Lompat ke isi

Caturmarga

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Dalam Ajaran Agama Hindu Catur Marga merupakan sebuah konsep ajaran yang termasuk bagian dari aspek Tattwa dalam kerangka dasar agama Hindu. Catur Marga berasal dari kata "catur" yang berarti empat dan "marga" yang berarti jalan. Catur Marga juga sering dikenal dengan sebutan Catur Marga Yoga. Catur Marga umumnya didefinisikan sebagai empat jalan untuk mencapai moksa dan membangun jagaddhita. [1] Catur Marga bukanlah sebuah ajaran yang keempat bagiannya merupakan metode pendekatan diri menuju Tuhan yang terpisah-pisah, melainkan empat tahapan berjenjang dalam mencapai pemahaman akan hakikat Tuhan, hakikat kesemestaan, hakikat bertingkah laku, ritual, dan pemahaman-pemahaman tentang pengetahuan hakiki lainnya. [2]

Bagian-Bagian Catur Marga[3]

Catur Marga terdiri dari empat bagian, yakni:

Bhakti Marga

Bhakti Marga Yoga merupakan perpaduan antara kata Bhakti Marga dan Bhakti Yoga. Kata Bhakti berarti menyalurkan, mencurahkan, cinta yang tulus dan luhur kepada Tuhan, kesetiaan kepada-Nya, pelayanan, perhatian yang sungguh-sunggah untuk memuja-Nya. Kata Marga berarti jalan atau usaha dan kegiatan. Yoga berarti usaha untuk menghubungkan diri dengan Tuhan. Bhakti Marga Yoga: jalan menuju Tuhan dengan cara menunjukkan bhakti kita. Bhakti Yoga adalah proses atau cara mempersatukan atman dengan Brahman dengan berlandaskan atas dasar cinta kasih yang mendalam kepada Ida Sang Hyang Widhi dan segala ciptaan-Nya. Kata bhakti berarti hormat, taat, sujud, menyembah, mempersembahkan, cinta kasih penyerahan diri seutuhnya pada Sang pencipta. jalan menuju Tuhan dengan cara menunjukkan bhakti kita.

Karma Marga

Karma berasal dari akar kata “kr” yang artinya melakukan kegiatan atau kerja, demikianlah karma berarti aktivitas/kegiatan untuk suatu tujuan. Karma marga berarti usaha/jalan  untuk mendekatkan diri kepada Tuhan melalui usaha/tindakan kerja yang tulus iklas. Karma Marga Yoga menekankan kerja sebagai bentuk pengabdian dan bhakti kepada Tuhan di dalam usaha mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan lahir dan bhatin. Landasan filosofis untuk melakukan karma untuk mencapai kebebasan adalah ketekunan melakukan kerja, keiklasan dan tidak terikat dengan hasil pekerjaan. Setiap perbuatan akan mendatangkan hasil sebagai hukum dari kerja, maka dengan perbuatan baik dan  melakukan kerja sesuai dengan swadarma maka seseorang akan memperoleh kebebasan. Hal yang penting untuk memahami karma marga yoga adalah pengertian kita terhadap hakekat kerja. Seseorang dapat melepaskan diri dari keterikatan kerja hanyalah melalui keyakinan bahwa kerja yang dilakukan itu semata-mata adalah perwujudan bhakti kepada Tuhan maupun pengabdian kepada kemanusiaan, tanpa kesadaran itu seseorang tidak dapat melepaskan diri.

Jnana Marga

Jnana artinya pengetahuan, Jnana Marga  yakni jalan pengetahuan, demikian Jnana Yoga artinya usaha untuk menghubungkan diri dengan Tuhan melalui pengetahuan. Jnana Marga adalah jalan dan usaha untuk menghubungkan diri dengan Tuhan untuk mencapai kebahagiaan sejati melalui pengetahuan. Pengetahuan disini ditekankan pada pengetahuan spiritual, yakni pengetahuan yang dapat membebaskan umat manusia dari belenggu penderitaan, lahir dan kematian. Jnana atau ilmu pengetahuan suci menuntun manusia untu bekerja tidak terikat oleh hawa nafsu, tanpa motif kepentingan pribadi, rela melepaskan hak milik, sadar bahwa badan bukan atma yang bersifat abadi. Banyak cara untuk mendekatkan diri dengan Tuhan, melalui persembahan harta benda, melalui tapa brata, melalui yoga, dsb. Tetapi dengan jalan ilmu pengetahuan (kerohanian) lautan dosa dapat diseberangi. Dengan pikiran terpusat pada ilmu pengetahuan, dan melaksanakan kerja dengan penuh keyakinan (sradha) seseorang mencapai kesempurnaan.

Raja Marga

Raja Marga adalah jalan atau usaha tertinggi untuk menghubungkan diri dengan Tuhan melalui jalan Yoga. Raja Marga memerlukan pengendalian diri, disiplin diri, pengekangan dan penyangkalan terhadap hal-hal yang bersifat keduniawian. Raja yoga adalah suatu jalan mistik (rohani) untuk mencapai kelepasan atau moksa. Melalui raja marga seseorang akan lebih cepat mencapai moksa, tetapi tantangan yang dihadapinya pun lebih berat, orang yang mencapai moksa dengan jalan ini diwajibkan mempunyai seorang guru kerohanian yang sempurna untuk dapat menuntun dirinya ke arah tersebut.

Referensi

  1. ^ Nala, Dr. I. Gst. Ngurah; Wiratmadja, Drs. I. G. K. Adia (1991). Murddha Agama Hindu. Denpasar: PT. Upada Sastra. hlm. 150. 
  2. ^ Jayendra, Putu Sabda (2017). "AJARAN CATUR MARGA DALAM TINJAUAN KONSTRUKTIVISME DAN RELEVANSINYA DENGAN EMPAT PILAR PENDIDIKAN UNESCO". Jurnal Penelitian Agama. III (1): 73.  line feed character di |title= pada posisi 50 (bantuan)
  3. ^ Sutarti, Titin (2019). "Menghayati Ajaran Hindu Ke Dalam Diri". Widya Aksara Jurnal Agama Hindu. 24 (1): 9–10.