Komunikasi massa
Komunikasi massa adalah proses di mana organisasi media membuat dan menyebarkan pesan kepada khalayak banyak (publik).[1]
Organisasi-organisasi media ini akan menyebarluaskan pesan-pesan yang akan memengaruhi dan mencerminkan kebudayaan suatu masyarakat, lalu informasi ini akan mereka hadirkan serentak pada khalayak luas yang beragam. Hal ini membuat media menjadi bagian dari salah satu institusi yang kuat di masyarakat.
Dalam komunikasi massa, media massa menjadi otoritas tunggal yang menyeleksi, memproduksi pesan, dan menyampaikannya pada khalayak.
Ciri-ciri komunikasi massa
- Komunikator dalam komunikasi massa melembaga
- Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen
- Pesannya bersifat umum
- Komunikasi berlangsung satu arah
- Komunikasi massa menimbulkan keserempakan
- Komunikasi massa mengandalkan peralatan teknis
- Komunikasi massa dikontrol oleh gate keeper
Fungsi Komunikasi Massa
Pada umumnya, komunikasi massa memilliki kaitan yang kuat dengan media massa. Secara khusus, komunikasi massa memiliki 10 macam fungsi, sebagai berikut[2]:
- Fungsi informasi
- Fungsi hiburan
- Fungsi persuasi
- Transmisi budaya
- Mendorong integrasi sosial
- Pengawasan
- Korelasi
- Pewarisan sosial
- Melawan kekuasaan represif
- Menggugat hubungan trikotomi
Tujuh Komponen Komunikasi Massa
Menurut De Felur dan Denis, terdapat tujuh komponen komunikasi massa, diantaranya[2]:
- Komunikator. Dalam media masa, komunikator merupakan pihak dari media yang menyampaikan pesan kepada khalayak, seperti jurnalis.
- Pesan. Pesan berkaitan dengan konten yang dibuat dari sudut pandang media massa tersebut terhadap suatu isu tertentu.
- Media. Dalam komunikasi massa, media diartikan sebagai saluran yang bersifat fisik, seperti media cetak atau media elektronik.
- Komunikan. Komunikan terdiri dari kumpulan individu yang menerima pesan dari media massa.
- Gate Keeper. Dalam komunikasi massa, gate keeper berperan untuk menentukan pesan masa yang akan disampaikan ke komunikan dan mana yang tidak.
- Gangguan.
- Timbal Balik.
Efek Komunikasi Massa
Berdasarkan teorinya, efek komunikasi massa dibedakan menjadi tiga macam efek, yaitu efek terhadap individu, masyarakat, dan kebudayaan.
Efek komunikasi massa terhadap individu
Menurut Steven A. Chafee, komunikasi massa memiliki efek-efek berikut terhadap individu:
- Efek ekonomis: menyediakan pekerjaan, menggerakkan ekonomi (contoh: dengan adanya industri media massa membuka lowongan pekerjaan)
- Efek sosial: menunjukkan status (contoh: seseorang kadang-kadang dinilai dari media massa yang ia baca, seperti surat kabar Pos Kota memiliki pembaca berbeda dibandingkan dengan pembaca surat kabar Kompas.
- Efek penjadwalan kegiatan
- Efek penyaluran/ penghilang perasaan
- Efek perasaan terhadap jenis media
Menurut Kappler (1960) komunikasi masa juga memiliki efek:
- conversi, yaitu menyebabkan perubahan yang diinginkan dan perubahan yang tidak diinginkan.
- memperlancar atau malah mencegah perubahan
- memperkuat keadaan (nilai, norma, dan ideologi) yang ada.
Efek komunikasi masa terhadap masyarakat dan kebudayaan
- Teori Penentuan Agenda oleh Combs dan Shaw
Achil
2. Teori Difusi Inovasi atau Inovasi Difusi oleh Everret Rogers
Teori-teori komunikasi massa
- Hypodermic needle theory
- Cultivation theory
- Cultural imperalism theory
Media equation theory
- Spiral silence theory
- Technological determinism theory
- Uses and gratification theory
- Agenda setting theory
- Media critical theory
Catatan kaki
- ^ (Inggris) Littlejohn, Stephen W. Theories of Human Communication. Seventh edition.
- ^ a b Pengantar Komunikasi Massa, Rajawali Pers, Jakarta, 2007.