Laurimba Saragih
Laurimba Saragih | |
---|---|
Speaker of the Regional People's Representative Council of Pematangsiantar | |
Masa jabatan 1987–1992 | |
Mayor of Pematangsiantar | |
Masa jabatan 25 April 1967 – 28 June 1974 | |
Pendahulu Mulatua Pardede Pengganti Sanggup Ketaren | |
Informasi pribadi | |
Lahir | Tanggabatu, Haranggaol, Dutch East Indies | 27 September 1927
Meninggal | 7 Juni 2011 Pematangsiantar, North Sumatra, Indonesia | (umur 83)
Karier militer | |
Pihak | Indonesia |
Dinas/cabang | Army |
Masa dinas | 1943—1967 |
Pangkat | Lieutenant Colonel |
Pertempuran/perang | Indonesian National Revolution Revolutionary Government of the Republic of Indonesia Indonesian mass killings of 1965–66 |
Sunting kotak info • L • B |
Laurimba Saragih (27 September 1927- 7 Juni 2011) adalah politikus Indonesia dan orang militer yang menjadi Wali kota Pematangsiantar dari tanggal 25 April 1967 sampai 28 Juni 1974.
Masa muda
Laurimba dilahirkan pada tanggal 27 September 1927 disebuah kota kecil yang bernama Tanggabatu terletak di Haranggaol, di pesisir Danau Toba.[1]
Karier
Laurimba memulai karier militernya dimasa Pendudukan Jepang di Indonesia. Dia mendukung pemerintah pusat di masa Negara Sumatra Timur dan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia. [2] Pada tahun 1965, dia menjadi Kepala Seksi 1 Kodim dan berpartisipasi dalam Pembantaian di Indonesia 1965–1966.[3]
Dia dilantik sebagai Walikota Pemantangsiantar pada tanggal 25 April 1967. Dia mengakhiri masa jabatannya pada tanggal 28 Juni 1974. Pada tahun 1985, dia menjadi Ketua Golkar cabang Pemantangsiantar.[4]
Dia terpilih sebagai Ketua DPRD Pemantangsiantar. Selama masa jabatannya, dia memperkenalkan slogan dari bahasa Simalunggun, Sipangambei Manoktok Hitei yang dalam terjemahan bebas artinya Bhinneka Tunggal Ika.[5]
Kehidupan selanjutnya
Dia meninggal dunia pada usianya yang ke 84 tahun pada tanggal 27 Juni 2011 di Rumah Sakit Horas Insani di Pematangsiantar. Dia dirawat di rumah sakit selama dua hari sebelum menghembuskan nafas terakhir karena sesak nafas dan demam tinggi.[6]
Menurut keluarganya, Laurimba merupakan seorang perokok berat dan mulai berhenti merokok setelah dia melakukan Umrah pada tahun 2009.[7]
Kehidupan pribadi
Laurimba menikah dengan Darijah Hasvy Hutasuhut.[8]
Referensi
- ^ Damanik, Liston (2011-06-27). "Walikota Bersahaja dan Pengayom Itu Telah Berpulang". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2020-07-03.
- ^ Damanik, Erond L. (May 2018). Potret Simalungun Tempoe Doeloe: Menafsir Kebudayaan Lewat Foto (PDF). Medan: Tim Simetri Institute. hlm. 261. ISBN 978-602-50158-5-4.
- ^ Damanik, Liston (2011-06-27). "Walikota Bersahaja dan Pengayom Itu Telah Berpulang". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2020-07-03.
- ^ Damanik, Liston (2011-06-27). "Walikota Bersahaja dan Pengayom Itu Telah Berpulang". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2020-07-03.
- ^ Damanik, Liston (2011-06-27). "Walikota Bersahaja dan Pengayom Itu Telah Berpulang". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2020-07-03.
- ^ Damanik, Liston (2011-06-27). "Walikota Bersahaja dan Pengayom Itu Telah Berpulang". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2020-07-03.
- ^ Damanik, Liston (2011-06-27). "Walikota Bersahaja dan Pengayom Itu Telah Berpulang". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2020-07-03.
- ^ Damanik, Erond L. (May 2018). Potret Simalungun Tempoe Doeloe: Menafsir Kebudayaan Lewat Foto (PDF). Medan: Tim Simetri Institute. hlm. 262. ISBN 978-602-50158-5-4.