Lompat ke isi

Paralayang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Berkas:Paralayang puncak lawang.jpg
Paralayang di Puncak Lawang Sumatra Barat

Paralayang (bahasa Inggris: paragliding) adalah olahraga terbang bebas dengan menggunakan sayap kain (parasut) yang lepas landas dengan kaki untuk tujuan rekreasi atau kompetisi. Induk organisasinya adalah PLGI (Persatuan Layang Gantung Indonsia), sedangkan PLGI sendiri di bawah naungan FASI (Federasi Aero Sport Indonesia)

Olahraga paralayang lepas landas dari sebuah lereng bukit atau gunung dengan memanfaatkan angin. Angin yang dipergunakan sebagai sumber daya angkat yang menyebabkan parasut ini melayang tinggi di angkasa terdiri dari dua macam yaitu, angin naik yang menabrak lereng (dynamic lift) dan angin naik yang disebabkan karena thermal (thermal lift). Dengan memanfaatkan kedua sumber itu maka penerbang dapat terbang sangat tinggi dan mencapai jarak yang jauh. Yang menarik adalah bahwa semua yang dilakukan itu tanpa menggunakan mesin, hanya semata-mata memanfaatkan angin.[1]

Peralatan

Atlet paralayang lepas landas.

Peralatan paralayang sangat ringan, berat seluruh perlengkapannya (parasut, harness, parasut cadangan, helmet) sekitar 10 – 15 kg. Peralatan paralayang juga sangat praktis karena dapat dimasukkan ke dalam ransel yang dapat digendong di punggung.

Perlengkapan utama dalam olahraga paralayang antara lain parasut utama dan cadangan, harness, dan helmet. Perlengkapan pendukung terbang yang diperlukan antara lain variometer, radio/HT, GPS, windmeter, peta lokasi terbang, dll. Sedang perlengkapan pakaian penerbang antara lain baju terbang/flight suit, sarung tangan, dan sepatu berleher tinggi/boot. Jenis parasut yang dipergunakan sangat tergantung dari tingkat kemampuan penerbang dan berat penerbang. Setidak-tidaknya terdapat tiga jenis parasut paralayang yaitu, parasut untuk pemula, parasut untuk penerbang menengah, dan parasut untuk penerbang mahir. Ukuran parasut juga harus sesuai dengan berat penerbangnya. Ukuran yang tersedia antara lain XS, S, M, L serta LL untuk terbang berdua/tandem.

Pilot duduk di suatu sabuk (harness) yang menggantung di bawah sayap kain yang bentuknya ditentukan oleh ikatan tali dan tekanan udara yang memasuki ventilasi di bagian depan sayap. Olahraga ini mulai muncul pada sekitar 1950-an [2] dan kejuaraan dunia pertamanya dilangsungkan pada tahun 1989 di Kössen, Austria.

Di Yogyakarta latihan paralayang biasa dilakukan di kawasan tebing Parangndog dengan pendaratan di pantai Parangtitis. Bulan-bulan baik untuk melakukan latihan adalah dari Januari hingga April.

Referensi

  1. ^ "Tentang Paralayang". 10 Juni 2012. 
  2. ^ History of Paragliding. Circlinghawk.com.

Pranala luar

Paralayang di Indonesia dimulai saat Dudy Arief Wahyudi dan Gendon Subandono berlatih secara mandiri di Pantai Parangtritis, Yogyakarta pada akhir awal tahun 1990. Dudy dan Gendon berlatih menggunakan parasut Drakkar produksi Parachute de France tahun 1987. Untuk pengembangan olahraga paralayang ini, Dudy dan Gendon Subandono mendirikan Klub Paralayang Merapi. Di awal perkembangannya, olahraga paralayang di Indonesia lebih dikenal dengan nama olahraga terjun gunung, tetapi istilah ini kemudian dirubah menjadi olahraga paralayang pada tahun 1993 pada saat diselenggarakan Eksebisi Gantolle di Gunung Haruman, Garut. Nama paralayang dipilih dari usulan nama lain seperti parasutlayang, layangparasut dan terbangparasut.