Lompat ke isi

Capung

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 3 Maret 2006 09.03 oleh Wie146 (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Berkas:MEE 041213 026 resize.jpg
Capung merah kecil

Capung atau sibar-sibar dan capung jarum adalah kelompok serangga yang tergolong ke dalam bangsa Odonata. Kedua macam serangga ini jarang berada jauh-jauh dari air, tempat mereka bertelur dan menghabiskan masa pra-dewasa anak-anaknya. Namanya dalam bahasa daerah adalah papatong (Sd.), kinjeng (Jw.), coblang (Jw.) dll.

Capung (subordo Anisoptera) relatif mudah dibedakan dari capung jarum (subordo Zygoptera). Capung umumnya bertubuh relatif besar dan hinggap dengan sayap terbuka atau terbentang ke samping. Sedangkan capung jarum umumnya bertubuh kecil (meskipun ada beberapa jenis yang besar), memiliki abdomen yang kurus ramping mirip jarum, dan hinggap dengan sayap-sayap tertutup, tegak menyatu di atas punggungnya.

Habitat dan Kebiasaan

Berkas:MJ 050326 043 rsz.jpg
Capung jarum biru jantan

Capung dan capung jarum menyebar luas, di hutan-hutan, kebun, sawah, sungai dan danau, hingga ke pekarangan rumah dan lingkungan perkotaan. Ditemukan mulai dari tepi pantai hingga ketinggian lebih dari 3.000 m dpl. Beberapa jenisnya, umumnya jenis capung, merupakan penerbang yang kuat dan luas wilayah jelajahnya. Beberapa jenis yang lain memiliki habitat yang spesifik dan wilayah hidup yang sempit. Capung jarum biasanya terbang dengan lemah, dan jarang menjelajah sampai jauh.

Capung dan capung jarum meletakkan telurnya pada tetumbuhan yang berada di air. Ada jenis yang senang dengan air menggenang, namun ada pula jenis yang senang menaruh telurnya di air yang agak deras. Setelah menetas, tempayak capung hidup dan berkembang di dasar perairan, mengalami metamorfosa menjadi nimfa, dan akhirnya keluar dari air sebagai capung dewasa.

Tempayak dan nimfa capung hidup sebagai karnivor yang ganas. Nimfa capung yang berukuran besar bahkan dapat memburu dan memangsa berudu dan anak ikan.

Capung dan Manusia

Capung dewasa tidak pernah dianggap sebagai pengganggu atau hama. Capung bahkan membantu petani di sawah karena memburu beberapa macam serangga yang biasa menjadi hama tanaman, seperti ngengat dan walang sangit. Anak-anak di desa sering menangkapi capung untuk pakan burung, atau untuk bermain-main dengannya.

Di Jawa, ada suatu kepercayaan bahwa capung dapat digunakan sebagai ‘obat’ untuk menyembuhkan kebiasaan mengompol pada anak-anak. Caranya, capung yang masih hidup didekatkan dan ditempelkan pada pusar si anak agar menggigitnya. Dengan demikian kebiasaan mengompol dapat dihentikan. Wallahu ‘alam.