Kabupaten Langkat
Kabupaten Langkat كابوڤاتين لڠكت | |
---|---|
Daerah tingkat II | |
Motto: Bersatu Sekata Berpadu Berjaya | |
Koordinat: 3°46′N 98°13′E / 3.77°N 98.22°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Sumatra Utara |
Ibu kota | Binjai (1946-1999) Stabat (1999-sekarang) |
Jumlah satuan pemerintahan | |
Pemerintahan | |
• Bupati | Terbit Rencana Perangin Angin |
• Wakil Bupati | Syah Afandin |
Luas | |
• Total | 6.273,29 km2 (242,213 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 1.041.775 |
• Kepadatan | 1,7/km2 (4,3/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | Islam 89,41% Kristen 9,42% - Protestan 7,36% - Katolik 2,06% Buddha 0,87 Hindu 0,21% Lainnya 0,08%[1] |
• Bahasa | Melayu dialek Langkat, Karo Gugung, Banjar, Aceh dll |
Zona waktu | [[UTC]] |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 061 dan 0620 |
Kode Kemendagri | 12.05 |
DAU | Rp. 982.658.132.000.- |
Situs web | http://www.langkatkab.go.id |
Kabupaten Langkat (Jawi: كابوڤاتين لڠكت) adalah sebuah kabupaten yang terletak di Sumatra Utara, Indonesia. Ibu kotanya berada di Stabat.[2][3] Kabupaten Langkat terdiri dari 23 Kecamatan dengan luas 6.273,29 km² dan berpenduduk sejumlah 1.041.775 jiwa (2020).[1] Nama Langkat diambil dari nama Kesultanan Langkat yang dulu pernah ada di tempat yang kini merupakan kota kecil bernama Tanjung Pura, sekitar 20 km dari Stabat. Mantan wakil presiden Adam Malik pernah menuntut ilmu di sini.
Geografi
Batas Wilayah
Kabupaten Langkat Memiliki Batas Wilayah Sebagai Berikut:
Utara | Selat Malaka |
Timur | Kabupaten Deli Serdang |
Selatan | Kabupaten Karo dan Kabupaten Deli Serdang |
Barat | Kabupaten Aceh Tamiang (Provinsi Aceh) |
Sejarah
Masa Pemerintahan Belanda dan Jepang
Pada masa Pemerintahan Belanda, Kabupaten Langkat masih berstatus keresidenan dan kesultanan (kerajaan) dengan pimpinan pemerintahan yang disebut Residen dan berkedudukan di Binjai dengan Residennya Morry Agesten. Residen mempunyai wewenang mendampingi Sultan Langkat di bidang orang-orang asing saja sedangkan bagi orang-orang asli (pribumi/ bumiputera) berada di tangan pemerintahan kesultanan Langkat.
Kesultanan Langkat berturut-turut dijabat oleh:
1. Sultan Haji Musa Almahadamsyah 1865-1892, 2. Sultan Tengku Abdul Aziz Abdul Jalik Rakhmatsyah 1893-1927 3. Sultan Mahmud 1927-1945/46
Di bawah pemerintahan Kesultanan dan Assisten Residen struktur pemerintahan disebut LUHAK dan di bawah luhak disebut Kejuruan (Raja kecil) dan Distrik, secara berjenjang disebut Penghulu Balai (Raja Kecil Karo) yang berada di desa. Pemerintahan Luhak dipimpin seorang Pangeran, Pemerintahan Kejuruan dipimpin seorang Datuk, Pemerintahan Distrik dipimpin seorang kepala Distrik, dan untuk jabatan kepala kejuruan/Datuk harus dipegang oleh penduduk asli yang pernah menjadi raja di daerahnya.
Pemerintahan Kesultanan di Langkat dibagi atas 3 (tiga) kepala Luhak, yakni: Luhak Langkat Hulu Berkedudukan di Binjai dipimpin oleh T.Pangeran Adil. Wilayah ini terdiri dari 3 Kejuruan dan 2 Distrik yaitu:
- Kejuruan Selesai
- Kejuruan Bahorok
- Kejuruan Sei Bingai
- Distrik Kwala
- Distrik Salapian
Luhak Langkat Hilir Berkedudukan di Tanjung Pura dipimpin oleh Pangeran Tengku Jambak/ T. Pangeran Ahmad. Wilayah ini mempunyai 2 kejuruan dan 4 distrik yaitu:
- Kejuruan Stabat
- Kejuruan Bingei
- Distrik Secanggang
- Distrik Padang Tualang
- Distrik Cempa
- Distrik Pantai Cermin
Luhak Teluk Haru Berkedudukan di Pangkalan Berandan dipimpin oleh Pangeran Tumenggung (Tengku Djakfar). Wilayah ini terdiri dari satu kejuruan dan dua distrik.
- Kejuruan Besitang meliputi Langkat Tamiang dan Salahaji.
- Distrik Pulau Kampai
- Distrik Sei Lepan
Masa Kemerdekaan
Awal 1942, kekuasaan pemerintah Kolonial Belanda beralih ke Pemerintahan jepang, namun sistem pemerintahan tidak mengalami perubahan, hanya sebutan Keresidenan berubah menjadi SYU, yang dipimpin oleh Syucokan. Afdeling diganti dengan Bunsyu dipimpin oleh Bunsyuco Kekuasaan Jepang ini berakhir pada saat kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17-08-1945.
Pada awal kemerdekaan Republik Indonesia, Sumatra dipimpin oleh seorang Gubernur yaitu Mr.Teuku Muhammad Hasan, sedangkan Kabupaten Langkat tetap dengan status keresidenan dengan asisten residennya atau kepala pemerintahannya dijabat oleh Tengku Amir Hamzah, yang kemudian diganti oleh Adnan Nur Lubis dengan sebutan Bupati.
Pada tahun 1947-1949, terjadi agresi militer Belanda I, dan II, dan Kabupaten Langkat terbagi dua, yaitu Pemerintahan Negara Sumatra Timur (NST) yang berkedudukan di Binjai dengan kepala Pemerintahannya Wan Umaruddin dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedudukan di Pangkalan Berandan, dipimpin oleh Tengku Ubaidulah. Berdasarkan PP No.7 Tahun 1956 secara administratif Kabupaten Langkat menjadi daerah otonom yang berhak mengatur rumah tangganya sendiri dengan kepala daerahnya (Bupati) Netap Bukit.
Mengingat luas Kabupaten Langkat, maka Kabupaten Langkat dibagi menjadi 3 (tiga) kewedanan yaitu:
- Kewedanan Langkat Hulu berkedudukan di Binjai
- Kewedanan Langkat Hilir berkedudukan di Tanjung Pura
- Kewedanan Teluk Haru berkedudukan di Pangkalan Berandan.
Pada tahun 1963 wilayah kewedanan dihapus sedangkan tugas-tugas administrasi pemerintahan langsung di bawah Bupati serta Assiten Wedana (Camat) sebagai perangkat akhir.
Pada tahun 1965-1966 jabatan Bupati Kdh. Tingkat II Langkat dipegang oleh seorang Caretaker (Pak Wongso) dan selanjutnya oleh Sutikno yang pada waktu itu sebagai Dan Dim 0202 Langkat. Dan secara berturut-turut jabatan Bupati Kdh. Tingkat II Langkat dijabat oleh: 1. T. Ismail Aswhin 1967 – 1974 2. HM. Iscad Idris 1974 – 1979 3. R. Mulyadi 1979 – 1984 4. H. Marzuki Erman 1984 – 1989 5. H. Zulfirman Siregar 1989 – 1994 6. Drs. H. Zulkifli Harahap 1994 – 1998 7. H. Abdul Wahab Dalimunthe, SH 3-9-1998 s/d 20-2-1999 8. H. Syamsul Arifin, SE 1999-2009 9. Ngogesa Sitepu: 2009 s/d sekarang
Pemerintahan
Daftar Bupati
No | Bupati | Mulai menjabat | Akhir menjabat | Periode | Wakil Bupati | Keterangan | ||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Amir Hamzah | ||||||||
M. Nasib Nasution (Pelaksana harian) |
||||||||
Wiji Alfisah (Pelaksana harian) |
||||||||
Adnan Nur Lubis | ||||||||
Sutan Naposo Parlindungan (Pelaksanan tugas) |
||||||||
Matseh (Pelaksana tugas) |
||||||||
H. O. K. Salamuddin | ||||||||
T. Ubaidullah (Pelaksana tugas) |
||||||||
Netap Bukit | ||||||||
Sukardi (Wongso) (Penjabat) |
||||||||
Suryono Sutikno (Penjabat) |
||||||||
6 | T. Ismail Aswhin | 1966 | 1974 | 7 | ||||
7 | M. Iscad Idris | 1974 | 1979 | 8 | ||||
8 | R. Mulyadi | 1979 | 1984 | 9 | ||||
9 | Marzuki Erman | 1984 | 1989 | 10 | ||||
10 | Zulfirman Siregar | 1989 | 1994 | 11 | ||||
11 | Zulkifli Harahap | 1994 | 1998 | 12 | ||||
Abdul Wahab Dalimunthe | 3 September 1998 | 20 Februari 1999 | ||||||
12 | Syamsul Arifin | 20 Februari 1999 | 20 Februari 2004 | 13 | ||||
20 Februari 2004 | 16 Juni 2008 | 14 | A. Yunus Saragih | [a] | ||||
Plt. | A. Yunus Saragih | 16 Juni 2008 | 13 Agustus 2008 | [b] | ||||
13 | 13 Agustus 2008 | 20 Februari 2009 | [c] | |||||
14 | Ngogesa Sitepu | 20 Februari 2009 | 20 Februari 2014 | 15 | Budiono | [4] | ||
20 Februari 2014 | 20 Februari 2019 | 16 | Sulistiyanto | |||||
15 | Terbit Rencana Perangin Angin | 20 Februari 2019 | 20 Januari 2022 | 17 | Syah Afandin | [5] | ||
— | Syah Afandin (Pelaksana Tugas) |
20 Januari 2022 | 20 Februari 2024 | Lowong | [6] | |||
— | Muhamad Faisal Hasrimy (Penjabat) |
20 Februari 2024 | Petahana | — | [7] |
- Catatan
- ^ Dilantik sebagai Gubernur Sumatera Utara pada 16 Juni 2008
- ^ Sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang – undangan yang berlaku maka Wakil Bupati Langkat dihunjuk sebagai Plt. Bupati Langkat dan setelah terbitnya Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri nomor :131.12 – 556 Tahun 2008, tentang pengesahan pemberhentian Bupati Langkat dan pengesahan pengangkatan Wakil Bupati Langkat menjadi Bupati Langkat Propinsi Sumatera Utara
- ^ tanggal 13 Agustus 2008, resmilah Bapak Drs. H. A. Yunus Saragih, MM dilantik dan diambil sumpahnya sebagai Bupati Langkat sampai dengan tanggal 20 Februari 2009 Definitif
Dewan Perwakilan
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Langkat dalam tiga periode terakhir.
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | |||
---|---|---|---|---|
2014–2019[8] | 2019–2024[9] | 2024–2029 | ||
PKB | 2 | 2 | 1 | |
Gerindra | 5 | 7 | 6 | |
PDI-P | 6 | 7 | 7 | |
Golkar | 11 | 10 | 10 | |
NasDem | 4 | 4 | 8 | |
PKS | 3 | 3 | 4 | |
Hanura | 3 | 0 | 0 | |
PAN | 2 | 4 | 7 | |
PBB | 3 | 3 | 3 | |
Demokrat | 8 | 4 | 2 | |
Perindo | (baru) 3 | 0 | ||
PPP | 3 | 3 | 2 | |
Jumlah Anggota | 50 | 50 | 50 | |
Jumlah Partai | 11 | 11 | 10 |
Kecamatan
Penduduk
Berdasarkan angka hasil Sensus Penduduk tahun 2000, penduduk Kabupaten Langkat berjumlah 902.986 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 1,14 persen pada periode 1990-2000 dan kepadatan penduduk sebesar 144,17 jiwa per km2. sedangkan tahun 1990 adalah sebesar 1,07 persen.
Untuk tahun 2008, berdasarkan hasil proyeksi penduduk Kabupaten Langkat bertambah menjadi 1.042.523 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 1,80 untuk periode 2005-2010.
Jumlah penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Stabat yaitu sebanyak 83.223 jiwa sedangkan penduduk paling sedikit berada di Kecamatan Pematang Jaya sebesar 14.779 jiwa. Kecamatan Stabat merupakan kecamatan yang paling padat penduduknya dengan kepadatan 918 jiwa per km2 dan Kecamatan Batang Serangan merupakan kecamatan dengan kepadatan penduduk terkecil yaitu sebesar 42 jiwa per km2.
Jumlah penduduk Kabupaten Langkat per jenis kelamin lebih banyak laki-laki dibandingkan penduduk perempuan. Pada tahun 2008 jumlah penduduk laki-laki sebesar 521.484 jiwa, sedangkan penduduk perempuan sebanyak 521.039 jiwa dengan rasio jenis kelamin sebesar 100,09 persen.
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2000, penduduk Kabupaten Langkat mayoritas bersuku bangsa Melayu (70,87 persen), diikuti dengan suku Jawa (9,93 persen), Karo (7,22 persen), Tapanuli/ Toba (2 persen), Madina (2 persen) dan lainnya (5,94 persen). Sedangkan agama yang dianut penduduk Kabupaten Langkat, berdasarkan data Badan Pusat Statistik kabupaten Langkat tahun 2020 mencatat bahwa mayoritas warga memeluk agama Islam yakni 89,41%, kemudian Kristen 9,42% (Protestan 7,36% dan Katolik 2,06%), Budha 0,87%, Hindu 0,21% dan lainnya 0,08%.[1]
Pariwisata
Objek wisata
Tokoh Terkenal
- Syeikh Abdul Wahab Rokan
- Syeikh Muhammad Husni Ginting Al-Langkati Al-Azhari
- Amir Hamzah
- Datok Haji Nordin gelas Datok Setia Bakti
- H.Tengku MHD Khalid Bin Sultan Mangedar
- Syamsul Arifin
- Nazril Irham
- Markus Horison
- Prof. DR. Djohar Arifin Husein
Lihat pula
Referensi
- ^ a b c d "Kabupaten Langkat Dalam Angka 2020" (pdf). www.langkatkab.bps.go.id. Diakses tanggal 17 Oktober 2020.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Désémber 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.
- ^ "Ngogesa Sitepu/Budiono Menangkan Pilkada Langkat". Kompas.com. 24 Desember 2008. Diakses tanggal 22 Januari 2018.
- ^ "Lantik Bupati Langkat dan Wakilnya, Ini Pesan Gubernur Edy Rahmayadi". iNews.ID. 2019-02-20. Diakses tanggal 2020-05-26.
- ^ Ajijah (2022-01-20). Batubara, Nanda Fahriza, ed. "Bupati Langkat Ditangkap KPK, Gubernur Sumut Tunjuk Syah Afandin Sebagai Pelaksana Harian". Bisnis.com. Diakses tanggal 2022-01-20.
- ^ "Pj Gubernur Sumut Lantik Faisal Hasrimy jadi Pj Bupati Langkat *Harap Bisa Maksimalkan Potensi Daerah". Pemerintah Provinsi Sumatera UTara. 2024-02-20. Diakses tanggal 2024-02-20.
- ^ Perolehan Kursi DPRD Kabupaten Langkat Periode 2014-2019
- ^ "Perolehan Kursi DPRD Kabupaten Langkat 2019-2024". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-13. Diakses tanggal 2020-05-18.
Pranala luar
- (Indonesia) Daftar Kecamatan