Lompat ke isi

Margrethe II dari Denmark

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Margrethe II
Ratu Margrethe II pada Mei 2012
Ratu Denmark
Berkuasa14 Januari 1972 – sekarang
(52 tahun, 336 hari)
PendahuluFrederik IX
PewarisFrederik
Perdana Menteri
Kelahiran10 April 1934 (umur 89)
Istana Amalienborg, Kopenhagen
Permaisuri
(m. 1967)
Keturunan
Nama lengkap
Margrethe Alexandrine Þórhildur Ingrid
WangsaGlücksburg
AyahFrederik IX, Raja Denmark
IbuIngrid Bernadotte
AgamaGereja Lutheran Denmark
Tanda tanganMargrethe II

Margrethe Alexandrine Þórhildur Ingrid (lahir 28 Oktober 1934) adalah Ratu Denmark yang berkuasa sejak 14 Januari 1972. Sebagai kepala monarki Denmark, Margrethe secara hukum juga merupakan pemimpin tertinggi Gereja Denmark dan panglima tertinggi kerajaan. Motto resmi Ratu Margrethe II adalah "pertolongan Tuhan dan cinta rakyat adalah kekuatan Denmark". Peluangnya untuk duduk di takhta mulai terbuka saat ayahnya mengubah hukum pewarisan takhta Denmark lama yang hanya memperkenankan laki-laki duduk di takhta. Dia menjadi wanita pertama yang menjadi Ratu Denmark setelah Ratu Margrete I yang berkuasa pada tahun 1375–1412.

Secara pribadi, Margrethe adalah pelukis ulung dan menerbitkan ilustrasinya dengan nama Ingahild Grathmer. Kemampuan lain yang dimiliki sang ratu adalah mendesain pakaian. Di sisi lain, Ratu Margrethe II termasuk perokok berat.

Latar belakang

Margrethe lahir pada 16 April 1940 di Istana Amalienborg, Kopenhagen, pada masa kekuasaan kakeknya, Raja Christian X. Ayahnya adalah Frederik yang saat itu merupakan Putra Mahkota Denmark. Ibunya adalah Ingrid Bernadotte, putri dari Gustaf VI Adolf, Raja Swedia yang berkuasa pada tahun 1950 sampai mangkatnya pada 1973. Margrethe lahir sepekan setelah penyerangan Nazi terhadap Denmark pada 9 April 1940.[1]

Margrethe termasuk anggota dari Wangsa Glücksburg, sebuah dinasti yang berasal dari Jerman Utara. Anggota Wangsa Glücksburg juga melahirkan raja-raja yang berkuasa di Yunani dari 1863 sampai 1973. Norwegia sejak tahun 1905 juga dipimpin oleh raja-raja dari keluarga ini. Pangeran Philip yang merupakan suami Elizabeth II, Ratu Britania Raya, beserta anak-anak mereka yang merupakan para pewaris takhta Britania urutan terdepan juga termasuk anggota Wangsa Glücksburg dari jalur ayah.

Margrethe dibaptis pada tanggal 14 Mei di Gereja Holmen, Kopenhagen.[1] Nama pertamanya, Margrethe, diambil dari nama nenek dari pihak ibu, Putri Margaret dari Connaught. Nama tengahnya, Alexandrine, diambil dari nama neneknya dari pihak ayah. Sedangkan nama terakhirnya, Ingrid, diambil dari nama ibunya. Dikarenakan kakeknya juga merupakan penguasa Islandia, ia langsung diberikan nama tengah Islandia, Þórhildur (dieja dengan huruf khas Islandia, yang disederhanakan sebagai "th").[2]

Pewaris

Raja Christian X mangkat pada 20 April 1947, menjadikan ayah Margrethe dinobatkan sebagai Frederik IX, Raja Denmark yang baru. Pada masanya, aturan mengenai pewarisan takhta dalam Wangsa Glücksburg masih mengharuskan lelaki sebagai pewaris. Menurut hukum lama, takhta akan diwariskan kepada adik Frederik, Pangeran Knud, jika sang raja mangkat tanpa meninggalkan seorang putra.

Putri Margrethe, 1966.

Proses perubahan hukum mulai dilakukan tak lama setelah Frederik naik takhta, juga setelah terlihat jelas bahwa Permaisuri Ingrid sudah tidak dapat lagi melahirkan. Pada akhirnya hukum baru disahkan parlemen pada 27 Maret 1953. Dalam hukum pewarisan takhta yang baru, anak perempuan raja dapat mewarisi takhta bila sang raja mangkat tanpa meninggalkan seorang putra. Namun jika raja kemudian sempat memiliki seorang putra, maka status anak perempuan raja sebagai ahli waris tersebut akan dialihkan ke saudara lelakinya. Dengan ini, sebagai anak tertua Raja Frederik IX, Margrethe ditetapkan sebagai pewaris sementara.[1]

Margrethe dikukuhkan pada 1 April 1955 di Istana Fredensborg. Pada ulang tahunnya yang ke-18, 16 April 1958, ia mendapatkan kursi di Dewan Negara Denmark, dan sejak saat itu Putri Margrethe memimpin rapat-rapat Dewan apabila Raja berhalangan. Ia belajar ilmu politik di Universitas Aarhus antara 1961-1962, di Sorbonne pada 1963, dan di Sekolah Ekonomi London pada 1965.[3]

Pada 10 Juni 1967, Putri Margrethe menikah dengan seorang diplomat Prancis, Henrik de Laborde de Monpezat di Gereja Holmen di Kopenhagen. Henrik menerima gelar “Paduka Pangeran Henrik dari Denmark” karena posisi barunya sebagai pasangan pewaris takhta Denmark.[1] Mereka mendapatkan dua orang anak, yaitu Frederik yang lahir pada 26 Mei 1968 dan Joachim yang lahir pada 7 Juni 1969.[1]

Raja Frederik IX mangkat pada 1972. Dikarenakan sang raja pada akhirnya tidak memiliki anak laki-laki sampai akhir hayatnya, Putri Margrethe naik takhta menjadi Ratu Denmark. Dia adalah wanita pertama yang menjadi penguasa resmi Denmark setelah Ratu Margrete I.

Masa kekuasaan

Kenaikan takhta

Margrethe diumumkan sebagai Ratu Denmark di balkon Istana Christiansborg pada 15 Januari 1972 oleh Perdana Menteri Jens Otto Krag. Setelah naik takhta, Margrethe menanggalkan semua gelar tradisional yang disandang para raja terdahulu (seperti Raja Wend, Raja Goth, dan lainnya) dan hanya menggunakan gelar yang terkait dengan Denmark. Gelar resminya adalah "Atas berkat Tuhan, Ratu Denmark" (bahasa Denmark: Margrethe den Anden, af Guds Nåde Danmarks Dronning). Motto dari Ratu Margrethe II adalah "pertolongan Tuhan dan cinta rakyat adalah kekuatan Denmark".[4]

Saat pertama kali menyapa rakyat, Ratu Margrethe II berkata,

"Ayahku tercinta, raja kita, telah meninggal. Tugas yang ayahku emban hampir selama 25 tahun kini berada di pundakku. Aku berdoa kepada Tuhan agar memberiku pertolongan dan kekuatan untuk membawa warisan berat ini. Semoga kepercayaan yang diberikan kepada ayahku juga diberikan kepadaku."[5]

Peranan politik

Ratu Margrethe II dan suami, Pangeran Henrik, di pernikahan Victoria, Putri Mahkota Swedia, pada 2010
Ratu Margrethe II dan Pangeran Henrik menyambut Presiden Amerika Serikat George Walker Bush beserta Ibu Negara Laura Welch

Kerajaan Denmark adalah monarki konstitusional, yang berarti bahwa raja atau ratu tidak dapat melaksanakan tindakan politik secara independen. Meskipun Ratu menandatangani semua rencana undang-undang sebelum disahkan menjadi hukum, hal ini hanya berlaku bila semua RUU itu ditandatangani dan disetujui oleh seorang Menteri Kabinet. Sebagai Kepala Negara, Ratu berpartisipasi dalam pembentukan pemerintahan yang baru.

Ratu Margrethe II dan Pangeran Henrik di Kepulauan Faroe, 21 Juni 2005

Setelah konsultasi dengan perwakilan dari partai-partai politik, pemimpin partai yang memegang jumlah kursi terbanyak di Parlemen Denmark diundang untuk membentuk pemerintahan yang baru. Setelah terbentuk, raja atau ratu secara resmi mengangkatnya. Selain itu, Sang Ratu adalah Kepala Pemerintahan yang sebenarnya dan oleh karenanya mengepalai Dewan Negara, di mana rancangan undang-undang yang telah disetujui oleh Parlemen ditandatangani hingga sah menjadi Undang-undang.

Perdana Menteri Denmark dan Menteri Luar Negeri Denmark melapor secara teratur kepada Sang Ratu untuk memberitahukan dan menyarankan perkembangan-perkembangan politik terbaru. Ratu menerima kunjungan-kunjungan resmi oleh kepala-kepala negara asing dan melakukan kunjungan resmi kenegaraan ke luar negeri. Ratu menerima setiap duta besar negara asing yang diwakili di Denmark dan secara resmi juga mengangkat dan memberhentikan pegawai negeri.

Tugas utama Ratu adalah mewakili kerajaan di luar negeri dan menjadi tokoh pemersatu di dalam negeri. Margrethe menjalankan tugas tersebut dengan menerima undangan untuk membuka pameran, menghadiri hari-hari peringatan, meresmikan jembatan, dan sebagainya. Sebagai pejabat publik yang tidak terpilih, Ratu tidak mengambil bagian dalam partai politik dan tidak mengungkapkan pendapat-pendapatnya dalam hal-hal politik. Selain peranannya di dalam negerinya sendiri, Ratu juga adalah Kolonel Kepala dari Resimen Kerajaan Putri Wales (Pasukan Ratu dan Pasukan Kerajaan), sebuah resimen infanteri dari Tentara Britania Raya.[1]

Ratu Margrethe mempunyai reputasi sebagai salah satu monarki Eropa yang paling modern dan progresif. Ia secara terbuka menyediakan diri untuk wawancara televisi.

Pada wawancara tahun 2006 di buku De dybeste rødder, Margrethe menunjukkan perubahan sikap yang lebih ketat terkait imigrasi. Dia menyatakan bahwa rakyat Denmark harus lebih menampakkan aturan dan budaya Denmark untuk mengajari para imigran.[6][7]

Ketertarikan pribadi

Ratu Margrethe II

Ratu juga adalah seorang pelukis yang berhasil dan dipuji oleh para kritikus, dan sudah banyak mengadakan pameran lukisan selama ini. Seringkali dikatakan apabila Margrethe bukan seorang ratu, dengan mudah ia dapat hidup dengan mencari nafkah sebagai seorang seniman ahli. Ilustrasinya, yang dibuat dengan nama samaran Ingahild Grathmer, digunakan untuk edisi The Lord of the Rings versi Denmark yang diterbitkan pada 1977 dan diterbitkan ulang pada 2002. Pada tahun 2000, dia membuat ilustrasi untuk kumpulan puisi yang suaminya yang berjudul Cantabile. Margrethe juga seorang penerjemah yang handal dan konon ikut serta dalam penerjemahan buku The Lord of the Rings.[4] Keahlian lain yang dimiliki Margrethe adalah mendesain pakaian. Dia mendesain busananya sendiri dan dikenal dengan pilihannya yang penuh warna dan bahkan eksentrik. Sang Ratu juga mengenakan busana rancangan Erik Mortensen, Jørgen Bender, dan Birgitte Taulow.[8]

Margrethe juga seorang pecandu berat rokok dan dia terkenal akan kebiasaannya merokok. Hal ini memicu perdebatan karena jumlah wanita yang meninggal karena terlalu banyak merokok dinilai sebagai dampak mereka meniru gaya hidup Sang Ratu.[9] Namun pada 23 November 2006, surat kabar Denmark B.T. mengumumkan bahwa di masa mendatang, Ratu hanya akan merokok di tempat pribadi.[10]

Sebuah pernyataan pada 2005 tentang pandangan Margrethe terhadap Islam, "Kita ditantang oleh Islam pada beberapa tahun terakhir, baik secara global maupun lokal. Ada sesuatu yang mengesankan tentang orang-orang yang agamanya mempengaruhi keberadaan mereka, mulai dari petang sampai fajar, dari buaian hingga liang lahat. Ada juga orang Kristen yang merasakan hal serupa. Ada sesuatu yang menawan tentang orang-orang yang menyerahkan diri mereka sepenuhnya kepada iman mereka, tapi ada juga yang menakutkan dari totalitas semacam itu. Sebuah penyeimbang harus ditemukan, dan seseorang harus, terkadang harus mengambil risiko diberi label yang tidak menyenangkan yang ditujukan padamu. Untuk beberapa alasan, seseorang harusnya tidak menunjukkan toleransi. Dan bila kita bersikap toleran, kita harus mengetahui, apakah itu karena kenyamanan atau keyakinan."[11]

Keluarga

Margrethe di antara keluarganya pada ulang tahunnya ke 70 pada April 2010. Dari kiri ke kanan: Mary Donaldson, Pangeran Felix, Putra Mahkota Frederik, Pangeran Christian, Ratu, Pangeran Nikolai, Pangeran Henrik, Pangeran Joachim, dan Putri Isabella

Ratu Margrethe II menikah dengan Henrik de Laborde de Monpezat pada pada 10 Juni 1967. Henrik berasal dari keluarga de Laborde de Monpezat, keluarga kelas menengah Prancis yang telah diketahui sejak abad ketujuh belas masehi. Dari pernikahan ini, mereka memiliki dua orang putra.

  • Putra Mahkota Frederik André Henrik Christian (lahir 26 Mei 1968). Frederik menikah dengan Mary Donaldson dan memiliki empat orang anak:
    • Pangeran Christian Valdemar Henri John (lahir 15 Oktober 2005)
    • Putri Isabella Henrietta Ingrid Margrethe (lahir 21 April 2007)
    • Pangeran Vincent Frederik Minik Alexander (lahir 8 Januari 2011)
    • Putri Josephine Sophia Ivalo Mathilda (lahir 8 Januari 2011)
  • Pangeran Joachim Holger Waldemar Christian (7 Juni 1969). Anak kedua Ratu Margrethe II ini berada di urutan pewaris takhta setelah Putra Mahkota Frederik dan anak-anaknya. Istri pertamanya adalah keturunan Eropa-Tionghoa bernama Alexandra Christina Manley. Setelah bercerai, Joachim kembali menikah, kali ini dengan Marie Cavallier. Joachim memiliki empat anak, dua anak pertama lahir dari istri pertamanya, sedangkan yang berikutnya lahir dari istri keduanya.
    • Pangeran Nikolai William Alexander Frederik (lahir 28 Agustus 1999)
    • Pangeran Felix Henrik Valdemar Christian (lahir 22 Juli 2002)
    • Pangeran Henrik Carl Joachim Alain (lahir 4 Mei 2009)
    • Putri Athena Marguerite Françoise Marie (lahir 24 Januari 2012)

Lambang Margrethe II

Rujukan

  1. ^ a b c d e f "Baginda Ratu Margrethe II". Kongehuset.dk. Diakses tanggal 2014-12-11. 
  2. ^ "Navnet til den ny prinsesse..." nfi.ku.dk. Nordisk Forskningsinstitut, University of Copenhagen. Mei 18, 2012. Diakses tanggal Januari 23, 2017. 
  3. ^ "Princess Margrethe, who is fifteen and is heir presumptive to the Danish throne, is to study for a year in England at North Foreland Lodge, a girls' boarding school near Basingstoke, in Hampshire...". The Illustrated London News. 227 (2). 1955. hlm. 552. 
  4. ^ a b "Biografi Margrethe dan Henrik". Royalinsight.net. 16 April 1940. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 Oktober 2011. Diakses tanggal 3 Februari 2012. 
  5. ^ "40 tahun Ratu Margrethe II di takhta". Radical Royalist. 13 Januari 2012. Diakses tanggal 2014-12-11. 
  6. ^ "Historiker om Margrethes danskheds-udtalelse: - Hun har fulgt folkesjælens bekymringer". TV2 (Denmark). 23 Oktober 2016. Diakses tanggal 25 Oktober 2016. 
  7. ^ "Dronning Margrethe om integration: »Det er ikke en naturlov, at man bliver dansker af at bo i Danmark«". Berlingske Tidende. 22 Oktober 2016. Diakses tanggal 25 Oktober 2016. 
  8. ^ "Gaya Ratu Margrethe". The Royal Order of Sartorial Splendor. 13 Januari 2012. Diakses tanggal 3 Februari 2012. 
  9. ^ Isherwood, Julian (23 Maret 2001). "Danish royals angry at cancer accusation". BBC News. Diakses tanggal 2014-12-11. 
  10. ^ "Margrethe skruer ned for røgen". Archived from the original on 16 Oktober 2007. Diakses tanggal 2014-05-07. . bt.dk. 26 November 2006
  11. ^ Cleaver, Hannah (15 April 2005). ""Kita harus menemukan penyeimbang untuk Islam," ujar Ratu Denmark". The Daily Telegraph. London. Diakses tanggal 2014-12-11. 

Pranala luar

Margrethe II
Lahir: 16 April 1940
Gelar
Didahului oleh:
Frederik IX
Ratu Denmark
14 Januari 1972 – sekarang
Petahana
pewaris:
Frederik