Lompat ke isi

Tolak peluru

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 10 Januari 2021 16.02 oleh YogiYY (bicara | kontrib)
Penolak peluru, Universitas Nebraska, 1942

Tolak peluru adalah salah satu nomor yang terdapat dalam nomor lempar pada cabang atletik yang berbentuk gerakan menolak atau mendorong suatu peluru yang terbuat dari logam yang dilakukan dari bahu dengan satu tangan untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya. Tujuan tolak peluru adalah untuk mencapai tolakan yang sejauh-jauhnya. Sesuai dengan namanya tolak bukan dilempar, tetapi ditolak atau didorong dengan tangan satu bermula diletakkan di pangkal bahu.[1]

Sarana

Peluru

Peluru yang digunakan adalah peluru yang digunakan harus terbuat dari besi utuh keras (solid iron), kuningan atau logam lain yang tidak lebih lunak dari pada kuningan atau kulit suatu bahan metal yang keras dan diisi dengan timah atau bahan lain. Peluru ini harus berbentuk bulat bola dengan permukaan yang halus licin. Untuk bisa halus licin tinggi rata-rata permukaan harus tidak kurang dari 1.6um atau mikrometer, yaitu suatu tingkat kekasaran N7 atau kurang. Berat peluru yang digunakan untuk putri 3 kg dan 4 kg. Berat peluru untuk putra 5 kg, 6 kg dan 7 kg.[1]

Teknik

Cara Memegang Peluru

  • Jari-jari agak renggang. Jari kelingking ditekuk berada di samping peluru, sehingga dapat membantu untuk menahan supaya peluru tidak mudah tergeser di tempatnya. Untuk menggunakan cara ini penolak peluru harus memiliki jari-jari yang kuat dan panjang.  
  • Jari-jari agak rapat, ibu jari di samping, jari kelingking berada di samping belakang peluru. Biasanya pegangan ini untuk orang yang berjari kuat dan panjang. Dan biasa dipakai oleh para juara.  
  • Bagi mereka yang mempunyai tangan kecil dan jari-jarinya pendek, jari-jari agak ranggang, ibu jari berada disamping dan jari kelingking berada di belakang peluru.[2]  

Sikap Badan Pada Waktu Akan Menolak

Berdiri tegak menyamping ke arah tolakan, kedua kaki dibuka lebar (kangkang), kaki kiri lurus ke depan, kaki kanan dengan lutut dibengkokkan ke depan sidikit agak serong ke samping kanan. Berat badan berada pada kaki kanan, badan agak condong ke samping kanan. Tangan kanan memegang peluru pada bahu (pundak), tangan kiri dengan sikut dibengkokkan berada di depan sedikit agak serong ke atas lemas. Tangan kiri berfungsi untuk membantu dan menjaga keseimbangan, pandangan diarahkan ke arah tolakan.[3]

Cara Menolakkan Peluru

Bersamaan dengan memutar badan ke arah tolakan, siku ditarik serong ke atas ke belakang (ke samping kiri), pinggul dan pinggang serta perut di dorong agak ke depan ke atas hingga dada menghadap ke depan serong ke atas ke arah tolakan. Dagu diangkat atau agak ditengadahkan, pandangan ke arah tolakan. Pada saat seluruh badan (dada) menghadap ke arah tolakan, secepatnya peluru itu ditolakkan sekuat-kuatnya ke atas ke depan ke arah tolakan (parabola) bersamaan dengan bantuan menolakkan kaki kanan dan melonjakkan seluruh badan ke atas serong ke depan (kalau menolak dengan tangan kanan, sedangkan dengan tangan kiri dengan sebaliknya).[3]

Sikap Badan Setelah Menolakkan Peluru

Sikap akhir menolak peluru merupakan salah satu faktor yang menentukan sah tidaknya tolakan yang dilakukan.[3]

Cara Mengambil Awalan

Di dalam perlombaan tolak peluru, tolakan selalu menggunakan awalan guna mendapatkan kekuatan tolakan secara maksimal. Awalan dalam tolak peluru sangat penting yaitu untuk memadukan antara gerak awal dalam mengambil sikap menolak serta dilanjutkan dengan sikap menolak. Pada waktu akan melakukan tolakan, kaki yang depan (kaki kiri) digerakkan ke depan kebelakang, atau diputar guna mendapatkan keseimbangan yang sempurna. Bersamaan dengan menolakkan kaki kanan ke depan ke arah tolakan, kaki kiri digerakkan ke depan agak kesamping kiri lurus hingga menyentuh balok panahan. Usahakan badan agak rendah dengan lutut kaki kanan agak dibengkokkan. Pada saat kaki kiri menyentuh balok penahan, secepat mungkin badan diputar ke arah tolakan, bersama dengan pinggul, pinggang dan perut didorong ke depan hingga badan menghadap arah tolakan. Secepat mungkin peluru ditolakkan sekuat-kuatnya ke depan atas dengan bantuan menggerakkan seluruh tenaga badan.[3]

Gaya

Disebut awalan mundur karena awalan yang dilakukan dengan membelakangi arah tolakan. Awalan ini yang menghasilkan tolakan paling jauh dibanding awalan lainnya. Perkembangan yang utama dalam teknik tolak peluru telah diperkenalkan oleh Perry O’Brien dari USA pada awal tahun 1950.  Teknik O’Brien ini digunakan oleh sebagian besar atlet tolak peluru (pelempar) selama 25  tahun  kemudian, yang  dapat  meningkatkan jarak lemparan dimana  kekuatan menolak  dihasilkan dari  peningkatan kontribusi kekuatan otot. Gerakan  tolak peluru  gaya O Brien  ini lebih sederhana. Keuntungannya  adalah  jarak dorongan peluru menjadi  lebih  panjang, dorongan peluru  sudah dimulai  dari  saat persiapan  awalan. Luncuran ke arah lemparan  tidak mengubah posisi peluru yang  akan  di dorong  sehingga  jalannya peluru yang didorong ke arah depan atas itu merupakan satu garis.[4]

Referensi

  1. ^ a b Saputri, Rina Fifit; Winarno, M. E.; Surendra, Mulyani (2016). "MODEL PEMBELAJARAN TEKNIK DASAR TOLAK PELURU GAYA MENYAMPING SISWA KELAS VII DI SMPN 12 MALANG". Jurnal Pendidikan Jasmani (dalam bahasa Inggris). 26 (1): 181. doi:10.17977/pj.v26i1.7741. ISSN 0852-8322. 
  2. ^ Prabowo, Eko Mukti (2018-10-13). "MENINGKATKAN KETERAMPILAN TOLAK PELURU GAYA MENYAMPING DENGAN PERMAINAN MODIFIKASI PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 1 BARENG KECAMATAN BARENG KABUPATEN JOMBANG". JURNAL KOULUTUS (dalam bahasa Inggris). 1 (2): 148. ISSN 2620-6277. 
  3. ^ a b c d Kristiantono, Eko Susilo (2017-11-20). "APLIKASI PEMBELAJARAN BERMAIN MENGGUNAKAN MODEL AKTIVITAS SIRKUIT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU PADA SISWA KELAS X-I SMA N I PULOKULON". PINUS: Jurnal Penelitian Inovasi Pembelajaran. 3 (1): 11–12. doi:10.29407/pn.v3i1.11707. ISSN 2442-9163. 
  4. ^ Kuncoro, Bagus (2018-12-13). "ANALISIS BIOMEKANIKA TOLAK PELURU GAYA O’BRIEN". Jurnal Ilmiah Spirit. 38 (1): 2.