Lompat ke isi

Pengguna:SemurBogor/Evita Nursanty

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 17 Juli 2020 06.12 oleh SemurBogor (bicara | kontrib) (mengacu pada saran pengurus yaitu memperhatikan WP:gaya)
Nukila Evanty
Informasi pribadi
LahirIndonesiaBagansiapiapi, Riau
KebangsaanIndonesiaIndonesia
Alma mater[[[https://fh.undip.ac.id/# Universitas Diponegoro],1993]]
[[[https://www.rug.nl University of Groningen],2001]]
[[[https://rwi.lu.se Raoul Wallenberg (RWI) Institute of Lund University],2002]]
[[[https://www.uu.se/en Uppasala University],2004]]
[[[https://www.law.unsw.edu.au University of New south Wales],2007]]
Dikenal karenaPendidikan, Sosial
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Nukila Evanty, adalah aktifis hak asasi perempuan Internasional, seorang feminist, budayawan, dan aktifist social environment justice. Lahir di Bagansiapiapi, Riau, Indonesia.

Nukila mempunyai pengalaman lebih dari 15 tahun dalam memperjuangkan hak-hak perempuan, termasuk hak-hak kelompok marjinal, kelompok minoritas, dan kelompok rentan. Ayah dan Kakek Nukila merupakan seorang Indigenous People di Riau, pulau Sumatra, sehingga Nukila selalu terlibat dalam pergerakkan dan perjuangan Indigenous atau masyarakat adat di Riau. Profil Nukila dapat dilihat pada DTP (Diplomacy Trainning Program) alumni[1] University of New South Wales.

Sejak tahun 2008 beliau merupakan satu-satunya spesialis hak asasi manusia yang pernah di tunjuk Perserikatan Bangsa Bangsa Indonesia dan OHCR (Kantor Komisioner Tinggi Hak Asasi Manusia) dan memfasilitasi tim negara PBB (UNCT).

Pada tahun 2019, Nukila terpilih sebagai panel juri satu-satunya dari Indonesia di UN Solution Summit, yaitu suatu wadah untuk memilih suatu temuan atau inovasi dari seluruh dunia yang berdampak positif, berkelanjutan dan sesuai dengan capaian SDGs (Sustainable Development Goals)

Pada tahun 2018, Nukila mendirikan lembaga dibidang kesetaraan gender yang berpusat di Jakarta Indoensia, bernama Women Working Group (WWG) dan menjabat sebagai Direktur Eksekutif[2]. Beliau juga menduduki posisi Board of Directors of AWID[3] (Association for Women's Rights in Development) untuk tahun 2018-2021, yaitu lembaga perempuan Internasional yang bertujuan untuk memperkuat penghormatan perlindungan Women Rights. Sebagai Director of Rights Foundation[4], yaitu lembaga Regional yang menjadi platform pemimpin-pemimpin di kawasan Asia dalam menguatkan Human Rights dan Social Justice. Sebagai Advisory Board di Asia Center[5], yang berpusat di Bangkok, Thailand. Pergerakkan Internasional Nukila berlanjut sebagai Member of Permanent Commission di World Union of Small and Medium Entreprises[6] (WUSME) , dan Director Executive di Amcolabora Institute[7]. Amcolabora Institute merupakan sebuah lembaga penelitian bidang kebencanaan, perubahan iklim dan Sustainable Development Goals (SDGs).

Demi kepentingan keadilan sosial, hak asasi manusia, perkembangan yang berkelanjutan, dan masalah perlindungan lingkungan, Nukila banyak membuat tulisan yang diterbitkan oleh penerbit Internasional. Diantaranya yaitu disalah satu chapter buku disaster risk reduction in Indonesia[8], salah satu chapter di buku the Indonesian genocide of 1965[9] , salah satu chapter buku national Human Rights Institutions in Southeast Asia-Selected Case Studies[10], Indonesia Human Rights and the International Human Rights Regime[11] dan Catatan global tentang Indigenous Peoples Indonesia[12].

Selain itu Nukila juga aktif menulis di media cetak Nasional dan beberapa situs mengenai hak asasi manusia terutama yang berkaitan dengan hak-hak perempuan dan lingkungan hidup, seperti Human Rights Recomendation for Indonesia di The Jakarta Post[13], Mau ke Mana Setelah Konferensi Perubahan Iklim di Madrid 2019 di Harian Suara Merdeka[14], Tanggung Jawab Pemerintah pada Bencana Asap di situ detik news[15], Nasib Perempuan dan Anak-anak Terpapar Radikalisme pada situs Kumparan[16], dan Tentang Matim Seber dan Hak Masyarakat Adat Manggarai Timur di situs Newsdaily.com[17]

Pendidikan

Pengalaman

Referensi

  1. ^ "Nukila Evanty | Diplomacy Training Program". www.dtp.unsw.edu.au. Diakses tanggal 2020-07-14. 
  2. ^ "Nukila Evanty". womenworkinggroup.org. Diakses tanggal 2020-07-17. 
  3. ^ "Our Board of Directors". AWID (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-07-14. 
  4. ^ "Nukila Evanty – RIGHTS" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-07-14. 
  5. ^ "Advisory Board". Asiacentre.org (dalam bahasa Inggris). 2015-09-30. Diakses tanggal 2020-07-14. 
  6. ^ "Nukila EVANTY". Wusme (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-07-14. 
  7. ^ "About Us". Amcolabora (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-07-14. 
  8. ^ Evanty, Nukila; Mardiah, Andri N.R; C.Lovvett, Jon (2017). Disaster Risk Reduction in Indonesia. Switzerland: Springer International Publishing AG. hlm. 57–84, Toward Integrated and Inclusive Disaster Risk Reduction in Indonesia: Review of Regulatory Frameworks and Institutional Networks. ISBN 978-3-319-54465-6. 
  9. ^ Evanty, Nukila; Pohlman, Annie (2018). The Indonesian Genocide 1965. Switzerland: Palgrave Macmillan. hlm. 311–334, After 1965: Legal Matters for Justice?. ISBN 978-3-319-71454-7. 
  10. ^ Evanty, Nukila (2020). National Human Rights Institutions in Southeast Asia-Selected Case Studies. Beijing: Palgrave Macmillan. hlm. 141–162 , Komnas HAM: Discrepancies Between Its Mandate and the Indonesian Constitutional Framework. ISBN 978-981-15-1073-1. 
  11. ^ Evanty, Nukila (2011). Indonesia Human Rights and the International Human Rights Regime. Saarbrucken, Germany: LAP Lambert Academic Publishing. ISBN 9783843374842. 
  12. ^ The World Conference on Indigenous Peoples: A View From Indonesia[1]
  13. ^ Evanty, Nukila (11 Desember 2013). "Human rights recomendation for Indonesia". TheJakartaPost. 
  14. ^ Evanty, Nukila (1 Februari 2020). "Mau ke mana Setelah Konferensi Perubahan Iklam di Madrid 2019?". SUARAMERDEKA.com. 
  15. ^ Evanty, Nukila (16 September 2019). "Tanggung Jawab Pemerintah pada Bencana Asap". detiknews. 
  16. ^ Evanty, Nukila (13 Januari 2020). "Nasib Perempuan dan Anak-anak Terpapar Radikalisme". Kumparan. 
  17. ^ Evanty, Nukila (13 Juni 2020). "MATIM SEBER, Hak Masyarakat Adat Manggarai Timur". Nusadaily.com.