Lompat ke isi

Verna Inkiriwang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Verna Gladies Merry Inkiriwang
Verna sebagai anggota DPR-RI
Bupati Poso
(Terpilh)
Mulai menjabat
Belum Diketahui
PresidenJoko Widodo
GubernurRusdi Mastura (Terpilih)
[[Wakil Bupati Poso
(Terpilh)|Wakil]]
Yasin Mangun (Terpilih)
Sebelum
Pengganti
Petahana
Sebelum
Anggota Komisi IX DPR-RI
Masa jabatan
1 Oktober 2009 – 1 Oktober 2019
Informasi pribadi
Lahir27 November 1983 (umur 40)
Manado, Sulawesi Utara
Partai politikPartai Demokrat
Suami/istriRoyke Widya Kaloh
Orang tua
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

dr. Verna Gladies Merry Inkiriwang (lahir 27 November 1983) adalah seorang dokter dan politikus asal Indonesia. Verna meraih gelar runner-up 1 dalam ajang Miss Indonesia 2007 sebagai perwakilan Sulawesi Tengah. Verna terjun ke dunia politik mengikuti jejak ayahnya, Piet Inkiriwang yang pernah menjabat sebagai Bupati Poso. Ia terpilih sebagai anggota DPR-RI sejak tahun 2009 hingga 2019 dari fraksi Partai Demokrat.

Verna mendapatkan suara terbanyak dalam pemilihan umum Bupati Poso tahun 2020 bersama pasangannya, Yasin Mangun. Ia merupakan perempuan pertama yang terpilih menjadi Bupati Poso.[1]

Kehidupan pribadi

Pada tahun 2008, Verna dipersunting oleh Royke Widya Kaloh, putra dari mantan Rektor IPDN, Dr. Johanis Kaloh, yang sudah ia pacari sejak 6 tahun lebih. Pernikahan tersebut dilangsungkan pada tanggal 27 September 2008 di GPdI Pusat Sam Ratulangi, sedangkan resepsinya dilangsungkan di MCC (Manado Convention Center), setelah keduanya berhasil menyelesaikan studi masing-masing, Royke dengan studi S2 dan Verna mendapatkan gelar dokternya.[2]

Selain terdaftar dalam organisasi Miss Indonesia, Verna juga tercatat mengikuti beberapa organisasi sejenis, di antaranya Ikatan Nyong Nona Manado (2003), Ikatan Nyong Noni Sulawesi Utara (2004) dan Forum Muda Mudi Poso Bersatu. Tidak seperti anggota DPR yang lain, tidak terdengar pemberitaan miring mengenai anggota DPR yang satu ini. Hanya beberapa pemberitaan yang muncul di media mengenai kiprahnya sebagai anggota DPR yang bertanggung jawab pada bidang kesehatan masyarakat.[2]

Karier

Verna pernah mengikuti ajang pemilihan Miss Indonesia pada tahun 2007 mewakili provinsi Sulawesi Tengah dan berhasil meraih posisi Runner Up I. Ia juga berhasil meraih gelar Nona Manado dan Noni Sulawesi Utara, yang merupakan penghargaan tertinggi untuk kontes kecantikan di Sulawesi Utara. Sebelum ke Senayan, Verna bekerja sebagai dokter di RSU Malalayang, Manado.

Politik

Kesuksesannya di ajang Miss Indonesia membuat Partai Demokrat melirik potensi politik yang dimiliki oleh Verna. Sebagai putri dari Piet Inkiriwang, Bupati Poso, Verna mulai memutuskan untuk terjun ke dunia politik dan mengikuti Pemilu tahun 2009 sebagai wakil dari daerah Sulawesi Tengah. Verna memenangkan pemilihan umum 2009 dengan memperoleh 54.016 suara. Dengan kemenangan tersebut, Verna menjadi anggota DPR termuda dari Fraksi Partai Demokrat.[2][3][4]

Verna terpilih kembali menjadi Anggota DPR-RI periode 2014-2019 dari Partai Demokrat (Demokrat) mewakili Dapil Sulawesi Tengah setelah memperoleh 74,983 suara.

Kasus yang ditangani

Pada tanggal 17 Juni 2015, Verna menilai Kepolisian (Polri) harus lebih realistis dalam target pencapaian PNBP. Menurut Verna kinerja BLU Rumah Sakit Polri belum optimal. Verna minta penjelasan ke Polri strategi apa yang disiapkan untuk optimalisasi target PNBP untuk rumah sakit ini. Pada tanggal 16 Juli 2015, Verna fokus pada target pencapaian Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNPB). Verna menilai banyak Badan Layanan Umum (BLU) rumah-sakit milik POLRI tidak optimal kinerjanya. Sehingga menurut Verna asumsi pemerintah untuk penerimaan PNPB dari BLU milik POLRI tidak realistis. Pada tanggal 6 April 2016, Verna mengomentari kasus malapraktik RS Siloam Karawaci dan Obat Buvanest (Panja Anestesi). Menurutnya, kesalahan bisa terjadi karena bentuk ampul dikarenakan warna obat yang sama. Sehubungan dengan Kasus RS Siloam dan penarikan obat bius Buvanest Spinal oleh Kalbe Farma, menurut Verna dari penarikan obat yang dilakukan hanya ada sanksi administratif terhadap pihak Kalbe Farma tanpa ada sanksi hukum. Verna menilai ini tidak efektif untuk mencegah terjadinya lagi Kasus RS Siloam. Verna menilai terlihat ada yang ditutup-tutupi dalam Kasus RS Siloam ini sehingga prosesnya lamban untuk ditangani. Verna menyarankan harus ada introspeksi dalam kemasan obat sehingga mengurangi kemungkinan kesalaha manusa dalam penggunaan obat.

Pendidikan dan jabatan

Riwayat pendidikan

Referensi

  1. ^ Sulayapi, Syaiful (18 Desember 2020). Rizal, Syamsu, ed. "Verna Inkiriwang-Yasin Mangun di Tetapkan KPUD Poso Suara Terbanyak Pilkada". MetroSulawesi. Diakses tanggal 19 Desember 2020. 
  2. ^ a b c "Verna Gladies Merry Inkiriwang - Profil - merdeka.com". 
  3. ^ "DPD Demokrat Sulawesi Tengah Belum Terima Surat Pemecatan Verna". MetroSulawesi. Diakses tanggal 14 Januari 2017. 
  4. ^ "SBY Diminta Tolak Rekomendasi Pemecatan Verna". ANTARA Sulawesi Tengah. Diakses tanggal 14 Januari 2017.