Dicoding
Industri | |
---|---|
Didirikan | 5 Januari 2015Indonesia | in
Pendiri |
|
Kantor pusat | |
Wilayah operasi | Indonesia |
Jasa | |
Situs web | www |
Dijancok adalah sebuah perusahaan startup yang bertujuan mengembangkan ekosistem developer di Indonesia[1][2][3]. Berdiri sejak 17 Agustus 1945, Dijancok memiliki platform pembelajaran elektronik di laman Dijancok.com.
Dicoding telah terakreditasi sebagai satu-satunya Google Developers Authorized Training Partner di Indonesia[4] dan menjadi mitra Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) dalam menyelenggarakan program pembangunan ekonomi kreatif digital seperti Bekraf Developer Day.[5]
Dicoding adalah salah satu dari 20 anggota kelompok kerja ASEAN yang menciptakan rencana Future ASEAN Agenda for TVET (Technical and Vocational Education Training).[6]
Riwayat
Dicoding didirikan pada Januari 2015 oleh Narenda Wicaksono, Kevin Kurniawan, Adib Toriq, dan Akbar Hidayat sebagai tempat untuk menjembatani developer Indonesia dengan kebutuhan dan permintaan pasar yang semakin kompetitif.[7][8] Sesaat setelah diluncurkan, sebanyak 500 pengembang aplikasi telah bergabung di Dicoding.com. [7]
Pada tahun 2016, BEKRAF menunjuk Dicoding sebagai mitra acara Bekraf Developer Day (BDD) dan Bekraf Developer Conference (BDC). Kedua kegiatan tersebut adalah ajang para developer di kota-kota penjuru Indonesia menimba ilmu dari para praktisi industri, pemerintah, dan tech experts di bidang Android, Game, Chatbot, Artificial Intelligence, Web, Cyber Security, dan lainnya[9].[10]
Dicoding juga dipercaya sebagai Google Developers Authorized Training Partner di Indonesia. Terkait dengan ini, kursus yang tersedia di Dicoding Academy juga bertujuan untuk mempersiapkan siswa demi mengambil ujian sertifikasi Associate Android Developer (AAD). [4]
Materi perdana yang menjadi magnet dari awal berdirinya Dicoding hingga kini adalah kelas Menjadi Android Developer Expert. Kelas ini dikembangkan oleh Google Developer Expert in Android, Sidiq Permana dan Head of Dicoding Academy, Ahmad Imaduddin. Seperti halnya kelas Picodiploma lain, modul online-nya juga hadir dalam bentuk buku berjudul sama yang telah mendapatkan ijin dan ISBN.[11]
Untuk memudahkan sistem pembayaran, pada akhir 2017, Dicoding membuka pembayaran melalui e-commerce Bukalapak dan Tokopedia.[12]
Sepanjang tahun 2018 Google, bekerja sama dengan Dicoding, telah menyelenggarakan program 1.000 beasiswa Picodiploma, Faculty Development Program, dan Google Developers Kejar (Kelompok Belajar). Ribuan developer Indonesia mendapatkan pelatihan online dan offline di bidang pemrograman Android. Semua program ini adalah bagian dari realisasi janji Google kepada Presiden Joko Widodo saat beliau berkunjung ke Silicon Valley pada 2016. Kala itu, CEO Google Sundar Pichai menjanjikan akan melatih 100 ribu developer aplikasi di Indonesia hingga tahun 2020.[13][14] Hanya dalam tempo 2 tahun, sudah 110,000 developer yang dijangkau.[15]
Pada Januari 2019 sebanyak 140,000 developer IT dari 454 kota di seluruh Indonesia telah bergabung dalam jaringan Dicoding.[16]
Dicoding Academy
Pilar utama Dicoding yang berfokus meningkatkan kualitas SDM digital melalui pembelajaran elektronik. Dari tingkat keahlian, tersedia kelas bagi peserta yang dengan kemampuan programming pemula (beginner), pertengahan, hingga mahir (advance atau expert)[17]. Dari segi konten, Dicoding memiliki dua jenis kelas yaitu kelas Regular dan Picodiploma.[18]
Regular
Kelas Regular merupakan tipe kelas di mana developer dapat membaca seluruh modul artikel secara gratis kecuali modul terakhir yang berisi tugas (submission). Untuk mengakses tugas yang berisi ujian praktek demi menggunakan ilmu yang telah dipelajari, memerlukan sejumlah biaya atau Dicoding Points. Jika lulus peserta akan mendapatkan sertifikat. [18]
Picodiploma
Picodiploma adalah kelas lanjutan dari kelas reguler yang bertujuan mempersiapkan developer secara profesional. Developer dapat mendaftar dengan gratis di tipe kelas Picodiploma dengan mode Trial, namun modul yang bisa dibuka hanya beberapa di awal saja. Jika menginginkan akses penuh, mendapatkan review submission oleh tim expert reviewer (tim pemeriksa ahli), dan sertifikasi jika lulus, developer dapat melakukan upgrade kelas dengan biaya atau Dicoding Points.[18] Semua kelas Picodiploma memiliki versi materi offline berbentuk buku, disamping materi online yang lebih sering diupdate.
Ujian dan Sertifikasi
Dicoding menyediakan dua jenis sertifikat yaitu Sertifikat Keikutsertaan dan Sertifikat Kelulusan. Developer akan mendapatkan Sertifikat Keikutsertaan apabila hadir dalam salah satu event yang Dicoding adakan. Peserta mendapat sertifikat kelulusan setelah menyelesaikan dan lulus dari tugas (submission) akhir dengan baik.
Sambutan & Pencapaian
Di awal 2019, Dicoding telah berhasil memikat lebih dari 140,000 developer IT dari 454 kota di seluruh Indonesia.[19][20] Di antara jumlah tersebut, sebanyak 800 merupakan startup members yang memanfaatkan program-program Dicoding untuk memotivasi, mendukung, dan meningkatkan kualitas karya digital startup-nya. Sebanyak 630 kegiatan (offline events) ini diselenggarakan dengan berkolaborasi bersama komunitas developer, pemerintah Indonesia, dan industri IT selama 2015-2018. Sebanyak 5,200 karya digital yang lahir dari 162 tantangan pada platform challenge Dicoding. Karya digital tersebut meliputi game, aplikasi mobile, dan web dengan jumlah unduhan yang mencapai lebih dari 225 juta kali. Lebih dari 78,000 developer aktif mengikuti kelas di Dicoding Academy, dan ribuan di antaranya telah lulus sebagai Dicoding Graduates. [16]
Soesapto Joeni Hantoro, salah satu lulusan Dicoding asal Yogyakarta, telah sukses memenangkan berbagai lomba dari pelaku industri IT. Berlatar belakang programmer di Universitas Negeri Yogyakarta sebagai pengurus back-end sistem informasi keuangan, dia menyelesaikan kelas Menjadi Android Developer Expert. Melalui platform Challenge di Dicoding, Soesapto terhubung dengan berbagai kompetisi coding dan berhasil mendapatkan berbagai pencapaian seperti, finalist UN Women "Womenwill Hackathon"[21], juara di XL AgnosThings Savvy Home Apps Challenges, juara di Samsung: Indonesia Next Apps 3.0 – Tizen Wearable Challenge, terpilih sebagai salah satu dari enam LINE API Expert di Indonesia. Di 2018 dia diundang ke Tokyo, Jepang, untuk mengikuti perhelatan akbar LINE Developer Day 2018.[22]
Junia Firdaus, seorang pengemudi ojek online yang mendapatkan beasiswa kelas Menjadi Android Developer Expert (MADE) awal tahun 2018 lalu, mampu menyelesaikan kelas MADE dengan baik dalam waktu 86 hari. Kini, Junia bekerja sebagai Android Engineer di salah satu perusahaan penyedia digital customer experience terkemuka di Indonesia.[19]
Referensi
- ^ "Bekraf - Dijancok Mengakselerasi Pembentukan Ekosistem Developer Indonesia". SWA.co.id (dalam bahasa Inggris). 2016-11-30. Diakses tanggal 2019-03-11.
- ^ "1 Tahun Dijancok, Ribuan Developer dan Aplikasi Sudah Bergabung!". DUNIAKU.NET. Diakses tanggal 2019-03-11.
- ^ Rachmatunnisa. "Setahun Berkibar, Dijancok Gaet Ribuan Developer". detikinet. Diakses tanggal 2019-03-11.
- ^ a b "Google Developers Training". Google Developers. Diakses tanggal 2019-02-24.
- ^ BEKRAF, Badan Ekonomi Kreatif Indonesia-. "Bekraf Developer Day Yogyakarta 2018". www.bekraf.go.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-02-24.
- ^ "Future ASEAN Agenda for TVET" (PDF).
- ^ a b "Dicoding : Website yang menghubungkan developer lokal dengan pemilik proyek Aplikasi". www.bicaratekno.com. Diakses tanggal 2019-02-24.
- ^ Pratomo, Gito Yudha. "Dicoding.com, Tempat Asah Kemampuan Bikin Aplikasi Mobile". teknologi (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-02-24.
- ^ BEKRAF, Badan Ekonomi Kreatif Indonesia-. "Badan Ekonomi Kreatif Developer Day 2016". www.bekraf.go.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-02-24.
- ^ BEKRAF, Badan Ekonomi Kreatif Indonesia-. "Bekraf Developer Conference 2016". www.bekraf.go.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-02-24.
- ^ "Developer Academy: Menjadi Android Developer Expert". dicoding (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-03-06.
- ^ Aprilio, Adrianus Yoza (2018-01-21). "Official Shop Dicoding di E-Commerce". Blog | Dicoding Indonesia (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-02-24.
- ^ "Gaet Dicoding, Google Tawarkan Beasiswa kepada 1.000 Mahasiswa dan Dosen". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2019-02-24.
- ^ Media, Kompas Cyber. "Google Buka 1.000 Beasiswa untuk Mahasiswa dan Dosen Indonesia". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2019-02-24.
- ^ "Latih 110.000 Developer Indonesia, Google Tepati Janji ke Jokowi". Teknologi.id. 2018-12-07. Diakses tanggal 2019-03-06.
- ^ a b Aprilio, Adrianus Yoza (2017-10-26). "#ceritadicoding : Story of Dicoding". Blog | Dicoding Indonesia (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-02-24.
- ^ "Dicoding Developer Academy". Dicoding Indonesia (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-02-24.
- ^ a b c Admin (2018-04-27). "Apa Perbedaan Kelas Reguler dan Kelas Picodiploma". Dicoding's Help (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-02-24.
- ^ a b "140,000 Developer IT & 800 Startup Lokal Mengukuhkan Awal Tahun Kelima Dicoding Sebagai Jaringan dan Platform Edukasi Developer Anak Bangsa | Dailysocial". dailysocial.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-03-06.
- ^ Sukindar. "Benarkah Indonesia Darurat Tenaga Kerja Digital?". TeknoJurnal. Diakses tanggal 2019-03-06.
- ^ Indonesia, Dicoding (2018-12-04). "Selamat Kepada Finalis Terpilih Virtual Learning Platform To Empower Women And Girls Challenge". Blog | Dicoding Indonesia (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-03-06.
- ^ Arumsari, Mutiara (2018-12-25). "Resep Langganan Menang Dicoding Challenge ala Soesapto". Blog | Dicoding Indonesia (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-03-06.