Lompat ke isi

Jalur kereta api Bedilan–Waruduwur

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 3 Oktober 2020 13.44 oleh Bala Arizalu (bicara | kontrib) (Referensi)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Jalur kereta api Bedilan–Waruduwur
Ikhtisar
JenisJalur lintas utama
SistemJalur kereta api rel ringan
StatusTidak beroperasi
TerminusBedilan
Waruduwur
Operasi
Dibangun olehSemarang–Cheribon Stoomtram Maatschappij
Dibuka1897
Ditutup1942(?)[1]
PemilikPT Kereta Api Indonesia
OperatorWilayah Aset III Cirebon
Karakteristik lintasLintas datar
Data teknis
Panjang lintas31,3 km
Lebar sepur1.067 mm (3 ft 6 in)
Kecepatan operasi30 km/jam

Jalur kereta api Bedilan–Waruduwur adalah jalur kereta api nonaktif yang dibangun, dimiliki, dan dioperasikan oleh Semarang–Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS) sejak 1897 hingga 1942. Jalur ini menghubungkan Halte Bedilan dengan Stasiun Waruduwur dan dahulu difungsikan untuk mengangkut penumpang dan tebu. Jalur ini kini termasuk dalam Wilayah Aset III Cirebon.

Jalur ini dibuka pada tanggal 10 Oktober 1897 untuk segmen Losari–Bedilan–Ciledug SCS, 8 Juli 1897 untuk segmen Ciledug SCS–Sindanglaut SCS, dan 1 Mei 1897 untuk segmen Sindanglaut SCS–Cirebon SCS.[2] Pada masa itu, jalur kereta api ini diformat sebagai jalur stoomtram, bukan jalur kereta api (spoorweg). Dahulu jalur tersebut memiliki percabangan ke tiga pabrik gula yaitu Pabrik Gula Sindanglaut, Ciledug, dan Karangsembung.[3]

Seiring peningkatan jalur trem eksisting SCS menjadi jalur kereta api rel berat, SCS memutuskan untuk menyelenggarakan operasi kereta api cepat yang menghubungkan Cirebon dengan Semarang sebagai bagian dari integrasi dengan Staatsspoorwegen (SS). Pada tanggal 1 Mei 1915, jalur baru dengan trase Waruduwur–Tersana Baru (Babakan)–Losari, telah beroperasi.[2] Walaupun jalur tersebut telah beroperasi, segmen Bedilan–Waruduwur tetap digunakan sebagai jalur untuk mendukung pengangkutan tebu dari pabrik-pabrik gula tersebut. Namun sayangnya, jalur ini dinonaktifkan karena telah dibongkar pekerja romusha Jepang pada tahun 1942(?).[1] Nama-nama stasiun di jalur ini tidak dicatatkan dalam Nama, Kode, dan Singkatan Stasiun koleksi almarhum Totok Purwo, tetapi dicatatkan dalam Buku Jarak.

Beberapa stasiun yang masih ada sisa bangunannya antara lain Stasiun Ciledug SCS dan Stasiun Sindanglaut SCS.

Jalur terhubung

[sunting | sunting sumber]

Lintas aktif

[sunting | sunting sumber]

Segitiga Cirebon–Prupuk–Tegal segmen Cirebon–Tegal

Layanan kereta api

[sunting | sunting sumber]

Tidak ada layanan kereta api yang dijalankan di jalur ini

Daftar stasiun

[sunting | sunting sumber]
Nomor Nama stasiun Singkatan Alamat Letak Ketinggian Status Foto
Pendrikan–Tegal Lama–Cirebon SCS
Segmen Bedilan–Ciledug
Diresmikan pada tanggal 10 Oktober 1897
oleh Semarang–Cheribon Stoomtram Maatschappij[2]
Termasuk dalam Daerah Operasi III Cirebon
1006 Bedilan BEL km 193+340 lintas Semarang PoncolTegalCirebon
km 0+000 lintas Bedilan–Sindanglaut–Waruduwur
Tidak beroperasi
- Gubanggunung km 3+200 Tidak beroperasi
- Ciledug-Centeng km 5+700 Tidak beroperasi
Segmen Ciledug–Sindanglaut
Diresmikan pada tanggal 8 Juli 1897
- Ciledug (SCS) Jalan Pangeran Walangsungsang 5, Jatiseeng Kidul, Ciledug, Cirebon km 7+400 Tidak beroperasi
Wesel Jatiseeng km 8+400 Tidak beroperasi
Luwunggajah (SCS) km 8+800 Tidak beroperasi
Waled km 10+300 Tidak beroperasi
Pabuaran (Cirebon) km 11+700 Tidak beroperasi
Cibogo km 14+100 Tidak beroperasi
Jatipiring km 17+000 Tidak beroperasi
Kruisspoor Karangsuwung km 22+100 Tidak beroperasi
Karangsuwung (SCS) km 23+300 Tidak beroperasi
Sigong km 24+500 Tidak beroperasi
Segmen Sindanglaut–Waruduwur
Diresmikan pada tanggal 1 Mei 1897
Sindanglaut (SCS) Jalan Sidajaya, Lemahabang Kulon, Lemahabang, Cirebon km 25+800 Tidak beroperasi
Kanci km 29+400 Tidak beroperasi
1002 Waruduwur WDW Nasional 1 Jalan Raya Mundu, Kanci, Astanajapura, Cirebon km 212+438 lintas Semarang PoncolTegalCirebon
km 31+300 lintas Bedilan–Sindanglaut–Waruduwur
+3 m Beroperasi

Keterangan:

  • Stasiun yang ditulis tebal merupakan stasiun kelas besar dan kelas I.
  • Stasiun yang ditulis biasa merupakan stasiun kelas II/menengah, III/kecil, dan halte.
  • Stasiun yang ditulis miring merupakan halte atau stasiun kecil yang nonaktif.

Referensi:

  • Stasiun aktif: [4]
  • Stasiun nonaktif: [5][6]
  • Pengidentifikasi stasiun: [7]
  • Penomoran lintas:
  • Tanggal pembukaan jalur: [8]:106-124


Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b Nusantara., Tim Telaga Bakti; Indonesia., Asosiasi Perkeretaapian (1997). Sejarah perkeretaapian Indonesia (edisi ke-Cet. 1). Bandung: Angkasa. ISBN 9796651688. OCLC 38139980. 
  2. ^ a b c Semarang–Cheribon Stoomtram Maatschappij (1916). Verslag der SCS. Den Haag: SCS. 
  3. ^ Laksana, A.D.; Wijokangko, G.R.; Hartono, T.; Suprayitno, D. (2016). Susur Jejak Kereta Api Cirebonan (PDF) (Laporan). Kereta Anak Bangsa. Diakses tanggal 2020-05-04. 
  4. ^ Grafik Perjalanan Kereta Api pada Jaringan Jalur Kereta Api Nasional di Sumatra Bagian Selatan Tahun 2023 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian. 14 April 2023. Diakses tanggal 12 Mei 2023. 
  5. ^ Subdirektorat Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  6. ^ Perusahaan Umum Kereta Api (1992). Ikhtisar Lintas Jawa. 
  7. ^ Arsip milik alm. Totok Purwo mengenai Nama, Kode, dan Singkatan Stasiun Kereta Api Indonesia
  8. ^ Reitsma, S.A. (1928). Korte Geschiedenis der Nederlandsch-Indische Spoor- en Tramwegen. Weltevreden: G. Kolff & Co.