Lompat ke isi

Laporan keberlanjutan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Laporan keberlanjutan atau sustainability report adalah laporan kinerja yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengukur, mengungkapkan, dan mengelola perubahan dalam rangka membuat kegiatan yang keberlanjutan. Laporan keberlanjutan ini sangat relevan dengan semua bisnis. Dibuatnya laporan keberlanjutan ini merupakan upaya untuk menjadi perusahaan yang akuntabel dan sebagai langkah penerapan tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate governance (GCG)[1].

Transparansi laporan keberlanjutan tak hanya untuk memenuhi regulasi yang berlaku di tanah air, tetapi juga akan memotivasi sistem internal perusahaan untuk mengupayakan strategi bisnis terbaik. Perusahaan yang memiliki rekam jejak yang baik akan memiliki peluang memenangkan persaingan pasar. Laporan keberlanjutan bermanfaat untuk keberlangsungan lingkungan serta untuk kesuksesan jangka panjang. Karena adanya kegiatan, perusahaan telah ikut serta membantu lingkungan sekitar dan membantu ekonomi pemerintahan.

OJK Mewajibkan Pembuatan Laporan Keberlanjutan Bagi Perusahaan[2]

Menurut Undang-Undang nomor 40 tahun 2007, pemerintah mengeluarkan peraturan dimana setiap perusahaan yang menjalankan bisnis di bidang sumber daya alam wajib melaksanakan kegiatan tanggung jawab sosial dan lingkungan atau dikenal dengan sebutan Corporate Social Responsilbility (CSR). Meskipun sudah diwajibkan untuk melaksanakan kegiatan CSR, ternyata tidak seutuhnya berkontribusi terdahap pembangunan berkelanjutan. Pemerintah juga kesulitan dalam melakukan pengawasan serta pengukuran terhadap komitmen program CSR perusahaan akibat kurangnya analisis laporan yang dibuat oleh perusahaan. Alasan inilah yang memicu pada tahun 2017 pemerintah melalui OJK mengeluarkan sebuah peraturan terbaru yaitu kewajiban pembuatan laporan keberlanjutan (sustainability report) secara detail dan terukur. Beberapa perusahaan diwajibkan oleh OJK untuk melakukan pembuatan sustainability report yang nantinya akan mendampingi laporan tahunan (annual report)[3].

Manfaat Laporan Keberlanjutan[4]

  1. Meningkatkan kinerja keberlanjutan
  2. Meningkatkan manajemen risiko dan komunikasi kepada investor
  3. Meningkatkan keikutsertaan dan hubungan para pemangku kepentingan
  4. Meningkatkan motivasi dan keikutsertaan karyawan
  5. Membangun reputasi sebagai warga negara perusahaan yang penuh komitmen dan efektif.
  6. Meningkatkan strategi keberlanjutan dan pemilihan indikator-indikator dan target-target kinerja
  7. Menjadi tolak ukur kinerja keberlanjutan terhadap perusahaan maupun perusahaan lain.

Prinsip Konten Laporan Keberlanjutan[5]

Penilaian atas isi dari laporan keberlanjutan berdasarkan panduan GRI terbagi menjadi 4 prinsip , yaitu stakeholder inclusiveness, sustainability context, materiality dan completeness.

Melibatkan pemangku kepentingan (stakeholder inclusiveness)

Pemangku kepentingan perusahaan adalah seluruh pihak yang terkena dampak dari dan/atau pihak-pihak yang memberikan dampak terhadap operasi perusahaan. Harapan dan kepentingan dari para pemangku kepentingan akan menjadi acuan dalam banyak pengambilan keputusan untuk menyiapkan laporan keberlanjutan, termasuk bagaimana organisasi telah menggapai harapan.

Konteks keberlanjutan (sustainability context)

Selanjutnya, laporan akan menyajikan kinerja organisasi dalam konteks berkelanjutan yang lebih luas. Pertanyaan yang mendasari laporan keberlanjutan adalah bagaimana sebuah organisasi berkontribusi, peningkatan atau penurunan kondisi lingkungan, serta pengembangan yang dilakukan, serta hal yang berkaitan dengan sosial di tingkat lokal, regional atau global.

Materialitas (materiality)

Materialitas mencakup dua aspek. Aspek pertama yaitu sebuah laporan harus mencerminkan dampak lingkungan, sosial, dan ekonomi yang signifikan dari organisasi. Sedangkan, aspek yang kedua yaitu laporan harus substansial mempengaruhi asesmen dan keputusan pemangku kepentingan. Materialitas memiliki dampak finansial jangka pendek atau jangka panjang yang signifikan pada perusahaan.

Kelengkapan (completeness)

Pada prinsip ini, memungkinkan pemangku kepentingan dapat menilai kinerja organisasi dalam periode laporan keberlanjutan. Kelengkapan mencakup dimensi cakupan batasan dan waktu. Konsep kelengkapan juga dapat digunakan untuk merujuk pada praktik pengumpulan informasi dan apakah penyajian informasi tersebut wajar dan sesuai.

Tahap Penentuan Isi Laporan Keberlanjutan[6]

Tahap Identifikasi

Dalam tahap ini dilakukan pemilihan topik yang berhubungan dengan konteks keberlanjutan untuk aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial.

Tahap Prioritas

Dalam tahap ini dilakukan pemilihan topik keberlanjutan yang signifikan menurut pemangku kepentingan.

Tahap Validasi

Tahapan ini diterapkan untuk memastikan kelengkapan dari ruang lingkup, batasan, dan waktu dari topik material yang ditetapkan dari tahap sebelumnya.

Tahap Kajian

Tahapan ini diterapkan untuk memastikan bahwa isi laporan sesuai dengan konteks keberlanjutan.

Referensi

  1. ^ Nurfitriyani, Annisa. "Sooca Design Beri Solusi Bagi Perusahaan Terapkan GCG di Masa Pandemi". Warta Ekonomi. Diakses tanggal 2020-11-18. 
  2. ^ inge, naftalia. "Mengapa OJK Mewajibkan Pembuatan Sustainability Report?". Graphic Design Agency Indonesia | Soocadesign. Diakses tanggal 2020-11-18. 
  3. ^ Wulandari, Dwi. "Sooca Design Perkenalkan Layanan Pembuatan Laporan Tahunan dan Sustainability Report". MIX Marcomm. Diakses tanggal 2020-11-18. 
  4. ^ Meirza. "Best Practice Laporan Keberlanjutan di Indonesia". Graphic Design Agency Indonesia | Soocadesign. Diakses tanggal 2020-11-18. 
  5. ^ inge, naftalia. "Memahami Definisi Laporan Keberlanjutan dan Prinsipnya". Graphic Design Agency Indonesia | Soocadesign. Diakses tanggal 2020-11-18. 
  6. ^ inge, naftalia. "Apa Aspek Material dalam Laporan Keberlanjutan?". Graphic Design Agency Indonesia | Soocadesign. Diakses tanggal 2020-11-18.