Ari D. Sutedi
Ari D. Sutedi | |
---|---|
Presiden Pelita Bandung Raya | |
Masa jabatan September 2012 – skarang | |
Pendahulu tidak ada Pengganti masih menjabat | |
Presiden Retower | |
Masa jabatan November 2007 – tidak diketahui | |
Pendahulu masih menjabat Pengganti Petahana | |
Informasi pribadi | |
Profesi | Wirausahawan |
Sunting kotak info • L • B |
Ari D. Sutedi, adalah pemilik klub sepak bola asal Bandung, dia juga Ditunjuk untuk memimpin perusahaan sekilas mengenai retower Retower Asia (Retower) sebagai Presiden Direktur sejak November 2007, Ari D. Sutedi sebelumnya menjabat sebagai Direktur Teknis PT Bali Towerindo Sentra – perusahaan pemegang lisensi eksklusif dalam penyediaan menara terpadu untuk Kabupaten Badung, Bali. Sebelumnya, dia memimpin tim pembangunan jaringan di Sampoerna Telekomunikasi Indonesia. Ketika itu dia berhasil membangun 105 situs pedesaan pertama milik perusahaan dalam jangka waktu 4 bulan.[1]
Pengalaman dia dalam pembangunan prasarana telekomunikasi secara cepat juga terbukti ketika dia bekerja dan memimpin tim pembangunan Hutchison CP Indonesia, di mana tim tersebut secara cepat membangun 200 situs telekomunikasi pertama di Jakarta Raya. Jaringan tersebut juga merupakan jaringan telekomunikasi 3G pertama di Indonesia. Dia memulai kariernya di Lucent Technologies (dahulu dikenal sebagai AT&T) Indonesia, di mana dia pernah ditempatkan di beragam negara; Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Arab Saudi. Dia merupakan lulusan dari Tennesse Technological University jurusan Industrial Engineering dan memiliki Sertifikasi Master dalam Manajemen Projek dari Project Management Institute (PMI).
Kini dia memimpin club asal Bandung yaitu Pelita Bandung Raya sejak tahun 2012 dengan adanya akuisisi Pelita Jaya oleh Tim Divisi III PSSI Bandung Raya[2]
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Ari D. Sutedi. Diakses dari situs Businessweek pada 29 November 2013
- ^ Setyawatie, Wina. Bandung Raya Mengakuisisi Pelita Jaya. Diarsipkan 2013-12-03 di Wayback Machine. Diakses dari situs berita Pikiran Rakyat pada 29 November 2013