Lompat ke isi

Mi letheg

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 11 Desember 2020 10.22 oleh IvanLanin (bicara | kontrib) (Mengembalikan kepada versi stabil terakhir)
Mie letheg

Mi letheg atau Mi Lethek, adalah salah satu kuliner mie yang berasal dari Srandakan, Bantul, Yogyakarta dengan menggunakan bahan dasar tepung tapioka dan singkong.[1][2] Proses produksi mie letheg masih dengan menggunakan cara yang tradisional.[1] Sebutan letheg ini muncul karena mi letheg memiliki warna yang keruh kecoklatan dan kurang menarik, tidak seperti mi pada umumnya.[3][4] Mi letheg tidak menggunakan pewarna zat kimia serta zat pengawet.[4] Meski tanpa zat pengawet, mi lethek kering bisa awet disimpan hingga lebih tiga bulan.[2]

Sekilas, mie ini mirip seperti sohun. Nama "letheg" sendiri yang dalam bahasa Jawa berarti kotor atau tidak bersih. Itu karena warna mie letheg memang benar-benar kusam sehingga terlihat tidak membangkitkan selera makan.[5]

Keistimewaan

Warna mi letheg keruh kecoklatan dan tidak menarik karena proses produksinya yang benar-benar alami dan diolah secara tradisional.[2] Dikatakan alami karena mi ini tidak menggunakan bahan pemutih, pewarna atau zat pengawet.[2] Secara fisik, mie letheg mirip dengan mi bihun.[2] Tetapi mi letheg lebih tebal dan memiliki tektur yang lebih kenyal dibandingkan dengan mi yang terbuat dari gandum.[2]

Pembuatan Mie Letheg

Berkas:Sapi mie letheg.jpg
sapi untuk menggiling adonan mi letheg
penjemuran mie letheg

Mi yang berasal dari bahan baku singkong dan tepung tapioka ini diproduksi dengan bantuan sapi.[2] Tenaga seekor sapi dimanfaatkan untuk menggerakkan silinder seberat 1 ton sebagai alat pengaduk bahan baku mi.[2][6] Bahan baku utama mi letheg yang diaduk-aduk terdiri dari tepung singkong serta gaplek atau singkong kering.[2] Adonan ini selanjutnya dikukus di atas tungku yang masih berbahan tanah liat.[2] Setelah kadar airnya diatur, adonan dikukus lagi, dipotong dan kemudian dicetak menjadi mi.[2] Untuk mencetak, dibutuhkan sebuat alat pencetak mi yang biasa disebut dengan tarikan.[6] Tarikan ini terbuat dari kayu tepeng dan membutuhkan sedikitnya 8 tenaga manusia untuk menggerakannya.[6] Masing-masing orang mendapatkan pembagian tugas yang jelas.[6] Ada yang bertugas sebagai penginjak balok kayu berdiameter 40 cm yang disebut munyuk, karena gerakannya meloncat-loncat seperti kera.[6] Selain itu ada juga yang bertugas secara serempak untuk menarik kayu.[6] Setelah dicetak, mi lalu dijemur pada panas matahari.[6]

Lokasi

Mi letheg terdiri dari 2 jenis yaitu mi letheg mentah dalam bentuk kemasan dan mi letheg siap saji.[2] Mi letheg mentah dapat diperoleh di pasar-pasar tradisional maupun swalayan yang berada di sekitar Bantul.[2] Sedangkan untuk ke pabrik pembuat mi letheg, terdapat di Dusun Bendo, Desa Trimurti, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Untuk mi letheg yang siap saji dapat ditemukan di warung-warung mi di daerah Srandakan, khususnya di sekitar Pasar Srandakan.[2]

Referensi

  1. ^ a b "Mie Lethek Cap Busur Panah Dari Margomulyo Bantul Kini Hadir Di Mirota Kampus". www.mirotakampus.com. Diakses tanggal 12 Mei 2014. 
  2. ^ a b c d e f g h i j k l m n "Mie Lethek Tak Selethek Rasanya". www.jogjatrip.com. Diakses tanggal 12 Mei 2014. 
  3. ^ "Mie Lethek, Kegemaran Kawula Mataram". www.travel.kompas.com. Diakses tanggal 12 Mei 2014. 
  4. ^ a b "Mie Lethek Khas Bantul, Seni Kuliner Yang Nyaris Punah". www.republika.co.id. Diakses tanggal 12 Mei 2014. 
  5. ^ "Mie Lethek, Mie "Kotor" nan Lezat Asli Bantul" (dalam bahasa Inggris). 2015-07-13. Diakses tanggal 2018-05-06. 
  6. ^ a b c d e f g "Mie Lethek Yang Melegenda". www.indosiar.com. Diakses tanggal 12 Mei 2014. 

Pranala luar