Lompat ke isi

Musik klasik

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 28 Januari 2021 01.36 oleh YogiYY (bicara | kontrib)
Sejarah musik klasik Barat
Zaman Pertengahan (c.500–1450)
Zaman Renaisans (1450–1600)
Zaman Barok (1600–1750)
Zaman Klasik (1750–1820)
Zaman Romantik (1820–1900)
Abad ke-20 (1900–2000)
Abad ke-21 (2001–sekarang)

Musik klasik merupakan istilah luas yang biasanya mengarah pada musik yang dibuat di atau berakar dari tradisi seni Barat, dan musik orkes, mencakup periode dari sekitar abad ke-9 hingga abad ke-21.[1]

Tanda tangan movement pertama Sonata No. 1 di G minor untuk biola, BWV 1001 oleh Johann Sebastian Bach, abad ke-18. — Audio

Musik klasik Eropa dibedakan dari bentuk musik non-Eropa dan musik populer terutama oleh sistem notasi musiknya, yang sudah digunakan sejak sekitar abad ke-16.[2] Notasi musik barat digunakan oleh komponis untuk memberi petunjuk kepada pembawa musik mengenai tinggi nada, kecepatan, metrum, ritme individual, dan pembawaan tepat suatu gubahan musik. Hal ini membatasi adanya praktik-praktik seperti improvisasi dan ornamentasi ad libitum yang sering didengar pada musik non-Eropa (bandingkan dengan musik klasik India dan musik tradisional Jepang) maupun musik populer.[3][4][5]

Sejak abad ke-2 dan abad ke-3 sebelum Masehi, di Tiongkok dan Mesir ada musik yang mempunyai bentuk tertentu. Dengan mendapat pengaruh dari Mesir dan Babilon, berkembanglah musik Hibrani yang dikemudian hari berkembang menjadi musik gereja sebagai dasar seni rupa Abad Pertengahan.

Konser orkes simfoni di Gewandhaus, Leipzig.

Musik itu kemudian disenangi oleh masyarakat, karena adanya pemain-pemain musik yang mengembara serta menyanyikan lagu yang dipakai pada upacara gereja. Musik itu tersebar di seluruh Eropa kemudian tumbuh berkembang, dan musik instrumental maju dengan pesat setelah ada perbaikan pada alat-alat musik, misalnya biola dan selo. Kemudian timbulah alat musik organ. Komponis besar muncul di Jerman, Austria, Prancis, Italia, dan Rusia. Dalam abad ke 19, rasa kebangsaan mulai bangun dan berkembang. Oleh karena itu perkembangan musik pecah menurut kebangsaannya masing-masing, meskipun pada permulaannya sama-sama bergaya Romantik. Musik menurut Aristoteles mempunyai kemampuan mendamaikan hati yang gundah mempunyai terapi rekreatif dan menumbuhkan jiwa patriotisme. Mulai abad ke-20, Prancis menjadi pelopor dengan musik Impresionistis yang segera diganti dengan musik Ekspresionistis dari Austria.

Sedari penghujung abad ke-20, beberapa tokoh asal Indonesia menggarap genre musik klasik, yaitu komponis Ananda Sukarlan serta Sinta Wullur (en), dan para pianis: Hendry Wijaya, Eduardus Halim (en), Esther Budiardjo (ru), Victoria Audrey Sarasvathi (en).

Zaman dan gaya

Sejak tahun 1730, di Prancis sudah dimulai Gaya Galan yang bergabung dengan musik Italia yaitu opera kit, sonata, sinfonia dan inilah yang disebut dengan masa Pra-Klasik (1730-1760). Masa berikutnya disebut dengan masa Klasik Awal (1760-1780) yang dikenal dengan Gaya Sensitif, sedangkan tahun (1780-1880) disebut dengan jaman Klasik tinggi. Gaya galin dimulai di Prancis (1730) gaya ini diawali dengan menjauhkan teknik komposisi kontrapung Bach, tetapi lebih mcngarah kepada kebebasan dan kesederhanaan. Kebebasan dan kesederhanaan ditunjuk-kan dengan teknik omamentik melodi yang lebih halus, dan iringan yang tidak dibarasi oleh jumlah suara. Komposisi musik pada jaman itu bcrtujuan untuk menghibur scram bermutu. Gaya sensitif dimulai di Inggris pada rahun 1742, dengan maksud menentang Gaya Barok yang sangat kerat dan kaku. Pada masa inilah dimulainya dinamik arseendo, untuk mengungkapkan kebebasan perasaan pribadi. Gaya ini dikembangkan di sekolah Mannheim oleh Stamirz. Di Paris dipelopori olch Cosset, Schobert, Beck, dan C.P.E. Bach, sedangkan di Sekolah dipelopori oleh Monn, Wagenseil, dan Haydn. Musik Klasik mcrupakan dasar tertentu dad bentuk dan struktur konventional, dan menggunakan sebuah kerangka alamiah untuk mengckspresikan ide-ide dad musik yang lebih memprihatinkan emosi dan perasaan individu.[6]

Lihat pula

Catatan kaki

  1. ^ Kennedy & Kennedy 2013, "Classical".
  2. ^ Chew, Geffrey; Rastall, Richard. Notation, §III, 1(vi): Plainchant: Pitch-specific notations, 13th–16th centuries. Grove Music Online.
  3. ^ Malm, W.P.; Hughes, David W.. Japan, §III, 1: Notation systems: Introduction. Grove Music Online.
  4. ^ Bent, Ian D.; Hughes, David W., et all. Notation, §I: General. Grove Music Online.
  5. ^ Middleton, Richard. Popular music, §I, 4: Europe & North America: Genre, form, style. Grove Music Online.
  6. ^ Kustap - (2006). "Musik Klasik Mozart dan Beethoven suatu Refleksi Konsep Estetika Plato (The Clasical Music of Mozart and Bethoven a Reflection of Plato's Aesthetic Concept )". Harmonia: Journal of Arts Research and Education. 7 (1): 39. doi:10.15294/harmonia.v7i1.747. ISSN 2541-2426. 

Kepustakaan