Pertempuran Tsushima
Pertempuran
Dua kapal rumah sakit yang mengikuti armada Rusia terlihat kapal penjelajah Jepang. Armada Rusia berlayar dari selatan-barat daya menuju utara-timur laut; Armada Jepang dari datang dari barat menuju timur laut. Walaupun berisiko kehilangan sebagian dari armadanya, Laksamana Togo memerintahkan kapal-kapal perangnya untuk berbalik arah satu per satu agar bisa berhadapan dengan armada Rusia. Kapal-kapal Jepang berbalik arah dengan selamat, dan kedua armada saling berhadapan terpisah jarak 6.200 meter. Era pertempuran laut modern dimulai ketika kedua belah armada mulai saling melepaskan tembakan meriam.
Sebelum Pertempuran Tsushima, kapal-kapal dalam pertempuran laut melepaskan tembakan meriam pada jarak yang lebih dekat. Laksamana Togo unggul karena armada Rusia tidak bersiap menghadapi serangan. Sejak perang dimulai, awak kapal perang Jepang sudah terus-menerus berlatih menembakkan meriam dengan peluru sub-kaliber. Armada Laksamana Togo memiliki penembak meriam yang lebih unggul dan lebih sering mengenai sasaran. Selain itu, kualitas amunisi Jepang waktu itu lebih baik dibandingkan amunisi Rusia. Tembakan meriam kapal-kapal Jepang juga lebih akurat karena memiliki lebih banyak instrumen pengukur jarak dibandingkan kapal Rusia.
Armada Baltik waktu itu sedang tidak dalam keadaan siap tempur. Selain 4 kapal perang terbaru kelas Borodino, Armada Baltik terdiri dari kapal model lama dan tidak terpelihara dengan baik. Pelayaran panjang menyebabkan bagian bawah lambung kapal kotor karena kurangnya waktu pemeliharaan. Akibatnya, kecepatan kapal Rusia menjadi berkurang. Kapal-kapal Laksamana Togo bisa memiliki kecepatan maksimum 16 knot (30 km/jam), sedangkan kapal-kapal Laksamana Rozhestvensky hanya memiliki kecepatan maksimum 9 knot (17 km/jam). Laksamana Togo memanfaatkan keunggulan manuver kapal-kapalnya, dan sempat melakukan taktik pertempuran laut Crossing the T sebanyak 2 kali.
Laksamana Rozhestvensky tewas seketika akibat pecahan logam di kepala. Dalam sehari pada 27 Mei 1905, armada Rusia kehilangan kapal tempur Knyaz' Suvorov, Oslyabya, Emperor Alexander III, dan Borodino. Kapal-kapal Jepang hanya mengalami kerusakan ringan, terutama Kapal tempur Jepang Mikasa. Menjelang malam, Laksamana Muda Nebogatov mengambil alih komando armada Rusia.
Di malam hari, kapal torpedo dan kapal perusak Jepang mulai memburu kapal-kapal armada Rusia yang berpencar dalam kelompok-kelompok kecil dan berusaha malarikan diri ke utara. Kapal tempur Navarin yang memang sudah tua, tenggelam. Kapal tempur Sisoy Veliki dan dua kapal penjelajah tua rusak berat: Admiral Nakhimov dan Vladimir Monomakh hingga harus ditenggelamkan di pagi harinya.
Kronologi peristiwa
27 Mei 1905 (JST)
- 04:45 Kapal penjelajah Jepang Shinanomaru yang tergabung dalam Armada Gabungan Jepang sedang dalam misi khusus penyamaran. Awak Shinanomaru melihat Armada Baltik Rusia di perairan sebelah barat Kyushu dan mengirim telegram.
- 05:05 Armada Gabungan Jepang berangkat dari pelabuhan, dan mengirim telegram berisi ke Markas Besar Kekaisaran, "Hari ini cuaca cerah tetapi ombak sedang tinggi." (本日天気晴朗なれども波高し , Honjitsu tenki seirō naredomo nami takashi) yang mengandung pesan terselubung tentang senjata yang akan dipakai.
- 13:39 Armada Gabungan Jepang melihat Armada Baltik Rusia dengan mata telanjang, dan segera mengibarkan bendera perang.
- 13:55 Jarak: 12.000 meter. Kapal tempur Mikasa mengibarkan bendera semboyan Z.
- 14:05 Jarak: 8.000 meter. Armada Gabungan Jepang memulai manuver untuk berbalik arah
- 14:07 Jarak: 7.000 meter. Kapal tempur Mikasa menyelesaikan manuver balik arah. Armada Baltik Rusia mulai menembak.
- 14:10 Jarak: 6.400 meter. Seluruh kapal-kapal Jepang menyelesaikan manuver balik arah.
- 14:12 Jarak: 5.500 meter. Mikasa terkena tembakan.
- 14:16 Jarak: 4.600 meter. Armada Gabungan Jepang mulai memusatkan tembakan ke arah Knyaz' Suvorov yang menjadi kapal komando Armada Baltik Rusia.
- 14:43 Oslyabya dan Knyaz' Suvorov terbakar hebat.
- 14:50 Emperor Alexander III mulai berbelok ke utara dan berusaha melarikan diri dari pertempuran.
- 15:10 Kapal tempur Rusia Oslyabya tenggelam, sedangkan Knyaz' Suvorov berusaha melarikan diri.
- 18:00 Kedua belah pihak saling mendekat untuk kedua kalinya (jarak: 6.300 m), dan kembali mulai saling melepaskan tembakan.
- 19:03 Emperor Alexander III tenggelam.
- 19:20 Kapal tempur Rusia Knyaz' Suvorov, Borodino, dan Sisoy Veliki tenggelam.
28 Mei 1905 (JST)
- 09:30 Armada Baltik Rusia kembali dalam jarak tembak Armada Gabungan Jepang
- 10:34 Komandan Rusia memberikan semboyan "XGE", berarti "Saya menyerah" dalam istilah Kode Semboyan Internasional yang digunakan waktu itu.
- 10:53 Pihak Jepang menerima penyerahan Rusia.
Pascapertempuran
Keempat kapal perang lain di bawah komando Laksamana Muda Nebogatov dipaksa menyerah pada hari berikutnya. Dari keempat kapal tersebut hanya terdapat satu kapal perang modern, kapal tempur Orel, sedangkan selebihnya merupakan kapal tempur tua Emperor Nikolay I, dan dua kapal perairan Apraxin dan Admiral Senyavin. Keempat kapal tersebut tidak akan mampu bertahan atas serangan armada Jepang. Hingga malam 28 Mei, hanya tinggal satu kapal Rusia yang dikejar armada Jepang. Kapal perairan Admiral Ushakov menolak untuk menyerah dan ditenggelamkan kapal penjelajah Jepang. Walaupun usianya sudah tua, kapal penjelajah Dmitri Donskoy berjuang melawan 6 kapal penjelajah Jepang dan bertahan sampai hari berikutnya, walaupun akhirnya rusak berat dan harus ditenggelamkan. Tiga kapal penjelajah Rusia, Aurora, Zhemtchug, dan Oleg berhasil lolos ke pangkalan AL Amerika Serikat di Manila dan ditahan. Di pihak Rusia, hanya kapal layar cepat Almaz (digolongkan sebagai kapal penjelajah kelas 2) dan 2 kapal perusak yang berhasil sampai di Vladivostok.
Rusia kehilangan hampir seluruh kapal Armada Baltik dalam pertempuran di Selat Tsushima. Pihak Jepang hanya kehilangan 3 kapal torpedo (Nomor 34, 35, dan 69). Peristiwa ini meruntuhkan prestise Rusia di dunia internasional, sekaligus pukulan besar bagi Dinasti Romanov.
Daftar pustaka
- Busch, Noel F. (1969). The Emperor's Sword: Japan vs. Russia in the Battle of Tsushima. New York: Funk & Wagnall’s.
- Corbett, Julian (1994). Maritime Operations In The Russo-Japanese War 1904-1905. ISBN 1557501297.
- Grant, R. (1907). Before Port Arthur in a Destroyer. London: John Murray.
- Hailey, Foster (1964). Clear for Action: The Photographic Story of Modern Naval Combat, 1898-1964. New York: Duell, Sloan and Pierce.
- Hough, Richard Alexander (1960). The Fleet That Had to Die. New York: Ballantine Paperbacks.
- Novikoff-Priboy, A (1936). Tsushima. London: George Allen & Unwin.
- Seager, Robert (1977). Alfred Thayer Mahan: The Man And His Letters. ISBN 0-87021-359-8.
- Semenoff, Vladimir (1910). Rasplata (The Reckoning). London: John Murray.
- Semenoff, Vladimir (1912). The Battle of Tsushima. New York: E.P. Dutton & Co.
- Tomitch, V. M. (1968). Warships of the Imperial Russian Navy. Battleships.
- Warner, Denis and Peggy (1975). The Tide at Sunrise. A History of the Russo-Japanese War 1904-1905. ISBN 0-7146-5256-3.
- Woodward, David (1966). The Russians at Sea: A History of the Russian Navy. New York: Praeger Publishers.
Pranala luar
- The Russo-Japanese War Research Society — Pertempuran Tsushima