Lompat ke isi

Bias kebertahanan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 8 Oktober 2020 18.43 oleh 125.166.119.183 (bicara) (Contoh Bias Kebertahanan: Perbaikan konten, salah ketik, lagu menjadi jagu)

Bias kebertahanan (bahasa Inggris: Survivorship bias) adalah kesalahan logika karena memusatkan perhatian pada orang atau benda yang berhasil melalui suatu proses dan mengabaikan mereka yang tidak, sehingga mengarahkan pada kesimpulan yang salah. Dengan kata lain, bias kebertahanan adalah jenis bias seleksi dimana suatu hasil dari hasil tertentu dievaluasi secara tidak tepat. Bias ini dapat menimbulkan keyakinan yang terlalu optimistik karena mengabaikan kegagalan, seperti saat perusahaan yang sudah bangkrut tidak diikutkan dalam analisis performa finansial. Bias kebertahanan juga dapat menyebabkan keyakinan yang salah bahwa keberhasilan dalam suatu kelompok disebabkan oleh properti khusus.

Bias kebertahanan merupakan salah satu jenis bias seleksi.

Contoh Bias Kebertahanan

  1. Jika tiga dari lima murid dengan nilai terbaik berasal dari SMA yang sama, orang akan berpikir bahwa SMA itu pasti bagus. Hal ini mungkin benar, tetapi pertanyaan ini tak dapat dijawab tanpa melihat nilai semua murid dalam sekolah itu, tidak hanya mereka yang berhasil melewati proses seleksi lima terbaik.
  2. Vaksin tidak penting, orang jaman dahulu bisa hidup tanpa vaksin. Faktanya, orang jama dahulu sangat rentant dengan berbagai macam penyakit. Angka kelahiran tinggi yang disertai angka kematian yang tinggi pula.
  3. Lagu jaman sekarang dianggap tidak lebih baik dari lagu jaman dulu. Namun jika kita perhatikan, mayoritas masyarakat hanya mendengar lagu-lagu jaman dulu yang bagus dan terkenal. Padahal, lagu jaman dulu juga banyak yang tidak lebih baik daripada lagu jaman sekarang.

Rujukan

Pranala luar