PO Haryanto
Berkas:Po haryanto ande ande lumut.jpeg | |
Induk | PT Haryanto Motor Indonesia |
---|---|
Didirikan | 2002 |
Pendiri | H. Haryanto |
Kantor pusat | Kudus, Jawa Tengah |
Wilayah layanan | Jawa, Madura |
Jenis layanan | Bus AKAP, Bus Pariwisata |
Ruang tunggu eksekutif | Eksekutif, Patas |
Rute terpendek | Pati-Yogyakarta |
Rute terpanjang | Jakarta-Madura |
Jenis bahan bakar | Solar |
Operator | PT Haryanto Motor Indonesia |
CEO | Rian Mahendra |
PO Haryanto adalah salah satu perusahaan otobus antar kota antar provinsi dan pariwisata yang berbasis di Kudus, Jawa Tengah serta memiliki kantor cabang di Tangerang dan Bangak, Solo.
Sejarah
H. Haryanto adalah anak ke enam dari sebelas bersaudara, dimana dia dilahirkan dari keluarga buruh tani, sehingga dia sudah terbiasa dengan bekerja keras semenjak kecil demi membantu ekonomi orang tuanya. Haryanto bercita cita ingin menjadi TNI sejak kecil. Ketika dewasa dia nekat pergi ke ibukota tanpa bekal apapun dan mendaftarkan diri menjadi angggota TNI.
Pada tahun 1979, dia mulai aktif bekerja di kesatuan TNI Angkatan Darat yang berada di Tangerang Dimana disana dia didik dan ditugaskan menjadi seorang sopir yang tugasnya mengangkut bahan bahan makanan, bahan bakar dan alat pertahanan sejenis meriam. Saat itu gaji yang didapatkan hanya sejumlah Rp. 18.000 per bulannya.
Pada tahun 1982, Haryanto memberanikan diri untuk menikah dengan gadis pujaan hatinya. Setelah menikah, ternyata dengan penghasilan yang didapatkannya dari gaji tersebut masih kurang untuk mencukupi kebutuhan rumah tangganya. Akhirnya Haryanto memutuskan untuk mencari pekerjaan sambilan dengan menjadi sopir angkot selepas pulang dari bekerja.
Tahun 1984, dengan modal uang kurang dari satu juta, Haryanto nekat membeli sebuah angkot yang dia operasikan di sela sela waktu luangnya. Selain mengoperasikan angkotnya sendiri, Pada tahun 1990 hingga tahun 2000 dia juga memiliki pekerjaan sambilan lain dengan menjadi perwakilan dari bus Sumber Urip.
Setelah bertahun tahun kerja kerasnya jumlah angkot yang dimilikinya pun semakin hari semakin bertambah banyak.
Tahun 1990 dia juga mulai membuka usaha showroom mobil di daerah tangerang, dimana showroom tersebut hanya khusus menjual mobil angkot dari berbagai merk.
Keputusan final H. Haryanto terjadi pada tahun 2002 ketika dia berumur 43 tahun. Dimana dia mengundurkan diri dari kesatuannya di TNI dan memilih untuk berkonsentrasi penuh mengurus usaha usahanya. Dari pengunduran dirinya tersebut, dia tidak mendapatkan pesangon, tapi mendapatkan pensiunan senilai Rp.800ribu per bulannya.
Dengan mendapatkan pinjaman dari bank senilai Rp.3milyar. H. Haryanto mulai mendirikan perusahaan otobusnya dimana uang tersebut digunakan untuk membeli 6 buah bus senilai Rp.800 juta per unitnya.
Dengan modal awal 6 buah bus tersebut, pada awalnya H. Haryanto menggunakan armadanya tersebut untuk rute Cikarang-Cimone. Tetapi setelah beberapa waktu mencoba rute tersebut dan ternyata sepi penumpang, hingga akhirnya H. Haryanto kembali merubah bus busnya tersebut dijadikan kelas eksekutif dan mengalihkan trayeknya ke Jakarta-Kudus, Jakarta-Pati dan Jakarta-Jepara.
Mulai saat itulah perusahaan otobusnya semakin besar dan begitu juga diikuti dengan penambahan jumlah armadanya yang semakin banyak hingga lebih dari 100 unit dan meliputi berbagai trayek yang ada di pulau jawa. [1]
H. Haryanto sangat sadar betul bahwa segala usaha yang dia lakukan itu tak akan berhasil tanpa adanya campur tangan dari Allah SWT.
Dan sebagai wujud dari rasa syukurnya itu, sehingga dia memiliki tradisi untuk memberangkatkan para anak buahnya untuk menunaikan umroh / haji ke tanah suci makkah yang masih tetap dipertahankan hingga sekarang.[2]
Perkembangan
Saat ini PO Haryanto telah memiliki jaringan trayek yang luas di pulau Jawa dan Madura yang meliputi beberapa divisi :
- Divisi Muria, melayani trayek Demak, Kudus, Jepara, Pati, dan sekitarnya.
- Divisi Madura, melayani trayek Pulau Madura, Surabaya dan sekitarnya.
- Divisi Solo, melayani trayek Solo, Boyolali, Karanganyar, Ponorogo, Magetan, Madiun, Klaten, Yogyakarta, Gemolong, Jombang dan sekitarnya.
- Divisi Wonogiri, melayani trayek Wonogiri dan sekitarnya.
- Divisi Bojonegoro, melayani trayek Bojonegoro dan sekitarnya.
- Divisi Cepu, melayani trayek Cepu, Purwodadi dan sekitarnya.
- Divisi Malang, melayani trayek Malang, Dampit, Karangkates dan sekitarnya.
- Divisi Patas, melayani trayek Patas jarak menengah seperti Pati-Yogyakarta dan Jakarta-Pekalongan.
- Divisi Pariwisata, melayani angkutan pariwisata dan ziarah di Pulau Jawa, Sumatra, Bali dan Madura.
Tujuan
- Jakarta
- Depok
- Tangerang
- Bekasi
- Merak
- Sukabumi
- Bandung, Cimahi
- Pati (Patas Yogyakarta)
Fasilitas
Semua bus yang dimiliki PO Haryanto berkelas eksekutif dengan fasilitas total seat 30 dan konfigurasi 2-2, legrest, footrest, gratis makan 1x, snack, toilet.
Haryanto juga memiliki rumah makan bernama "Menara Kudus" di Gringsing dan Gebang, Cirebon, Rumah Makan milik Haryanto ini memiliki hidangan yang khas dan berbeda dari rumah makan bus malam lain, yakni Soto Kudus, Nasi Goreng, dan Empal Gentong. Selain itu, Haryanto juga memiliki 1 buah SPBU di Jalan Raya Pantura Jenarsari, Kendal, dan garasi di 3 titik lokasi. Garasi pusat terletak di Jalan Lingkar Ngembal, Kudus, Jawa Tengah, Garasi kedua di Kecamatan Pinang, Kota Tangerang dan garasi ketiga di Bangak, Solo.
Haryanto juga memfasilitasi penumpang yang akan pergi ke Sumatra dengan jasanya. Bekerjasama dengan PO NPM, salah satu perusahaan otobus terbesar dan tertua di Sumatra Barat serta PO Sumber Alam, Haryanto membuka layanan tiket terusan dimana nantinya penumpang dari Solo/Muria/Wonogiri/Madura ingin menuju Sumatra akan ditransit ke bus NPM menuju Lampung/Palembang/Jambi/Padang di pool PO Sumber Alam Pondok Ungu begitupun sebaliknya.
Haryanto Mania
Guna menampung aspirasi penumpang dan penggemar setia PO Haryanto, pada tahun 2009 didirikan Haryanto Mania, sebuah klub penggemar bus Haryanto. Haryanto Mania dipantau dan diasuh langsung oleh Rian Mahendra selaku CEO PO Haryanto, memiliki lebih dari 150 ribu anggota di situs jejaring sosial Facebook dan sampai saat ini berguna untuk menyalurkan kritik, saran dan aspirasi baik dari penumpang maupun penggemar (mania) sendiri.
Ciri khas
Armada PO Haryanto memiliki kekhasan tersendiri. Di bodi bagian samping terdapat stiker Menara Kudus, yang memiliki arti bahwa PO Haryanto didirikan oleh Putra asli Kudus. Selain itu, di beberapa bagian bus juga ditempel stiker shalawat Nabi yang bertujuan mengingatkan para crew dan penumpang agar selalu bershalawat. Sebagian armada (khususnya armada keluaran 2018 keatas) juga dilengkapi dengan gambar wayang kulit, biasanya bergambar Werkudara atau Rama dan Shinta.
Selain ciri khas dalam armada, PO Haryanto juga memiliki ciri khas dalam pelayanan. Seperti peraturan untuk berhenti melaksanakan shalat ketika dalam perjalanan, atau uang tiket konsumen yang dimana akan disumbangkan kepada yang membutuhkan sebesar 2,5 persen.
Dalam budaya populer
- Seniman campursari asal Solo yakni Cak Diqin pernah menulis lagu yang berjudul "Ayo Numpak Bis Haryanto" pada tahun 2014 yang berisi ajakan untuk menaiki PO Haryanto.[3]
- Beberapa bus PO Haryanto pernah menjadi topik yang hangat di media sosial lantaran kemampuan pengemudi yang cakap dan cepat, serta variasi dalam bus yang beragam.
Referensi
- ^ "Sejarah Perjalanan Berdirinya PO Haryanto". ivansaja.com. 2020-06-10. Diakses tanggal 2020-10-20.
- ^ "Kisah Juragan Bus yang Terapkan Ajaran Agama dalam Usaha". starnews.id. 2019-11-29. Diakses tanggal 2020-10-20.
- ^ "Ayo Numpak Bis Haryanto". youtube.com. 2014-05-21. Diakses tanggal 2020-10-20.