Mamasa, Mamasa
Mamasa | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Sulawesi Barat | ||||
Kabupaten | Mamasa | ||||
Pemerintahan | |||||
• Camat | - | ||||
Populasi | |||||
• Total | 27,292 jiwa (2.020) jiwa | ||||
Kode pos | 91362 | ||||
Kode Kemendagri | 76.03.03 | ||||
Kode BPS | 7603050 | ||||
Luas | 250,07 km² | ||||
Kepadatan | 109,14 jiwa/km² | ||||
Desa/kelurahan | 1 kelurahan 11 desa | ||||
|
Mamasa adalah sebuah kecamatan yang juga merupakan ibukota dari Kabupaten Mamasa, provinsi Sulawesi Barat, Indonesia. Kecamatan Mamasa memiliki luas 250,07 km² dan merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak di kabupaten Mamasa yakni 27.292 jiwa (2020).[1] Kecamatan Mamasa terdiri atas 1 kelurahan dan 11 desa, dan terbagi menjadi 7 Rukun Tetangga (RT), 18 Rukun Warga (RW) yang terdapat di kelurahan Mamasa, dan 53 dusun yang tersebar di 11 desa.[1]
Demografi
Suku
Suku asli yang mendiami kabupaten Mamasa ialah suku Mamasa. Komunitas suku Mamasa sudah tersebar di seluruh kecamatan di kabupaten Mamasa dan juga sebagian terdapat di kabupaten Banggai, provinsi Sulawesi Tengah. Suku Mamasa masih merupakan bagian dari sub-suku Toraja, sehingga adat-istiadat dan budaya, berkerabat dengan suku Toraja. Selain itu bahasa Mamasa juga mirip dengan bahasa Toraja. Sehingga suku Mamasa sering juga disebut sebagai suku Toraja Mamasa. Namun, meskipun orang Mamasa mengaku masih berdarah Toraja, tapi mereka cenderung lebih suka menyebut diri mereka sebagai suku To Mamasa. Selain itu masyarakat suku Mamasa tidak memiliki upacara adat sebanyak upacara adat orang Toraja.[2]
Agama
Sebagian Orang Mamasa masih mempraktikkan tradisi dari agama tradisional leluhur mereka, yang disebut "Ada' Mappurondo" atau "Aluk Tomatua". Tradisi ini tetap terpelihara dan terus terwariskan ke generasi berikutnya. Tradisi dari Ada 'Mappurondo ini dilaksanakan terutama setelah panen padi berakhir, sebagai ucapan syukur atas hasil panen mereka. Ada satu tradisi dari agama tradisionl suku Mamasa, yang unik dan mungkin tidak ada di daerah lain, aitu tradisi penguburan orang yang telah mati, tapi dengan membuat sang jenazah berjalan dengan sendirinya menuju kuburan yang telah disiapkan. Mereka percaya bahwa semua mayat dari sebuah keluarga atau kerabat akan berada di tempat yang sama dalam kehidupan sesudahnya.[2]
Meskipun masih dipengaruhi kepercayaan leluhur, kini masyarakat di Mamasa telah memeluk agama yang diakui di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, mayoritas penduduk kecamatan Mamasa memeluk agama Kekristenan yakni 91,02%, dimana pemeluk agama Protestan 88,89% dan Katolik 2,13%. Kemudian penduduk yang memeluk agama Islam sebanyak 8,88%, Hindu 0,02% dan lainnya 0,08%.[3]
Referensi
- ^ a b "Kecamatan Mamasa Dalam Angka 2020" (pdf). www.mamasakab.bps.go.id. Diakses tanggal 17 November 2020.
- ^ a b "Suku Mamasa, Kerabat Toraja". www.goodnewsfromindonesia.id. Diakses tanggal 17 November 2020.
- ^ "Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut di Kabupaten Mamasa". www.sp2010.bps.go.id. Diakses tanggal 17 November 2020.