Lompat ke isi

Ular laut

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ular laut
Hydrophiinae Edit nilai pada Wikidata
Taksonomi
SuperkerajaanHolozoa
KerajaanAnimalia
FilumChordata
KelasReptilia
OrdoSquamata
FamiliElapidae
SubfamiliHydrophiinae Edit nilai pada Wikidata
M.A. Smith, 1926
Tata nama
Nama zoologis ini berkoordinasi denganHydrophiidae Edit nilai pada Wikidata
Distribusi

Edit nilai pada Wikidata

Ular laut adalah sebutan umum untuk semua jenis ular yang diklasifikasikan dalam subfamilia Hydrophiinae (Hydro="air" dan Ophis="ular"; pada beberapa literasi diklasifikasikan sebagai famili tersendiri, Hydrophiidae). Dinamakan "ular laut" karena ular-ular ini tinggal dan berkelana di dalam lautan sepanjang hidupnya. Penamaan dalam bahasa Inggris juga sama, sea snake, mengacu pada tempat hidupnya. Terdapat sekitar 64 spesies ular laut yang tersebar luas di Samudera Hindia hingga Samudera Pasifik dan diketahui bahwa ular laut berkerabat dekat dengan Elapidae daratan Australia.[1]

Semua spesies ular laut memiliki ekor dan bagian bawah tubuh (ventral) yang pipih sehingga tampak seperti belut. Akan tetapi, ular laut bukan seperti ikan yang berrespirasi dengan air. Ular laut, seperti halnya ikan paus, adalah hewan laut sejati yang berrespirasi dengan menghirup udara.[2]

Morfologi dan fisiologi

Sebagian besar spesies ular laut dewasa berukuran panjang antara 120 sampai 150 cm (1.2-1.5 meter).[3] Spesimen terpanjang yang pernah ditemukan adalah dari jenis Hydrophis spiralis, yang panjangnya mencapai 3 meter.[4] Kedua mata ular laut berukuran kecil dengan pupil bundar dan kedua lubang hidungnya terletak di bagian paling atas moncongnya.[5][6]

Ular laut merupakan hewan laut sejati dan beradaptasi dengan baik untuk tinggal dan berkelana di lautan. Ular laut memiliki bentuk tubuh yang unik dan berbeda dibandingkan ular-ular daratan. Ekor ular laut berbentuk pipih seperti dayung. Selain itu, bagian bawah tubuh (ventral) ular laut juga pipih. Hal ini membuat ular laut tidak berdaya apabila bergerak di daratan, tetapi sangat leluasa untuk berenang. Dengan kemampuan adaptasi tersebut, ular laut tidak perlu naik ke daratan.[7][3][6]

Sebagai hewan laut sejati, ular laut memiliki katup pada lubang hidungnya yang mampu menahan air selama menyelam. Ular laut juga memiliki kelenjar khusus yang dapat menampung persediaan udara sehingga ular laut mampu menyelam dalam waktu yang lama tanpa harus berkali-kali ke permukaan untuk bernapas.[3][6]

Penyebaran dan ekologi

Sesuai dengan namanya, ular laut tinggal dan berkelana di lautan sepanjang hidupnya. Ular laut dapat ditemukan di perairan tropis Samudera Hindia dan Samudera Pasifik,[3] dan diketahui sebagian besar spesies terdapat di perairan Nusantara dan Oseania. Ular laut biasanya berkelana di sekitar pantai atau terumbu karang. Salah satu spesies ular laut, yaitu Hydrophis platurus (ular laut berperut kuning), merupakan spesies ular dengan sebaran geografis paling luas di dunia.[2] Wilayah penyebarannya meliputi Semenanjung Harapan dan di sepanjang pantai timur Afrika,[8] lalu ke timur meliputi perairan Nusantara, Australia, lalu ke selatan hingga Selandia baru (yang tidak memiliki spesies ular asli samasekali),[9][10] kemudian ke timur hingga pantai barat Benua Amerika, dari Kalifornia hingga Peru bagian utara.[11]

Walaupun begitu, ular laut tidak terdapat di Samudera Atlantik.[6] Hal ini karena jangkauannya yang sulit, apabila melewati pesisir Semenanjung Harapan di Afrika Selatan ular laut harus berhadapan dengan suhu air yang rendah, begitu juga jika harus ke ujung selatan dari Benua Amerika. Ular laut juga tidak terdapat di Laut Merah karena kadar garam di sana yang cukup tinggi. Selain itu, ular laut juga tidak toleran terhadap kadar garam yang rendah, misalnya seperti di Terusan Panama yang menghubungkan Samudera Pasifik dengan Samudera Atlantik melalui negara Panama, sehingga ular laut pun tidak melewatinya untuk mencapai Samudera Atlantik.[2]

Perilaku dan reproduksi

Ular laut berkelana pada siang maupun malam hari. Ular laut sering terlihat berjemur di permukaan air pada siang hari, tetapi akan kembali menyelam apabila ada bahaya atau terganggu.[3] Hampir semua jenis ular laut berkembangbiak dengan melahirkan (ovovivipar).[6]

Racun bisa

Seperti Elapidae daratan, hampir semua jenis ular laut berbisa tinggi. Bahkan beberapa spesies memiliki bisa yang lebih kuat dibandingkan ular-ular berbisa daratan. Salah satu spesies yang sangat mematikan adalah jenis Aipysurus duboisii, yang merupakan ular berbisa paling mematikan kedua di dunia setelah Taipan pedalaman (Oxyuranus microlepidotus) berdasarkan pengujian dosis letal LD50 pada bisa ular.

Klasifikasi

Referensi

  1. ^ Hutchings, Pat (2008). The Great Barrier Reef: Biology, Environment and Management. Csiro Publishing. hlm. 345. ISBN 9780643099975. Sea snakes are true reptiles closely related to Australian venomous terrestrial snakes. Indeed, both groups are included in a single subfamily, Hydrophiinae, by most modern herpetologists. 
  2. ^ a b c Parker HW, Grandison AGC. 1977. Snakes – a natural history. Second Edition. British Museum (Natural History) and Cornell University Press. 108 pp. 16 plates. LCCCN 76-54625. ISBN 0-8014-1095-9 (cloth), ISBN 0-8014-9164-9 (paper).
  3. ^ a b c d e Stidworthy J. 1974. Snakes of the World. Grosset & Dunlap Inc. 160 pp. ISBN 0-448-11856-4.
  4. ^ Fichter GS. 1982. Poisonous Snakes. A First Book. Franklin Watts. 66 pp. ISBN 0-531-04349-5.
  5. ^ Ditmars RL. 1933. Reptiles of the World. Revised Edition. The MacMillan Company. 329 pp. 89 plates.
  6. ^ a b c d e Mehrtens JM. 1987. Living Snakes of the World in Color. New York: Sterling Publishers. 480 pp. ISBN 0-8069-6460-X.
  7. ^ Rasmussen, A.R. (2001). "Sea snakes" (PDF). Dalam Kent E. Carpenter; Volker H. Niem. The living marine resources of the Western Central Pacific. FAO species identification guide for fishery purposes. Rome: Food and Agriculture Organization of the United Nations. hlm. 3987–4008. Diakses tanggal 7 August 2007. 
  8. ^ Spawls S, Branch B. 1995. The Dangerous Snakes of Africa. Ralph Curtis Books. Dubai: Oriental Press. 192 pp. ISBN 0-88359-029-8.
  9. ^ U.S. Navy. 1991. Poisonous Snakes of the World. US Govt. New York: Dover Publications Inc. 203 pp. ISBN 0-486-26629-X.
  10. ^ Slaughter RJ, Beasley DM, Lambie BS, Schep LJ (2009). "New Zealand's venomous creatures". New Zealand Medical Journal. 122 (1290): 83–97. PMID 19319171. 
  11. ^ "Venomous Yellow-Bellied Sea Snake Washes Up on Coronado Beach". 

  • Graham JB, Lowell WR, Rubinoff I, Motta J. 1987. Surface and subsurface swimming of the sea snake Pelamis platurus. J. exp. Biol. 127, 27-44. PDF at the [Journal of Experimental Biology]. Accessed 7 August 2007.
  • Rasmussen AR. 1997. Systematics of sea snakes; a critical review. Symp. Zool. Soc. London 70, 15-30.
  • Smith MA. 1926. Monograph of the sea snakes (Hydrophiidae). British Museum of Natural History, London.
  • Voris HK. 1977. A phylogeny of the sea snakes (Hydrophiidae). Fieldiana Zool. 70, 79-169.
  • Whitaker R. 1978. Common Indian Snakes: A Field Guide. Macmillan India Limited.