Lompat ke isi

Kabupaten Pacitan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 10 Maret 2006 07.35 oleh Borgx (bicara | kontrib) (-Kategori:Daerah Tingkat II di Jawa Timur)
Lambang Kabupaten Pacitan
Lambang Kabupaten Pacitan

Pacitan adalah sebuah kabupaten di provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibu kotanya adalah kota Pacitan.

Kabupaten Pacitan mempunyai luas sebesar 1.310,5 km². Penduduknya berjumlah sekitar 600.000 jiwa.

Sekilas

Pacitan mempunyai nilai penting dalam sejarah arkeologi karena di sana ditemukan fosil-fosil manusia purba. Selain Gua Tabuhan, Gua Luweng Jaran adalah gua yang belum lama ini ditemukan dan diperkirakan yang terluas di Asia Tenggara. Secara administratif Pacitan terbagi menjadi 12 kecamatan:

  1. Pacitan
  2. Kebonagung
  3. Arjosari
  4. Tulakan
  5. Ngadirojo
  6. Punung
  7. Pringkuku
  8. Donorojo
  9. Nawangan
  10. Tegalombo
  11. Sudimoro
  12. Bandar

Batas wilayah

Secara geografis seluruh kawasan didominasi oleh perbukitan kapur atau tanah kaars yang tidak produktif untuk pertanian padi. Hasil pertanian pokok yaitu padi, singkong, cengkeh, kelapa dan kakao yang baru dibudidayakan beberapa tahun terakhir.

Potensi bahan tambang cukup besar di kawasan Pacitan. Kerajinan batu akik yang terpusat di kawasan Donorojo,sedikit banyak telah menyumbang nilai penting bagi nama Pacitan maupun kas PAD.

Tokoh penting

Presiden Indonesia saat ini, Susilo Bambang Yudhoyono, lahir di Pacitan pada 9 September 1949. Semasa era pemerintahan orde baru, Haryono Suyono juga pernah menjabat sebagai menteri BKKBN.

Gaplek

Kondisi geografis Pacitan sebagian besar berbukit tandus,sehingga kurang cocok untuk bercocok tanam padi sehingga ketela pohon atau singkong menjadi alternatif sejak dulu kala. Gaplek adalah umbi dari ketela pohon yang dikeringkan yang selanjutnya ditumbuk dan dikukus menjadi nasi tiwul. Jika tiwul menjadi ciri khas pacitan tentunya tidak salah. Nasi tiwul merupakan makanan pokok bagi masyarakat yang hidup di Pegunungan kidul seperti Gunung Kidul, Wonosari dan Trenggalek. Namun seiring dengan perkembangan zaman dan membaiknya perekonomian, posisi gaplek sebagai makanan pokok mulai tergantikan nasi.

Lihat pula

Pranala luar