Lompat ke isi

Kobokan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 25 Desember 2020 18.56 oleh Pinerineks (bicara | kontrib)
Kobokan dengan potongan jeruk nipis yang lazim ditemukan di Indonesia.

Kobokan (bahasa Inggris: finger bowl)[1] adalah wadah kecil semacam mangkuk yang berisi air bersih, biasanya dengan potongan jeruk, yang digunakan untuk mencuci tangan. Kobokan sering disediakan di warung atau rumah makan di Indonesia, khususnya yang menyajikan menu makanan tradisional yang dimakan menggunakan tangan secara langsung, tanpa alat makan. Sebelum mulai makan, orang akan mencelupkan tangannya ke kobokan, kemudian setelah makan, orang tersebut akan kembali mencuci tangan di kobokan tersebut.[2][3]

Dalam tradisi dan etiket penyajian hidangan formal Barat, kobokan juga disediakan ketika makan malam yang melibatkan sajian buah segar, khususnya di Amerika Serikat, tetapi tradisi ini sudah semakin jarang digunakan.[4]

Kebersihan

Penggunaan air kobokan untuk mencuci tangan sebelum makan tidak disarankan karena tidak efektif membersihkan tangan. Membersihkan tangan sebaiknya menggunakan air mengalir dengan sabun.[2][5]

Budaya

Dalam tradisi Saprahan Melayu di Kota Pontianak, kobokan adalah salah satu peralatan makan yang wajib ada sebelum memulai acara makan bersama.[6]

Wisatawan luar negeri disebut sering mengira air kobokan yang disediakan di rumah makan di Indonesia sebagai hidangan semacam sup.[7] Meskipun demikian, dalam sajian formal, kobokan juga sering disalahpahami sebagai minuman limun. Eliza Leslie, seorang penulis etiket makan dari abad ke-19, mencatat bahwa ada seseorang yang mengira kobokan dengan irisan lemon sebagai minuman limun yang rasanya sangat tidak enak. Karya Mark Twain The Prince and the Pauper (1882) juga menceritakan bagian saat seseorang meminum air kobokan.[4]

Paul Kruger, seorang tamu makan malam Ratu Victoria, dicatat pernah meminum kobokan air mawar saat sajian formal kerajaan karena ketidaktahuannya. Untuk mengindari rasa malu yang mungkin akan dirasakan oleh Paul, Ratu Victoria sendiri kemudian meminum kobokan air mawar tersebut dan lantas diikuti oleh tamu-tamu lainnya. Kisah ini sering ditanggapi dalam sejarah sebagai suatu contoh kearifan.[8]

Catatan kaki

  1. ^ Verhandelingen van het Bataviaasch genootschap der kunsten en wetenschappen (dalam bahasa Inggris). Lands drukkerij. 1862. 
  2. ^ a b Oct 2016, ditulis olehdr Dyan Mega Inderawati14; Wib, 08:00. "Jangan Cuci Tangan di Air Kobokan". klikdokter.com. Diakses tanggal 2020-12-25. 
  3. ^ "Makan Pakai Tangan Biasanya Dilengkapi Kobokan, Apa yang Terjadi Jika Sering Melakukan Ini? - Semua Halaman - Bobo". bobo.grid.id. Diakses tanggal 2020-12-25. 
  4. ^ a b Drachenfels, Suzanne Von (2000-11-08). The Art of the Table: A Complete Guide to Table Setting, Table Manners, and Tableware (dalam bahasa Inggris). Simon and Schuster. ISBN 978-0-684-84732-0. 
  5. ^ Media, Kompas Cyber. "Hindari Cuci Tangan dengan Air Kobokan, Berikut Alasannya Halaman all". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2020-12-25. 
  6. ^ "Warisan Budaya Takbenda | Beranda". warisanbudaya.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 2020-12-25. 
  7. ^ Times, I. D. N.; FRESTEA. "5 Hal yang Selalu Ada di Semua Tempat Makan, Kamu Sadar Gak Nih?". IDN Times. Diakses tanggal 2020-12-25. 
  8. ^ Alexandra, Andrew; Miller, Seumas (2009). Ethics in Practice: Moral Theory and the Professions (dalam bahasa Inggris). UNSW Press. ISBN 978-1-74223-030-6.