Senam
Senam merupakan suatu cabang olahraga yang melibatkan performa gerakan yang membutuhkan kekuatan kecepatan dan keserasian gerakan fisik yang teratur. Bentuk modern dari senam ialah Palang tak seimbang, balok keseimbangan, dan senam lantai. Bentuk-bentuk tersebut konon berkembang dari latihan yang digunakan oleh bangsa Yunani kuno untuk menaiki dan menuruni seekor kuda dan pertunjukan sirkus. Adapun bentuk modern dari senam seperti palang tak seimbang, balok keseimbangan, dan senam lantai.[1]
Senam biasa digunakan orang untuk rekreasi, relaksasi atau menenangkan pikiran. Biasanya ada yang melakukannya di rumah, di tempat fitness, di gymnasium, maupun di sekolah. Sekarang, sejak kecil banyak anak sudah terbiasa diajarkan senam, baik oleh orang tua, maupun oleh pengajar olahraga di sekolah. Senam merupakan elemen penting dalam kurikulum penjasorkes di sekolah dasar, karena membentuk bagian besar dari program dasar.[2]
Senam sangat penting untuk pembentukan kelenturan tubuh, yang menjadi arti penting bagi kelangsungan hidup manusia. Masa usia dini merupakan masa perkembangan anak yang pendek, tetapi merupakan masa penting bagi kehidupannya karena di masa tersebut sudah mulai mengaami perkembangan psikomotorik seperti lebih percaya diri melakukan sesuatu, mudah menyesuaikan dengan lingkungan sekitarnya, dan mulai terbentuk kepribadian anak.[3] Maka pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong melalui senam sehingga akan berkembang secara optimal dan perkembangan anak yang telah mencapai kematangan, mereka telah mampu mengontrol tubuh dan keseimbangannya.[4]
Senam ada berbagai macam, diantaranya senam lantai, senam hamil, senam aerobik, senam pramuka, Senam Kesegaran Jasmani (SKJ), dan lain-lain. Biasanya di sekolah dasar, guru-guru mengajarkan senam-senam yang mudah dicerna oleh murid, seperti SKJ dan senam pramuka. Namun ketika beranjak remaja, banyak orang melakukan senam aerobik, ataupun senam lain termasuk meditasi untuk menenangkan diri. Adapun yang dinamakan dengan senam irama karena seluruh gerakannya harus sesuai dengan irama yang mengiringinya, senam irama juga dapat dilakukan tanpa alat bantu seperti tali, tongkat, bola.[5] Adapun unsur-unsur yang terdapat dalam senam irama seperti kelentukan, kesinambungan gerakan, keluwesan, fleksibilitas, kontinyuitas, ketepatan gerakan dengan irama musik serta dapat dilakukan dengan cara baik itu berjalan, berlari, melompat, loncat maupun ayunan dan putaran tangan.[6]
Sebelum melakukan senam, anak harus terlebih dahulu melakukan pemanasan kemudian inti senam lalu melakukan pendinginan setelah senam agar tidak mengalami kelelahan yang berlebihan.[7]
Latihan senam sangat berpengaruh terhadap perkembangan fisik anak sangat menakjubkan karena senam akan meningkatkan kekuatan yang sangat hebat, kelentukan, koordinasi, sikap dan kesadaran kinestetik pada anak.[8] Senam irama juga dapat mengembangkan kecerdasan kinestetik pada anak usia 5 tahun.[9]
Agar anak mampu mencapai keberhasilan dalam proses pembelajaran senam di sekolah maka guru perlu melakukan seperti merencanakan kegiatan, memberikan semangat kepada anak, memiliki varian metode, dan menciptakan lingkungan sekolah yang nyaman.[10]
Sejarah
Sejarah perkembangan senam di dunia dimulai sejak zaman kuno sebelum masehi, baik di dunia barat, timur dan timur tengah. Materinya dibagi dalam empat bagian yang masing-masing merupakan zaman kuno, zaman abad pertengahan dan permulaan zaman modern, zaman modern di Eropa dan abad ke-20. Senam telah menjadi rencana pendidikan di sekolah-sekolah Amerika. Hal ini berkat usaha dari Dr. J.F.Williams, Dr. Dubly sorgen dan Thomas D. Wood. Frederik Jahn adalah bapak Gymnastic, dia mengkombinasikan latihan-latihan gymnastic dengan pertunjukan-pertunjukan patriotik. Dia juga menemukan beberapa peralatan senam, di antaranya adalah palang horizontal, palang sejajar, kuda-kuda melintang dan bak lompat.[11]
Sejarah perkembangan senam pada zaman kuno erat sekali huhungannya dengan perkembangan pendidikan jasmani dan pendidikan pada umumnya. Sejak dahulu, para ahli filsafat percaya bahwa tingkat kesegaran jasmani masyarakat menurun maka tingkat pendidikannya juga akan menurun. Para filsuf berusaha memasukkan senam dan pendidikan jasmani ke dalam kurikulum sekolah. Sejarah perkembangan senam dan pendidikan jasmani pada umumnya merupakan evolusi yang dipengaruhi oleh tuntutan dan keadaan negara, pemerintah, kota, lembaga-lembaga maupun kelompok dan perorangan.[11]
Ciri
- Gerakan latihan senam harus selalu direncanakan, dipilih dan diciptakan baik oleh guru dan pelatih bahkan oleh pelaku sendiri.
- Gerakan senam yang sudah dipilih harus disusun secara sistematis sebagai satu kebulatan rangkaian.
- Penyusunan pemilihan gerakan tersebut harus disesuaikan dengan tujuan dan kebutuhan pelaku senam.[12]
Lihat pula
Referensi
- ^ Nurbakti 2020, hlm. 37.
- ^ Suharjana 2011, hlm. 19.
- ^ Basri 2019, hlm. 387.
- ^ Rahman 2009, hlm. 47.
- ^ Suharjana 2010, hlm. 3.
- ^ Pasaribu dan Mashuri 2019, hlm. 90.
- ^ Oktavani dan Meirony 2017, hlm. 169.
- ^ Kumalayanti dan Prasetiyawati 2017, hlm. 84.
- ^ Kadi, Halida dan Yuniarni 2018, hlm. 3.
- ^ Jusuf, Raharja dan Mahardika 2019, hlm. 73.
- ^ a b Andriyani, Fis (2012-01-02). Dr. Olahraga Menjelaskan Senam Lantai. Jakarta: PT Balai Pustaka (Persero). hlm. 3. ISBN 978-979-690-877-6.
- ^ Harwanto; Suharti (2020-09-30). BUKU AJAR SENAM DASAR. Surabaya: Jakad Media Publishing. hlm. 14. ISBN 978-623-6551-13-4.
Daftar pustaka
Basri (2019). "Meningkatkan Perkembangan Motorik melalui Senam Ritmik pada Siswa Kelas VI Sekolah Dasar". Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan. 4 (3): 387–392. ISSN 2502-471X. line feed character di |title=
pada posisi 42 (bantuan)
Rahman, U. (2009). "Karakteristik perkembangan anak usia dini". Lentera Pendidikan: Jurnal Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. 12 (1): 46–57. ISSN 2580-5223.
Suharjana, F. (2010). "Aktivitas ritmik dalam pendidikan jasmani di Sekolah Dasar" (PDF). Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia. 7 (1): 1–16. ISSN 0216-1699.
Nurbakti, N. H. (2020). "Upaya Meningkatkan Kemampuan Senam Lantai Tanpa Alat Siswa Sekolah Dasar melalui Pendekatan Bermain". Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 7 (3): 36–45. ISSN 2406-8705.
Kumalayanti, R., &, Prasetiyawati D. (2017). "Pengaruh Kegiatan Senam Bebek terhadap Kepercayaan Diri Anak TK A di TK Islam Sultan Agung 01 Semarang". Jurnal Penelitian dalam Bidang Pendidikan Anak Usia Dini,. 6 (2): 78–99. ISSN 2598-4047.
Pasaribu A. M. N., &, Mashuri H. (2019). "Peranan senam irama terhadap kebugaran jasmani untuk siswa sekolah dasar". Jurnal SPORTIF : Jurnal Penelitian Pembelajaran. 5 (1): 89–97. doi:10.29407/js_unpgri.v5i1.12551. ISSN 2477-3379.
Kadi, K., Halida, H., &, Yuniarni, D. (2018). "Senam Irama dalam Mengembangkan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia 5-6 Tahun di TK Karya Yosef". Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa. 7 (6): 1–9. ISSN 2715-2723.
Jusuf, J. B. K., Raharja, A. T., &, Mahardhika, N. A. (2019). "The Development of Ritmic Gymnastic Model to Improve Basic Movement and Interest in Rytmic Gymnastic" (PDF). Journal of Teaching and Education. 1 (1): 72–82. ISSN 2655-9722.
Suharjana, F. (2011). "PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN SENAMMELALUI BERMAIN DI SEKOLAH DASAR". Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia. 8 (1): 18–23. ISSN 2581-2300.
Oktavani L., &, Meirony A. (2017). "Pengaruh Senam SKJ 2008 Terhadap Kebugaran jasmani Siswa Sekolah Dasar Negeri 20 Alang Laweh Padang Selatan Kota Padang". Journal of Education Research and Evaluation. 1 (3): 168–174. ISSN 2615-4498.