Lompat ke isi

Achmad Wiranatakusumah

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 5 Juni 2020 06.35 oleh Rakean Radite (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi '<ref>{{Cite book|title=Letjen TNi (Purn.) Achmad Wiranatakusumah|last=Taram, sastranegara, Yahya|first=Aam, R. H., Iip D|date=2019|publisher=PT kompas media Nusantara|...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

[1][2]Letjen TNI achmad wiranatakusumah

R. Achmad wiranatakusumah lahir di Bandung pada 11 oktober 1925 dari Pasangan Raden Aria Adipati H. Muharam Wiranatakusumah, Dalem (Bupati Bandung) yg juga seorang ulama dan seniman, dengan Raden Ayu Sankaningrat, keturunan Bupati Sumedang

Pada 1939 Achmad Bersama saudara dan teman-temanya Mendirikan organisasi pemuda bernama Zwarteanker jeugd Organitatie kemudian berubah menjadi Padjadjaran Jeugd Troep. Sebagai wadah perjuangan dalam menghadapi invasi jepang ke indonesia.

Membangun Pasukan diciwidey

Achmad bersama Anggotanya mengumpulkan para pemuda yg memiliki semangat juang untuk mengusir belanda, mereka datang dari daerah perkebunan sukaati, ciwidey, soreang, banjaran dan majalaya.

Pada 7 Oktober 1945 , Achmad mendirikan kesatuan Tentar. Para perwiranya bekas seinendan, Peta dan Heiho. Jumlah anggotanya tidak lebih dari 200 orang sehingga hanya cukup menjadi dua kompi.

Setelah itu pasukan bergerak ke soreang untuk bergabung dengan pasukan lain,barulah pada 8 januari 1946, Pasukan Achmad diresmikan jadi Batalyon III resimen 8 . Ditubuh Divisi Siliwangi terjadi reorganisasi. Kesatuan Achmad diberi nama Batalyon III Resimen Menjadi Batalyon 26 Brigade Guntur II dengan Komandan Brigade Daan Yahya. Pada saat itu juga, batalyon Achmad dijuluki pasukan Siluman. Julukan Itu disematkan oleh tentara Belanda karena Batalyon Achmad melakukan serangan secara mendadak dan tidak ada tanda-tanda sebelumnya. Ketika Belanda membalas serangan dengan mengejar, tiba-tiba Batalyon Achmad menghilang tidak dapat dikejar atau dideteksi dari mana datangnya dan kemana menghilangnya.

Rakyat juga menyebut Batalyon Achmad bisa "Nyiluman".Maka, munculah julukan Batalyon Siluman di samping Nama Batalyon 26. Yg kelak melegenda menjadi Batalyon Siluman Merah A3W (Ayax en drie willem).

Biografi Aom Achmad wiranatakusumah

Sebagai Komandan Batalyon Siluman Merah, Achmad menjalani peristiwa Penting bagi Divisi Siliwangi, yaitu hijrah Ke Jawa Tengah dan longmarch kembali ke Jawa Barat. Bahkan dia Memimpin Rombongan Terakhir yg terbesar mencapai 2500 orang. Dalam perjalanan yg panjang dan lama,dia bersama pasukanya harus menghadapi dua musuh sekaligus, yaitu belanda dan DI/TII S.M Kartosoewirjo.

Achmad terlibat dalam penumpasan gerakan merongrong Republik Indonesia, seperti Pemberontakan PKI di Madiun dan Republik Maluku Selatan (RMS). Dia juga mengalami pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) yg dipimpin Kapten Raymond Westerling dan Peristiwa Zulkifli Lubis.

Bekal Pendidikan di Amerika Serikat membuat Achmad menguasai strategi Militer. Oleh karena itu, ketika perjuangan merebut Irian Barat, dia ditugaskan menyusun Strategi infiltrasi ke Irian Barat karena strategi sebelumnya gagal. Dalam rangka Trikora itu, dia mendapat tugas membangun Tjaduad (Tjadangan Umum Angkatan Darat), yg kemudian menjadi KOSTRAD. Dia menjabat kepala Staf dengan Komandanya Mayjen TNI Soeharto.

Ketika soeharto menjabat Panglima mandala dalam Trikora, Achmad menjadi Panglima Mandala dari Angkatan Darat. Setelah selesai Operasi Trikora, Achmad ditunjuk menjadi Ketua Tim Serah Terima Kekuasaan atas Irian Barat dari Belanda Kepada Indonesia.

Achmad kembali dipercaya mewakili Angkatan Darat sebagai Deputi II Bagian Operasi Kolaga ( Komando Mandala Siaga) pada saat Indonesia berkonfrontasi dengan Malaysia.

Sebagai Kepala Staff Kostrad, Achmad memegang kendali atas situasi genting setelah peristiwa Gerakan 30 september 1965 (G30S). Dialah yg memimpin rapat dan memerintahkan pergerakan pasukan untuk menumpas G30S.

Setelah soeharto menjadi Men/Pangad,Achmad ditawari menjadi Panglima Kostrad. Namun, dia menolak, begitu pula tawaran menjadi Gubernur Jawa Barat. Dia kemudian memimpin Lembaga Pengkajian Angkatan Darat (Lajistrad), sebelum akhirnya menjadi sekjen dewan Hankamnas. Dan menjadi salah satu perumus Utama GBHN.

Achmad menjiwai Intelijen.sebagai Alumnus Pendidikan militer di Amerika Serikat, dia memiliki hubungan dengan intelijen Amerika sekaligus Rusia. Amerika serikat pernah meminta Achmad untuk mengirim Tim dalam rangka Missing In Action ke vietnam untuk mencari tentara Amerika Serikat Yg Hilang.

Kiprah sang Komandan Siluman Merah

Achmad patut Bangga karena anak buahnya banyak yg menjadi inti pasukan elite, seperti RPKAD (Kemudian jadi Kopassus) dan pasukan Lintas Udara Kujang, antara lain Alex saleh Prawiraatmadja, Pandries, Fadillah, marcel Muhammad, suhanda, dan lain-lain. Komandn kompi dan komandan peleton mencapai pangkat jenderal, seperti HR dharsono(Sekjen Asean) , Alex Saleh Prawiraatmadja, Poniman (Menhankam),G. H. Mantik (Pangkowilhan 1), Ahmad Yusuf,obrien Dll.

Achmad pula yg menemukan seorang prajurit komando Belanda, yaitu Visser alias Idjon Djanbi, yg menjadi Petani di Lembang, Bandung. Dia menyerahkanya kepada sutoko untuk mendirikan kesatuan Komando Teritorium III yg kemudian menjadi RPKAD (Sekarang Kopassus).

Achmad berkontribusi dalam organisasi kemiliteran TNI pada 1945, antara lain perubahan seksi jadi peleton, markas batalion jadi staf kompi, dan sebagainya. Pasukan Achmad yg pertama meletakan pangkat di bahu, sedangkan pasukan-pasukan lain tanda pangkatnya ditempel di dada seperti tentara jepang. Tanda infanteri senjata bersilang, Tanda RI di kerah kemeja, lagu mars batalion hasil mengubah lagu Lily marleen diambil alih oleh Divisi siliwangi waktu hijrah ke jawa tengah. Bahkan, gagasan "Pagar betis" untuk menumpas DI/TII berasal dari Achmad sewaktu menjabat Komandan Resimen 8 Bogor.

Akhir Aom Achmad

Achmad Pensiun pada 1980 dengan pangkat terakhir letnan jenderal. Jabatan terakhirnya sebagai Sekretaris Jenderal Dewan Hankamnas.

Setelah pensiun, Achmad menepi ke barutunggul Ciwidey di kaki Gunung Sepuh. Disana dia bernostalgia dengan basis pertahanan terakhirnya sebelum hijrah ke Jawa Tengah. Para mantan anak buahnya sering mengunjunginya. Dia mendirikan Yayasan Purna Yudha Siluman Merah A3W dan membuat koperasi untuk kesejahteraan anggotanya.

Hobbi

Dia tak Punya mobil Pribadi, hanya mobil sedan dinas berwarna hijau militer. "Kalau saya punya Uang, lebih baik untuk memperbaiki perahu motor saya," kata achmad yg juga suka bermain tenis dan aerobik.

Hobinya memperbaiki kapal. Dia dapat kapal bekas dari dinas Angkutan Darat Bagian Laut. Dia dan montir memperbaiki kapal bekas itu. Dua kapalnya tidak selesai dan belum sempat melaut. Yg digunakan untuk melaut adalah kapal kecil atau speedboat. Dia menamai kapalnya nget-nget Dari kata ngeteng. Maksudnya , kapal itu diperbaiki dengan cara bertahap (Ngeteng)

Akhir Aom Achmad

Achmad meninggal di kereta Api dalam perjalanan bandung jakarta pada 27 september 1999.

Riwayat keluarga

Dari dua kali pernikahanya, dia mendapatkan tujuh anak :

  1. Siti fatimah ratnasangkara Wiranatakusumah
  2. Antar yuma tulisa Wiranatakusumah
  3. Roxanne Siti aminah Kurniati Wiranatakusumah
  4. Attila nuh Achmad Nasran Wiranatakusumah
  5. Marsekal Madya Kisenda Wiranatakusumah M.A.
  6. Achmad Ingemar Laguna
  7. Kisano Alam Wiranatakusumah
  1. ^ Taram, sastranegara, Yahya, Aam, R. H., Iip D (2019). Letjen TNi (Purn.) Achmad Wiranatakusumah. Jakarta: PT kompas media Nusantara. hlm. 163 s/d 172. ISBN 978-602-412-623-0. 
  2. ^ Taram, Sastranegara, D yahya., Aam, R. H. ,Iip (2019). Letjen TNI (Purn.) Achmad Wiranatakusumah "Komandan Siluman Merah". Jakarta: PT kompas Media Nusantara. hlm. 163 s/d 172. ISBN 978-602-412-623-0.