Latae sententiae

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 27 September 2008 03.49 oleh Ridwanong (bicara | kontrib)

Anda menggunakan templat ini di ruang nama yang salah. Alihkan templat ini pada halaman pembicaraan penggunanya. Anda menggunakan templat ini di ruang nama yang salah. Alihkan templat ini pada halaman pembicaraan penggunanya. Anda menggunakan templat ini di ruang nama yang salah. Alihkan templat ini pada halaman pembicaraan penggunanya. Anda menggunakan templat ini di ruang nama yang salah. Alihkan templat ini pada halaman pembicaraan penggunanya. Anda menggunakan templat ini di ruang nama yang salah. Alihkan templat ini pada halaman pembicaraan penggunanya. Anda menggunakan templat ini di ruang nama yang salah. Alihkan templat ini pada halaman pembicaraan penggunanya. Anda menggunakan templat ini di ruang nama yang salah. Alihkan templat ini pada halaman pembicaraan penggunanya. Anda menggunakan templat ini di ruang nama yang salah. Alihkan templat ini pada halaman pembicaraan penggunanya. Anda menggunakan templat ini di ruang nama yang salah. Alihkan templat ini pada halaman pembicaraan penggunanya. Anda menggunakan templat ini di ruang nama yang salah. Alihkan templat ini pada halaman pembicaraan penggunanya. Latae sententiae adalah istilah Bahasa Latin yang digunakan di dalam Hukum Kanon Gereja Katolik Roma yang berarti secara harafiah "dijatuhi hukuman".

Secara resmi, sebuah hukuman latae sententiae secara langsung terjadi begitu hukum dilanggar.[1] Sebuah hukuman latae sententiae bisa berbentuk salah satu dari tiga hal berikut: ekskomunikasi, interdiksi, atau penangguhan. Ekskomunikasi melarang dilakukannya hak-hak pembaptisan tertentu, dan bisa melibatkan pelarangan keikut-sertaan dalam acara-acara liturgi dan kepengurusan gereja, dan pelarangan penerimaan rahmat-rahmat gereja.[2][3] Sebuah interdiksi melibatkan pelarangan-pelarangan liturgis seperti ekskomunikasi, naun tidak mempengaruhi keikut-sertaan di dalam kepengurusan gereja.[4] Penangguhan, yang mempengaruhi hanya para anggota pengurus gereja, mempengaruhi seluruh atau sebagian kuasa memerintah, kepengurusan, atau fungsi yang melekat pada suatu jabatan tertentu.[5]

Dalam undang-undang Hukum Kanon Katolik Roma yang berlangsung sekarang, terdapat delapan situasi dimana seseorang bisa menerima ekskomunikasi latae sententiae. Kecuali kondisi pengecualian yang ada di kanon 1321-1330[6] dapat dibuktikan, orang-orang dibawah ini menerima ekskomunikasi latae sententiae:

  • seseorang yang murtad dari iman, seorang pengikut ajaran yang menentang ajaran gereja, atau suatu gerakan yang memecah gereja (skisma);[7]
  • seseorang yang membuang benda-benda Ekaristi yang telah diberkati atau yang mengambil dan menyimpannya semua untuk tujuan yang mencemarkan kesuciannya;[8]
  • seseorang yang menyerang Sri Paus secara fisik;[9]
  • seorang imam yang mengampuni seseorang yang terlibat dalam dosa terhadap Printah Allah keenam (pelarangan akan perzinahan) kecuali di bawah ancaman bahaya kematian;[10]
  • seorang uskup Gereja Katolik yang mentahbiskan seseorang menjadi uskup tanpa mandat Sri Paus, dan seseorang yang menerima pentahbisan darinya;[11]
  • seorang penerima pengakuan dosa yang secara langsung melanggar kerahasiaan pengakuan dosa yang sangat suci;[12]
  • seseorang yang mengadakan suatu aborsi yang lengkap;[13] dan
  • para pelanggar hukum yang tidak berkenaan dengan hukum yang membentuk ekskomunikasi latae sententiae namun tanpa peran mereka pelanggaran terhadap hukum ini tidak akan terjadi.[14]

]</ref>

Some instances in which one incurs interdict latae sententiae include the following:

If the ecclesiastical authority notices someone incurring what it considers a latae sententiae penalty, it may declare that the person has done so. However, the punishment is in effect since the perceived fault was committed, and the declaration simply aims to ascertain what the Church considers a fact.

A latae sententiae penalty differs from a ferendae sententiae (sentence to be made) one. If one commits an ecclesiastical offense for which a ferendae sententiae punishment is prescribed, the penalty will only take effect when imposed by the competent ecclesiastical authority.[1]

Note that latae sententiae is an adjectival phrase accompanying a noun, such as "excommunication". In connection with a verb, the corresponding adverbial phrase is in ablative absolute form, as in: "He was excommunicated lata sententia." -->

Referensi

  1. ^ a b "Can. 1314". Code of Canon Law. Diakses tanggal 2008-06-01. 
  2. ^ "Can. 1331". Code of Canon Law. Diakses tanggal 2008-06-01. 
  3. ^ "Excommunication". Catholic Encyclopedia. New Advent. Diakses tanggal 2008-06-01. 
  4. ^ "Can. 1332". Code of Canon Law. Diakses tanggal 2008-06-01. 
  5. ^ "Can. 1333". Code of Canon Law. Diakses tanggal 2008-06-01. 
  6. ^ "Cann. 1321-1330". Code of Canon Law. Diakses tanggal 2008-06-01. 
  7. ^ "Can. 1364". Code of Canon Law. Diakses tanggal 2008-06-01. 
  8. ^ "Can. 1367". Code of Canon Law. Diakses tanggal 2008-06-01. 
  9. ^ a b "Can. 1370". Code of Canon Law. Diakses tanggal 2008-06-01. 
  10. ^ a b "Can. 1378". Code of Canon Law. Diakses tanggal 2008-06-01. 
  11. ^ "Can. 1382". Code of Canon Law. Diakses tanggal 2008-06-01. 
  12. ^ "Can. 1388". Code of Canon Law. Diakses tanggal 2008-06-01. 
  13. ^ "Can. 1398". Code of Canon Law. Diakses tanggal 2008-06-01. 
  14. ^ "Can. 1329". Code of Canon Law. Diakses tanggal 2008-06-01. 
  15. ^ "Can. 1390". Code of Canon Law. Diakses tanggal 2008-06-01. 
  16. ^ "Can. 1394". Code of Canon Law. Diakses tanggal 2008-06-01.