Lompat ke isi

Masjid Al-Alam Marunda

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 6 Februari 2021 11.43 oleh Rusudiyanto (bicara | kontrib) (menghapus templat tanpa kategori)

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh

Masjid Al alam Marunda Dikenal Sebagai Masjid WALI Allah Atau Masjid Wali Keturunan Bangsa Melayu Karena Orang di Sekelilingnya Berbahasa Melayu Betawi.

Masjid ini adalah Salah Satu yang tertua di Indonesia di Bangun Sekitar ABAT 10 Masehi. Yang Terbuat dari Material Tanah dan kapur Dengan Susunan Batu Sungai

Kenapa Di Bilang Masjid Tertua di Indonesia. Karena pada Masa itu Belum Ada Bahan Material Semen.

Berdasarkan pembuktian perna ada jembatan beton terbuat dari bahan Semen cor berbentuk bulat tepatnya di Marunda kongsi. dan jembatan itu Tertulis dengan jelas tahun pembuatannya 1218 Masehi, yang di cetak langsung pada saat pengecoran.

Masjid Ini didirikan oleh orang Bangsa Melayu untuk penyebaran agama Islam di pula jawa. yang pada masa itu penduduk Jawa dan Sunda mayoritas beragama Hindu Budha dan kepercayaan

Dan masjid ini pun menjadi saksi sejarah datangnya kerajaan MALAKA dari Bangsa Melayu Salah satu yang Masih tertinggal yaitu kampung Malaka sebelah Selatan dari masjid Al alam.

Masjid Al alam Marunda memiliki Empat Tiang Pilar, salah satu tiang pilar itu ada yang berbentuk bengkok. itu menandakan Ada Empat Masjid Yaitu.

(Masjid kurung batang)

(Masjid alam celincing)

(Masjid alam Marunda) dan

(Masjid alam Muara Gembong

Salah satu Tiang masjid Al alam Marunda yang bengkok adalah masjid Al alam muara gembong yang baru jadi tiang pilar nya saja.

Masji Al alam celincing dahulu berada di pelabuhan Tanjung Priok tepatnya di sebelah makam Mbah Priok. Lalu Pada jaman Belanda masjid itu di pindahkan karena mengganggu aktivitas pelabuhan yang ingin solat berjamaah. Di pelabuhan Priuk hanya tinggal makam nya saja.

Karena Ke Tiga Masjid Yang lain Banyak Campur tangan Sejarah Jadi masjid Al Alam Marunda Lah Yang Menjadi Saksi Sejarah...

Dan Di Sebelah Masjid Terdapat Sumur Air Tiga Rasa yaitu (Manis.Asam.Asin)

Apabila Orang Yang Mencoba Air itu Yang Bernasib Baik Maka Akan Menjadi Air Satu Rasa Yaitu Rasa Air ANTA

(ANTA Artinya Adalah ARAB)

Dan Apa Arti MELAYU BETAWI Jika kita Singkat adalah (MALAWI) Yaitu Melayu Betawi Jadi Intinya

(ARAB Kota MALAWI dekat KABAH)

Dan semoga kalian bisa menunaikan rukun Islam yang kelima. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh

.https://web.archive.org/web/20161024094128/http://www.panoramio.com/photo/76869709

Hasil Pengetahuan Foto Foto Foto Foto Foto Foto Foto Foto Foto Foto Foto Foto Foto Foto Foto Foto Foto Foto Foto Foto Lihat semua MASJID AL ALAM MARUNDA SEJARAH 4,6 (642) Masjid di Jakarta Utara RINGKASAN ULASAN FOTO TENTANG

Tutup untuk sementara

Jl. Marunda RT.09 / RW.01, Marunda, Cilincing, RT.3/RW.7, Marunda, Kec. Cilincing, Kota Jkt Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 14150 Peta masjid al alam marunda Sarankan edit Anda pemilik bisnis ini? Klaim sekarang Tambahkan nomor telepon Tambahkan jam kerja Tambahkan situs web DeskripsiMasjid Al alam Marunda dikenal sebagai Masjid WALI Allah atau masjid wali keturunan bangsa Melayu Karena orang di sekelilingnya berbahasa Melayu Betawi. masjid ini adalah Salah Satu yang tertua di ... Wikipedia Provinsi: Jakarta Didirikan: 1975 Pengelolaan: Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta 796+ Foto SOROTAN Diberi rating tinggi RINGKASAN ULASAN 5 4 3 2 1

4,6 642 ulasan Maulidia Octarini "Dekat pantai, terdengar suara kapal lalu lalang" Maulana Malik "Turun di plang dekat jalan museum pitung lalu jalan kaki sekitar 15 menit." H. Sobirin Assalfi "Perlu di lestarikan sebagai cagar budaya Islam Indonesia nusantara" Ulasan Google lainnya ORANG LAIN JUGA MENELUSURI Museum Kebaharian Jakarta Rumah Si Pitung Museum Kebaharian J... Rumah Si Pitung Rumah Si Pitung Marunda Pulo Marunda Pulo Marunde Beach Marunde Beach Masjid Tua Masjid Tua Masjid Jami' Annawier Masjid Jami' Annawier Masjid Jami Angke Masjid Jami Angke Masjid Al Makmur Masjid Al Makmur Lihat semua HASIL WEB RINGKASAN ULASAN GOOGLE 5 4 3 2 1

4,6 642 ulasan ULASAN GOOGLE Paling relevan

DETAIL Diberi rating tinggi

Masjid Al Alam Marunda adalah salah satu masjid tertua dan bersejarah di Indonesia. Terletak di Jalan Marunda No.1, Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, atau tepatnya di pinggiran Pantai Marunda. Pada tahun 1975 Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menetapkan masjid yang memiliki peranan penting dalam penyebaran Agama Islam di Tanah Jawa ini sebagai Bangunan Cagar Budaya[1].[Berkas:Masjid Al Alam.jpg|jmpl|Masjid Al Alam Marunda atau dikenal juga sebagai Masjid wali Allah, tokoh bAngsa Melayu yang lebih di kenal Betawi]] Masjid Al Alam Marunda adalah salah satu masjid tua dan bersejarah di Indonesia. Terletak di Jalan Marunda No.1, Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, atau tepatnya di pinggiran Pantai Marunda. Pada tahun 1975 Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menetapkan masjid yang memiWali Bangsa Melayu-yang-punya-sumur-3-rasa "Al Alam, Masjid WALI MELAYU yang Punya Sumur 3 Rasa" Periksa nilai |url= (bantuan). detik. 25 Juli 2012. Diakses tanggal 8 Maret 2019. </ref>.

Sejarah

Mengenai siapa sebenarnya pendiri salah satu masjid tertua di Jakarta ini tidak diketahui dengan pasti. Hal demikian dibenarkan Ketua Masjid al-Alam Marunda, H. Atit Fauzi. “Memang benar tidak satu pun dari kami, bahkan orang-orang tua kami tidak tahu persis siapa pendiri masjid ini,” terang H. Atit yang menjadi ketua masjid sejak tahun 1989[2].

Ada beberapa versi sejarah yang berkembang dalam masyarakat, khususnya warga sekitar terkait kapan tepatnya dan siapakah pendiri masjid ini sesungguhnya. Ada yang menghubungkannya dengan penyerangan Pasukan Fatahillah ke Pelabuhan Sunda Kelapa pada tahun 1527, ada juga yang mengkaitkannya dengan penyerbuan tentara Kerajaan Mataram ke Batavia pada abad ke-17[3].

Pada tahun 1527 pasukan Fatahillah menyerang pasukan Portugis. Fatahillah memilih muara Sungai Cilincing sebagai markas perjuangan sekaligus menjadi basis pertahanannya. Di tempat inilah mereka membangun masjid dan surau sebagai sarana ibadah. Fatahillah mau tidak mau memilih jalur Sungai Cilincing karena jalur darat dijaga ketat pasukan Kerajaan Sunda, sedangkan jalur laut juga sudah dikuasai tentara Portugis yang notabene adalah sekutu dari Kerajaan Sunda. Kelak masjid yang dibangun Fatahillah di muara sungai tadi dikenal sebagai Majid Marunda (Al-Alam), sedangkan surau menjadi Masjid Al Alam Cilincing.

Versi kedua dibangun oleh prajurit Islam dari Kerajaan Mataram. Seperti halnya cerita pertama, sebelum menyerang markas Pemerintahan Kolonial Belanda atau VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie, sekarang menjadi Museum Sejarah Jakarta) tentara Mataram yang dipimpin Bahurekso menetap terlebih dahulu di Marunda sebagai pusat konsentrasi pasukannya. Tepat itu digunakan juga untuk menyusun taktik penyerangan, sekaligus mendirikan masjid sebagai tempat ibadah. Masjid ini lalu diyakini merupakan Masjid Al Alam Marunda[4].

Nama Lain

Tidak hanya siapa pendirinya, mengapa dinamakan Masjid Al Alam Marunda pun masih spekulatif. Ada yang menamakan Al Alam karena pendiriannya dibantu oleh seorang Wali. Al Alam memiliki arti alam semesta, sedangkan penamaan Marunda mengacu pada keberadaan Kali Marunda di dekat sana[4].

Selain spekulatif, ternyata ada beberapa penyebutan untuk nama masjid ini. Sebut saja Masjid Gaib, Masjid Auliya, dan ada juga yang menyebutnya sebagai Masjid Al Alam . Semua ditambah kata Marunda di belakangnya.

Disebut Masjid Gaib Marunda karena berdasarkan cerita turun-temurun proses pembangunannya hanya dalam tempo satu hari saja. Konon datang pasukan dari (Fatahillah) seusai memenangkan peperangan versus tentara Portugis. Karena sakti mereka tidak membutuhkan waktu lama untuk membangun Masjid Al Alam Marunda[2].

Meski secara resmi (setidaknya tertera di plang pintu masuk komplek masjid) digelari Masjid Al Alam Marunda, uniknya masyarakat setempat masih ada yang menyebutnya Masjid Auliya Marunda, atau Masjid Agung Auliya Marunda. Nama ini dulunya diberikan oleh para sesepuh yang lama tinggal di sekitaran masjid. Auliya menunjuk kepada para pendiri masjid, yang diyakini berilmu tinggi atau sakti[5].

Masjid ini juga pernah digelari sebagai Masjid Si Pitung atau Masjid Al Alam Si Pitung. Penyebutan ini karena konon Masjid Al Alam pernah disinggahi Si Pitung. Jawara Betawi asal Rawa Belong ini datang ke masjid tersebut dalam rangka pelariannya dari kejaran Kompeni Belanda[6]. Alasan lainnya lantaran lokasi masjid berdekatan dengan Rumah Si Pitung. Hal ini agar tidak membingungkan, mengingat banyak masjid yang menggunakan nama Al Alam.[5]

Referensi

  1. ^ Melayu-yang-punya-sumur-3-rasa "Al Alam, Masjid Al Alam. yang Punya Sumur 3 Rasa" Periksa nilai |url= (bantuan). detik. 25 Juli 2012. Diakses tanggal 8 Maret 2019. 
  2. ^ a b "Masjid Al Alam Marunda". dunia masjid. Diakses tanggal 8 Maret 2019. 
  3. ^ Setiawan, Kartum; Hardoyo, Adityo B. (2010). Masjid-masjid Bersejarah di Jakarta. Jakarta: Erlangga. hlm. 56. ISBN 9789790758476. 
  4. ^ a b "Menelusuri Sejarah Masjid-Masjid Tua di Jakarta". republika. 19 Mei 2018. Diakses tanggal 8 Maret 2019. 
  5. ^ a b Agustino, Gerald Leonardo (4 Juni 2018). "Masjid Al Alam Marunda, Sejarah, Asal-usul dan Para Pendirinya". tribunnews. Diakses tanggal 8 Maret 2019. 
  6. ^ Puspasari, Desi (14 Januari 2013). "Masjid Si Pitung dan Sumur 3 Rasa di Jakarta Utara". detik. Diakses tanggal 8 Maret 2019.