Lompat ke isi

Kabupaten Sumba Timur

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 28 Desember 2020 17.21 oleh Putra L (bicara | kontrib)
Kabupaten Sumba Timur
Daerah tingkat II
Motto: 
Matawai Amahu pada Njara Hamu
Peta
Kabupaten Sumba Timur di Kepulauan Sunda Kecil
Kabupaten Sumba Timur
Kabupaten Sumba Timur
Peta
Kabupaten Sumba Timur di Indonesia
Kabupaten Sumba Timur
Kabupaten Sumba Timur
Kabupaten Sumba Timur (Indonesia)
Koordinat: 9°53′00″S 120°15′00″E / 9.88333°S 120.25°E / -9.88333; 120.25
Negara Indonesia
ProvinsiNusa Tenggara Timur
Tanggal berdiri1958
Ibu kotaWaingapu
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 22 Kecamatan
  • Kelurahan: 16
Pemerintahan
 • BupatiDrs. Gidion Mbiliyora, M.S
 • Wakil BupatiUmbu Lili Pekuwali, ST, MT
Luas
 • Total7.000,5 km2 (27,029 sq mi)
Populasi
 • Total258.486
 • Kepadatan3,7/km2 (9,6/sq mi)
Demografi
 • AgamaKristen 91,97%
Protestan 81,70%
Katolik 10,27%
Islam 7,84%
Hindu 0,18%
Buddha 0,01%[2]
Zona waktuUTC+08:00 (WITA)
Kode BPS
5302 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon0387
Kode Kemendagri53.11 Edit nilai pada Wikidata
DAURp. 515.736.111.000.-
Situs webhttp://www.sumbatimurkab.go.id/
Kantor DPRD Kabupaten Sumba Timur di Kota Waingapu

Kabupaten Sumba Timur merupakan salah satu kabupaten yang berada di provinsi Nusa Tenggara Timur. Pada masa lalu, kabupaten ini berada di bawah Keresidenan Timor. Kabupaten Sumba Timur sendiri meliputi 60% wilayah yang ada di pulau Sumba. Kabupaten memiliki penduduk ditahun 2019 sebanyak 258.486 jiwa, dan pusat pemerintahan terletak di kota Waingapu.[1]

Geografis

Kabupaten Sumba Timur merupakan salah satu kabupaten di provinsi Nusa Tenggara Timur yang terletak pada koordinat 119°45'–120°52' Bujur Timur (BT) dan 9°16'–10°20' Lintang Selatan (LS). Luas wilayah Kabupaten Sumba Timur adalah 7.000,5 km² atau 700.050 Ha. Dari 98 pulau-pulau kecil di sekelilingnya, hanya 3 pulau sudah dihuni yaitu Pulau Salura, Pulau Menggudu, dan Pulau Kotak.[3]

Batas Wilayah

Kabupaten Sumba Timur menempati wilayah timur Pulau Sumba dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

Utara Selat Sumba
Timur Laut Sabu
Selatan Samudra Hindia
Barat Kabupaten Sumba Tengah

Selain itu kabupaten Sumba Timur juga meliputi empat pulau kecil di selatan, yakni Pulau Salura, Pulau Mengkudu, Pulau Kotak dan Pulau Nusa.

Topografi

Kondisi topografi Sumba Timur secara umum datar (di daerah pesisir), landai sampai bergelombang (wilayah dataran rendah <100 meter) dan berbukit (pegunungan). Daerah dengan ketinggian di atas 1000 meter hanya sedikit di wilayah perbukitan dan gunung. Lahan pertanian terutama di dataran pantai utara yang memiliki cukup air di permukaan maupun sungai-sungai besar. Setidaknya terdapat 88 sungai dan mata air yang tidak kering di musim kemarau.

Rangkaian pegunungan dan bukit-bukit kapur curam yang menguasai wilayah bagian tengah dengan empat puncak: Mawunu, Kombapari, Watupatawang dan Wanggameti. Dataran rendah terdapat di sepanjang pesisir dengan bagian yang cukup luas di Tanjung Undu (pesisir paling barat). Amplitudo suhu yang tinggi mengakibatkan batu-batuan menjadi lapuk, tanah merekah dan terjadi seleksi alam terhadap tumbuhan dan hewan yang dapat hidup dalam kondisi demikian. Karena itu, jenis tumbuhan yang ada umumnya berupa tanaman keras seperti jati, kelapa dan aren, sementara hewan peliharaan umumnya adalah sapi, kerbau dan kuda yang telah menyesuaikan diri dengan keadaan alam Sumba yang berpadang sabana luas.

Keadaan tanah di Sumba Timur mengandung pasir, kapur dan batu karang karena ratusan ribu tahun yang lalu daerah ini berada di bawah permukaan laut. Setelah zaman es berlalu, daratan ini muncul di atas permukaan laut, sehingga sering dijumpai berbagai jenis hewan laut seperti kerang, ikan dan tanaman laut yang telah menjadi fosil di bukit-bukit karang. Rumput-rumput pun tumbuh di atas batu-batu karang.

Iklim

Kabupaten Sumba Timur beriklim sabana tropis (Aw) dengan musim hujan yang relatif singkat dan musim kemarau yang panjang (±8 bulan). Suhu rata-rata adalah 22,5 derajat sampai 31,7 derajat Celsius dan tingkat kelembapan nisbi sebesar ±73% per tahun. Musim penghujan biasanya terjadi di bulan Desember sampai akhir bulan Maret dengan rata-rata curah hujan ≥150 mm per bulan. Sementara itu, musim kemarau biasanya berlangsung sejak pertengahan bulan April sampai dasarian kedua bulan November dengan puncak musim kemarau yakni pada bulan JuliSeptember. Jumlah curah hujan yang cenderung sedikit dalam setahun yakni sebesar 700–1200 milimeter per tahun dengan jumlah hari hujan tahunan berkisar antara 60–120 hari hujan per tahun menyebabkan sebagian besar daerah Kabupaten Sumba Timur termasuk dalam wilayah yang kering.

Data iklim Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, Indonesia
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tahun
Rata-rata tertinggi °C (°F) 31.5
(88.7)
31.4
(88.5)
31.7
(89.1)
32.1
(89.8)
31.6
(88.9)
30.5
(86.9)
29.6
(85.3)
30.3
(86.5)
31.9
(89.4)
32.6
(90.7)
32.7
(90.9)
31.7
(89.1)
31.47
(88.65)
Rata-rata harian °C (°F) 27.9
(82.2)
27.8
(82)
27.9
(82.2)
27.7
(81.9)
27.2
(81)
26.1
(79)
25.2
(77.4)
25.9
(78.6)
27.1
(80.8)
28.1
(82.6)
28.6
(83.5)
28.1
(82.6)
27.3
(81.15)
Rata-rata terendah °C (°F) 24.4
(75.9)
24.2
(75.6)
24.1
(75.4)
23.4
(74.1)
22.9
(73.2)
21.6
(70.9)
20.8
(69.4)
21.6
(70.9)
22.3
(72.1)
23.6
(74.5)
24.6
(76.3)
24.5
(76.1)
23.17
(73.7)
Curah hujan mm (inci) 257
(10.12)
267
(10.51)
213
(8.39)
131
(5.16)
60
(2.36)
30
(1.18)
23
(0.91)
12
(0.47)
21
(0.83)
42
(1.65)
123
(4.84)
244
(9.61)
1.423
(56,03)
Rata-rata hari hujan 14 14 12 8 4 2 2 1 1 3 7 13 81
% kelembapan 82 83 81 77 72 68 63 59 61 67 73 78 72
Rata-rata sinar matahari harian 4.4 4.5 5.5 7.5 8.3 8.9 9.6 10.2 10.5 9.4 8.2 6.2 7.77
Sumber #1: Climate-Data.org[4] & BMKG[5]
Sumber #2: Weatherbase[6]

Pemerintahan

Daftar Bupati

No Potret Bupati Mulai Jabatan Akhir Jabatan Prd. Ket. Wakil Bupati
Sebelum DPRD terbentuk dan melakukan pemilihan serta pelantikan bupati definitif, Lesu Djaga Dapawole bertugas sebagai pejabat sementara bupati.
1 Lesu Djaga Dapawolle 1962
1967
1  
2 Umbu Haramburu Kapita
1967
1978
2  
3 dr.
Lapoe Moekoe
1978
1984
3  
4 Adrianus Zooai
9 Februari 1984
1989
4  
5 T. P. Munthe
1989
17 Maret 1994
5  
- Markus Didoek 18 Maret 1994 19 Juni 1994 -
6 Drs.
Lukas Mbadi Kaborang
20 Juni 1994 5 Agustus 1999 6  
- Ir.
Yacobus Christian Leyloh
6 Agustus 1999
18 April 2000
-
[Ket. 1]
7 Ir.
Umbu Mehang Kunda
19 April 2000
19 April 2005
7  
Ir.
Emanuel Babu Eha
M.Si.
- Drs.
Aleks Babys
19 April 2005
31 Agustus 2005
-
[Ket. 2]
(7) Ir.
Umbu Mehang Kunda
31 Agustus 2005
2 Agustus 2008
8
[Ket. 3]
[7]
Drs.
Gidion Mbilijora
M.Si.
8 Drs.
Gidion Mbilijora
M.Si.
3 Agustus 2008
21 September 2008
[Ket. 4]
22 September 2008
31 Agustus 2010
 
31 Agustus 2010
31 Agustus 2015
9  
dr.
Matius Kitu
Sp.B.
- Yohanes Lakar Hawula
S.H., M.Si.
31 Agustus 2015
17 Februari 2016
-
[Ket. 5]
[8]
(8) Drs.
Gidion Mbilijora
M.Si.
17 Februari 2016
17 Februari 2021
10
[Ket. 6]
[9]
Umbu Lili Pekuwali
S.T., M.T.
- Domu Warandoy
S.H., M.Si.
17 Februari 2021
26 Februari 2021
-
[Ket. 7]
11 Drs.
Khristofel Praing
M.Si.
26 Februari 2021
Petahana
11
[10]
David Melo Wadu
S.T.
Catatan
  1. ^ Penjabat Bupati Sumba Timur.
  2. ^ Penjabat Bupati Sumba Timur.
  3. ^ Meninggal dunia saat menjabat.
  4. ^ Pelaksana Tugas Bupati Sumba Timur.
  5. ^ Penjabat Bupati Sumba Timur.
  6. ^ Wakil bupati petahana cuti kampanye Pilbup Sumba Timur 2020 pada 26 September – 5 Desember 2020.
  7. ^ Pelaksana Harian Bupati Sumba Timur.


Dewan Perwakilan

Kecamatan

Kabupaten Sumba Timur dibagi menjadi 22 kecamatan, yaitu:

Demografi

Seorang gadis Sumba Timur dari golongan menengah (kabisu) pada tahun 1930

Penduduk

Jumlah Penduduk Kabupaten Sumba Timur (2002) adalah 190.214 jiwa atau dengan kepadatan rata-rata 27 jiwa/km². Kepadatan tertinggi di Kecamatan Waingapu, yaitu 1.049 jiwa/km², sedang kepadatan terendah ada di Kecamatan Haharu, yaitu 13 jiwa/km². Disamping orang Sumba Timur asli juga terdapat orang Sabu, keturunan Tionghoa, Arab, Bugis, Jawa dan penduduk yang berasal dari daerah Nusa Tenggara Timur lainnya. Bahasa daerah yang digunakan adalah Bahasa Sumba Kambera. Tahun 2017, penduduk kabupaten Sumba Timur mwncapai 252.704 jiwa dengan kepadatan 36,09 jiwa/km².[1]

Agama

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik kabupaten Sumba Timur mencatat bahwa sebagian besar penduduk di kabupaten ini menganut agama Kristen sebanyak 91,97% (Protestan 81,70% dan Katolik 10,27%). Selebihnya penganut agama Islam sekitar 7,84% yang kebanyakan tinggal di ibukota kabupaten, kemudian Hindu 0,18% dan Budha 0,01%.[2] Sejumlah penduduk Sumba Timur masih memegang tradisi leluhur dengan menganut aliran tradisional yakni Marapu,[1] aliran kepercayaan di pulau Sumba yang masih ada hingga saat ini. Pemerintah telah menjamin dan mengakui setiap aliran kepercayaan yang ada di Indonesia.

Meskipun keadaan tanahnya kurang subur, lebih dari separuh penduduk kabupaten Sumba Timur ini adalah petani. Selain itu ada juga yang bekerja sebagai peternak, pegawai, buruh, nelayan dan lain-lain. Walaupun sektor pertanian menempati tempat pertama dalam pendapatan regional, luas sawah yang bisa digarap baru 11 persen dari luas tanah kabupaten seluruhnya. Penggarapan sawah ini dilakukan dengan cara tradisional yang disebut renca, yaitu pengerahan tenaga manusia dan kerbau dalam jumlah besar di atas tanah sawah yang akan ditanami. Kaki-kaki kerbau yang berjumlah puluhan ini digunakan sebagai pengganti bajak dan pekerjaan renca ini diawali dan diakhiri dengan upacara keagamaan (ritus). Kehidupan sehari-hari penduduknya pada dasarnya merupakan cerminan kehidupan agama tradisional mereka. Hal ini bisa dilihat saat mereka melaksanakan berbagai upacara adat berkenaan dengan daur hidup seperti upacara kelahiran (habola), perkawinan (lalei atau mangoma) dan kematian (pa taningu).

Perekonomian

Perekonomian penduduk Sumba Timur ini sebagian besar adalah pertanian, (termasuk peternakan), industri rumah tangga (terutama kerajinan tekstil/tenun) serta pariwisata.

Kerajinan

Industri rumah tangga di Sumba Timur didominasi kerajinan kain tenun ikat yang terdapat di hampir seluruh penjuru kabupaten. Kerajinan kain tenun ikat ini sudah terkenal sejak ratusan tahun. Ada dua kelompok pengrajin, yaitu yang menggantungkan seluruh penghasilannya pada pekerjaannya dan yang melakukannya hanya sebagai kerjaan sambilan. Seniman sambilan ini umumnya adalah mereka yang secara sosial masih memiliki fungsi adat seperti kaum bangsawan (maramba). alaupun merupakan hasil sambilan, tenun jenis ini bermutu tinggi karena sebenarnya tenunan tersebut bukanlah barang dagangan, hanya sebagai koleksi atau digunakan dalam upacara adat. Ada beberapa daerah yang terkenal dengan kain tenunnya, seperti Desa Kaliuda yang terletak di Kecamatan Pahungalodu, Rindi dan Watuhadang yang terletak di kecamatan Rindiumalulu, Rambangaru yang terletak di kecamatan Pandawai dan Kelurahan Prailulu. Tenunan dari daerah ini bermutu tinggi karena dibuat dengan menggunakan ramuan tradisional dan membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikannya. Tidak jarang ada tenunan yang lama penyelesaiannya hingga tahunan, yang menyebabkan harga jualnya pun mencapai jutaan rupiah, terutama yang berasal dari Rindi, Kaliuda dan Kampung Pau.

Kerajinan tenun ini juga mendukung kegiatan pariwisata di kabupaten ini.

Pertanian tanaman

Pada sektor pertanian tanaman, padi, jagung dan ubi kayu menjadi andalan. Hasil pertanian lainnya adalah cengkih, kapuk, kemiri, kelapa, ubi jalar, kacang tanah, kacang hijau, sorgum dan jambu mete. Hasil pertanian tersebut telah dikembangkan sejak tahun 1977.

Peternakan

Ekspor Sapi dari Sumba sekitar 1948

Sektor peternakan memiliki sejarah panjang dan cukup berbeda dari daerah lain di Indonesia, oleh sebab keadaan alam wilayah ini yang memiliki musim penghujan pendek dan padang rumput (sabana) luas. Sumba Timur terkenal sebagai pusat penangkaran dan perdagangan kuda sejak abad ke-19. Kuda sandel yang merupakan hasil perbaikan (grading up) kuda lokal dengan kuda Arab telah menjadi maskot daerah dan figurnya dimasukkan dalam lambang daerah.

Pada awal abad ke-20 (1906-1907) pemerintah Hindia Belanda memasukkan empat ras sapi ke Sumba, sapi jawa, sapi madura, sapi bali dan sapi ongole dari India. Hanya yang terakhir yang diketahui bisa beradaptasi dengan baik dan segera menjadi komoditas peternakan unggulan, menggeser kuda.[11] Tujuh tahun sejak introduksi, pemerintah menetapkan Sumba sebagai pusat penangkaran sapi ongole murni dan sejak itu biakannya dikenal sebagai ras SO (Sumba Ongole) dan ini berlangsung hingga sekarang.

Pariwisata

Senja di Pantai Walakiri

Pantai Kalala, Pantai Alfon Ndawa Lu, Tarimbang, Purukambera dan Walakiri sudah mendunia dan dikenal sebagai tempat berselancar yang indah. Sisa-sisa kebudayaan megalitik berupa kubur batu dan rumah-rumah adat asli yang sering menjadi tempat pelaksanaan upacara adat penguburan jenazah bangsawan menarik minat para wisatawan. Wisata alam dapat dilakukan di Taman Nasional Laiwangi Wanggameti.[12]

Tempat wisata populer lainnya adalah Londa Lima, Watuparunu dan Purukambera. Selain itu, Sumba Timur juga mempunyai objek wisata alam Air Terjun Laputi.[13]

Referensi

  1. ^ a b c d "Kabupaten Sumba Timur Dalam Angka 2020". BPS Kabupaten Sumba Timur. Diakses tanggal 7 Oktober 2020. 
  2. ^ a b "Persentase Pemeluk Agama Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur 2018". www.nttprov.go.id. Diakses tanggal 16 Januari 2020. 
  3. ^ "Profil Sumba Timur" (PDF). 
  4. ^ "Waingapu, Sumba Timur, Indonesia". Climate-Data.org. Diakses tanggal 10 Agustus 2020. 
  5. ^ "Buku Peta Rata-Rata Curah Hujan Dan Hari Hujan Periode 1991-2020 Indonesia" (PDF). BMKG. hlm. 80 & 145. Diakses tanggal 11 September 2024. 
  6. ^ "WAINGAPU, INDONESIA". Weatherbase. Diakses tanggal 11 Agustus 2020. 
  7. ^ Aditia Maruli Radja, ed. (02-08-2008). "Bupati Sumba Timur Meninggal Dunia". antaranews.com. Diakses tanggal 23-05-2022. 
  8. ^ "Hawula Ganti Mbilijora, Thadeus Ambil Posisi Dula". seputar-ntt.com. 31-08-2015. Diakses tanggal 23-05-2022. 
  9. ^ Kelen, Yoseph A. (17-02-2016). "Gubernur NTT Lantik 9 Bupati dan Wakil Bupati di Kupang". beritasatu.com. Diakses tanggal 08-05-2022. 
  10. ^ "Gubernur NTT Lantik Lima Kepala Daerah Terpilih". suaratimor.com. 26-02-2021. Diakses tanggal 27-02-2021.  [pranala nonaktif permanen]
  11. ^ Artikel "Seabad Sapi Ongole di Sumba Timur" dari arsip Kompas Online edisi 29 Oktober 2005, laporan Cokorda Yudistira
  12. ^ Artikel tentang "Kabupaten Sumba Timur" di laman Kompas Online edisi 3 Mei 2002, dari Litbang Kompas (diambil dari cache google)
  13. ^ "Air Terjun Laputi: Salah Satu Air Terjun Cantik di Sumba Timur". Travelmate Kamu. Diakses tanggal 17 April 2015. 

Pustaka

  • Ensiklopedia Nasional Indonesia.

Pranala luar