Lompat ke isi

Kapal samudra

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 1 Juli 2020 11.04 oleh AABot (bicara | kontrib) (Bot: Perubahan kosmetika)
Kapal samudera RMS Queen Mary 2 melintasi Terusan Suez

Kapal samudera adalah kapal yang dirancang untuk mengangkut manusia dari suatu pelabuhan laut ke pelabuhan laut lainnya di seberang samudera secara terjadwal.[1] Kapal samudera berbeda dengan kapal feri yang menghubungkan pelabuhan yang dekat, ataupun kapal pesiar yang tujuan utamanya adalah membawa penumpang berwisata, bukan transportasi.

Kapal samudera biasanya memiliki lambung bebas minimum yang tinggi untuk mengarungi ombak besar di samudera dan cuaca buruk. Selain itu, kapal samudera ini juga dirancang dengan lambung kapal yang lebih tebal daripada kapal pesiar, bahan bakar lebih banyak untuk menjangkau daratan yang lebih jauh, serta lebih banyak perbekalan untuk perjalanan jauh.

Kapal samudera pertama dibangun pada pertengahan abad 19. Kemajuan teknologi seperti mesin uap dan lambung baja memungkinkan dibangunnya kapal yang lebih besar dan cepat. Dahulu kapal samudera adalah moda transportasi utama yang menghubungkan kota-kota antar samudera, namun sekarang menjadi usang dikarenakan keberadaan pesawat terbang komersial setelah Perang Dunia II. Setelah RMS Queen Elizabeth 2 dipensiunkan pada tahun 2008, satu-satunya kapal samudera yang tersisa adalah RMS Queen Mary 2. Dari banyaknya kapal yang dibuat, hanya sembilan kapal samudera yang dibangun sebelum 1967 yang tersisa.

Ikhtisar

RMS Lusitania tiba di New York pada tahun 1907. Sebagai moda transportasi utama penghubung samudera selama lebih dari satu abad, kapal samudera sangat esensial untuk memenuhi kebutuhan transportasi pemerintah, perusahaan, dan khalayak ramai.

Kapal samudera adalah moda transportasi antarbenua utama selama satu abad, dari pertengahan abad 19 hingga digantikan oleh pesawat penumpang komersial pada dekade 1950an. Selain penumpang, kapal samudera juga mengangkut surat dan kargo. Kapal yang dikontrak untuk mengangkut surat Royal Mail menggunakan pangkat RMS yang berarti Royal Mail Ship. Kapal samudera juga merupakan pilihan utama untuk mengangkut emas atau kargo bernilai tinggi lainnya.[2]

Rute tersibuk yang diarungi kapal samudera adalah Samudera Atlantik Utara, dengan kapal-kapal yang menghubungkan Eropa dan Amerika Utara. Di rute inilah kapal tercepat, terbesar, dan paling canggih berlayar. Meski demikian, sebagian besar kapal samudera merupakan kapal ukuran sedang yang mengangkut penumpang dan kargo antarnegara dan dari negara-negara Eropa dengan koloninya sebelum masa penerbangan jet. Rute tersebut meliputi Eropa ke koloni Afrika dan Asia, Eropa ke Amerika Selatan, kapal pembawa imigran dari Eropa ke Amerika Utara pada dua dekade awal abad ke-20, dan ke Kanada dan Australia setelah Perang Dunia II.

Pada masa kebangkitan penerbangan komersial, jumlah perjalanan kapal samudera semakin menurun. Hal ini mengakibatkan transisi kapal penumpang dari alat transportasi pada era kapal samudera, menjadi alat rekreasi pada era kapal pesiar. Untuk membuat kapal samudera tetap menguntungkan, perusahaan perkapalan mengubah beberapa kapal samudera menjadi kapal pesiar, seperti SS France/Norway.[3] Beberapa karakteristik dari kapal samudera membuat banyak kapal tidak cocok untuk menjadi kapal pesiar, seperti konsumsi bahan bakar yang tinggi, sarat air yang dalam mengakibatkan kapal tidak dapat memasuki pelabuhan dangkal, dan kabin (seringnya tanpa jendela) didesain untuk memaksimalkan jumlah penumpang bukan kenyamanan. Kapal SS Michelangelo dan SS Raffaello milik Italian Line, kapal samudera terakhir yang dibangun dengan tujuan utama untuk mengarungi Samudera Atlantik Utara, tidak dapat diubah menjadi kapal pesiar secara ekonomis dan tidak bertahan lama.[4]

Sejarah

Pada tahun 1840, kapal uap Britania berlayar dari Liverpool (Inggris) ke Boston (Amerika Serikat), melintasi Samudera Atlantik. Titanic dan Normandie adalah contoh kapal samudera terkenal yang tenggelam.

Selama Perang Dunia II, ada pula kapal samudera yang digunakan untuk mengangkut ataupun mengevakuasi prajurit, seperti Wilhelm Gustloff.

Pada tahun 1960-an, secara bertahap pesawat terbang mengambil alih bisnis yang sebelumnya dijalankan oleh kapal samudera, dan pada tahun-tahun terkini, kapal samudera tidak lagi ditujukan untuk mengangkut penumpang, melainkan pesiar saja.

Referensi

  1. ^ "Ocean liner | ship". Encyclopedia Britannica (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-05-30. 
  2. ^ Pickford, Nigel (1999). Lost treasure ships of the twentieth century. Internet Archive. Washington, D.C. : National Geographic. 
  3. ^ "Norway Photo's by Raoul Fiegbig". ssmaritime.com. Diakses tanggal 2020-05-30. 
  4. ^ "Italia Line T/n Michelangelo & Raffaello". ssmaritime.com. Diakses tanggal 2020-05-30.