok untuk menanam Nepenthes tomoriana[4]. Maka untuk menanam Nepenthes tomoriana ini dapat menggunakan campuran antara cocopeat dan cocochip. Nepenthes tomoriana termasuk toleran terhadap kondisi kering[5]. Dalam sampai beberapa hari, walau begitu tetap disarankan adanya penyiraman pada media tanam untuk tetap becek.
Perbandingan Dengan Nepenthes Lainnya
Nepenthes tomoriana tidak akan membuat bingung jika dibandingkan dengan Nepenthes yang lain karena merupakan satu-satunya spesies paniculate dari Sulawesi. Di bagian lain Indonesia, ada Nepenthes danseri (Pulau Waigeo), dan keduanya dibedakan oleh kelenjar tutup yang lebih banyak dan lebih kecil untuk Nepenthes tomoriana dan juga adanya bract pada peduncles parsial[6].
Nepenthes tomoriana memiliki kesamaan nyaris identik dengan Nepenthes bellii dari Mindanao (Filipina) berupa bentuk pitcher bundar, sayap lebar dengan elemen berjumbai berkelompok, tepi bagian dalam peristome turun sejajar dengan dinding kontur kendi dan berakhir di gigi kecil, lurus, berputar untuk tutup elips transversal yang tidak memiliki pelepah, serta permukaan bawah berkilau keramik dengan kelenjar nektar yang sangat kecil, sangat cekung, serta tersebar jarang. Begitu banyak kesamaan dari kedua spesies. Perbedaannya ada pada 1 tangkai bunga parsial.
- ^ "Nepenthes tomoriana". www.mindat.org. Diakses tanggal 2020-02-10.
- ^ "Taxonomy browser (Nepenthes tomoriana)". www.ncbi.nlm.nih.gov. Diakses tanggal 2020-02-10.
- ^ "The IUCN Red List of Threatened Species". IUCN Red List of Threatened Species. doi:10.2305/iucn.uk.2018-1.rlts.t39706a143965643.en. Diakses tanggal 2020-02-10.
- ^ Clarke, Charles; Moran, Jonathan A. (2016-06). "Climate, soils and vicariance - their roles in shaping the diversity and distribution of Nepenthes in Southeast Asia". Plant and Soil (dalam bahasa Inggris). 403 (1-2): 37–51. doi:10.1007/s11104-015-2696-x. ISSN 0032-079X.
- ^ "Nepenthes tomoriana (Tomori Bay, Sulawesi)". www.wistuba.com. Diakses tanggal 2020-02-10.
- ^ "Carnivorous Plants as a Source of Potent Bioactive Compound: Naphthoquinones". link.springer.com. Diakses tanggal 2020-02-10.