J.B. Wenas
Jos Buce Wenas | |
---|---|
Wakil Gubernur Sulawesi Utara | |
Masa jabatan 27 Januari 1998 – 1 April 2000 | |
Gubernur | E. E. Mangindaan |
Pendahulu A. Nadjamuddin | |
Bupati Jayawijaya | |
Masa jabatan 13 April 1989 – 24 Februari 1998 | |
Gubernur | Barnabas Suebu Jacob Pattipi |
Pendahulu Albert Dien | |
Informasi pribadi | |
Lahir | 22 Mei 1945 Tomohon, Pendudukan Jepang di Indonesia |
Partai politik | Golkar |
Suami/istri | Jeane Maria Moniga |
Karier militer | |
Dinas/cabang | TNI Angkatan Darat |
Masa dinas | 1968—2000 |
Pangkat | Brigadir Jenderal |
Satuan | Infanteri |
Sunting kotak info • L • B |
Brigadir Jenderal (Purn.) Jos Buce Wenas (lahir 22 Mei 1945) adalah seorang perwira militer dan politikus yang menjabat sebagai Bupati Jayawijaya dari tahun 1989 hingga 1998 dan Wakil Gubernur Sulawesi Utara dari tahun 1998 hingga 2000.
Kehidupan awal dan pendidikan militer
Jos Buce Wenas lahir pada tanggal 22 Mei 1945 di kota Tomohon.[1] Setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas, Wenas menempuh pendidikan di Akademi Angkatan Bersenjata Indonesia Bagian Darat (AKABRI Bagian Darat) pada tahun 1965. Wenas lulus dari AKABRI Bagian Darat dan diwisuda menjadi perwira dengan pangkat letnan dua pada tanggal 10 Januari 1968.[2]
Bupati Jayawijaya
Wenas dilantik sebagai Bupati Jayawijaya oleh Gubernur Barnabas Suebu pada tanggal 13 April 1989.[3] Setelah dilantik menjadi Wakil Gubernur pada tanggal 27 Januari 1998, Wenas merangkap jabatan sebagai Bupati Jayawijaya selama hampir sebulan.[4] Jabatannya sebagai Bupati Jayawijaya akhirnya diserahterimakan kepadaBasyir Bachtiar selaku penjabat bupati pada tanggal 24 Februari 1998.[5]
Selama memimpin Jayawijaya, Wenas juga membangun Museum Pilamo yang menampung alat dan barang-barang tradisional dan kebudayaan yang berasal dari penduduk asli Jayawijaya. Wenas juga mendirikan pusat pendidikan vokasi Silimo Pemuda yang berfungsi sebagai tempat pengajaran mengenai kebudayaan setempat bagi para pemuda Jayawijaya.[1]
Salah satu kebijakan terkenal yang dilakukan oleh Wenas selaku bupati Jayawijaya adalah pada saat pembuatan lambang Kabupaten Jayawijaya, yang ditetapkan melalui Keputusan Bupati No. 14 tahun 1995. Pada saat itu, Wenas menolak untuk menggunakan Bahasa Indonesia sebagai motto untuk lambang dan memilih untuk menggunakan Bahasa Dani, bahasa daerah yang digunakan oleh penduduk Jayawijaya. Motto yang akhirnya digunakan untuk lambang Kabupaten Jayawijaya adalah Yogotak Hubuluk Motok Hanorogo (Hari Esok Harus Lebih Baik Dari Hari Ini).[1]
Kehidupan pribadi
Wenas menikah dengan Jeane Maria Moniga. Pernikahannya tersebut melahirkan seorang putera dan dua orang puteri.[1]
Referensi
- ^ a b c d Okawa, Seiichi (2 Juni 1999). "インタビューシリーズ【イリアンジャヤ】(5) 『ジャヤウイジャヤ元県知事J.B.ウエナス氏が語る21世紀のイリアンジャヤ中央高地" [Seri Wawancara (5): Mantan Bupati Jayawijaya, J. B. Wenas, membicarakan tentang Wilayah Pegunungan Tengah Irian Jaya pada Abad ke-21]. Graha Budaya Indonesia. Diakses tanggal 11 Maret 2021.
- ^ Kenang2an Taruna Angkatan ke-XII Akademi Militer Nasional (AKABRI Bag. Darat) 1965-1968. Akademi Militer Nasional. 1968.
- ^ "Letkol Inf. Yos Buce Wenas Bupati Jayawijaya". Mimbar Kekaryaan (220). April 1989. hlm. 65. Diakses tanggal 11 Maret 2021.
- ^ FR (29 Januari 1998). "Mendagri: Kelemahan Kinerja Birokrasi adalah Kelambanan". Kompas. hlm. 15. Diakses tanggal 11 Maret 2021.
- ^ TOV (25 Februari 1998). "Daerah Sekilas: Wamena - Gubernur Irja Melantik Bupati Jayawijaya". Kompas. Wamena. hlm. 11. Diakses tanggal 11 Maret 2021.
Gubernur Irian Jaya, J Patippi hari Selasa (24/2) di Wamena, melantik Brigjen TNI Basyir Bachtiar, sebagai Pejabat Bupati Jayawijaya, menggantikan Kolonel (Inf) JB Wenas yang menjadi Wakil Gubernur Sulawesi Utara.