Invasi Koloni Tanjung
Invasi Koloni Tanjung | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari the Perang Revolusi Prancis | |||||||
Daerah Semenanjung Cape | |||||||
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
Republik Batavia | Britania Raya | ||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||
Abraham Josias Sluysken |
George Elphinstone James Craig | ||||||
Kekuatan | |||||||
3.600 |
1.800 5 SOL 2 kapal sloop |
Invasi Koloni Tanjung adalah ekspedisi militer Inggris yang diluncurkan pada 1795 guna melawan Koloni Tanjung Belanda di Tanjung Harapan, ujung selatan Afrika Selatan. Koloni Belanda di Tanjung tersebut didirikan pada abad ketujuh belas, yang pada saat itu merupakan satu-satunya pelabuhan di Afrika Selatan yang layak untuk kapal yang akan melakukan perjalanan dari Eropa ke koloni Eropa di Hindia Timur. Oleh karenanya pelabuhan ini memegang peranan strategis yang vital, meskipun secara ekonomi tidak signifikan. Pada musim dingin 1794, selama Perang Revolusi Prancis, pasukan Prancis mulai memasuki Republik Belanda, yang kemudian direformasi menjadi Republik Batavia. Sebagai tanggapan, Kerajaan Britania Raya meluncurkan operasi melawan Kekaisaran Belanda dengan menggunakan fasilitasnya melawan Angkatan Laut Prancis.
Ekspedisi Inggris dipimpin oleh Laksamana Madya Sir George Keith Elphinstone dan berlayar pada bulan April 1795, tiba di Simon's Town, Tanjung Harapan pada bulan Juni. Upaya dilakukan untuk merundingkan penyelesaian dengan koloni, tetapi pembicaraan tidak menghasilkan apa-apa dan pendaratan amfibi dilakukan pada 7 Agustus. Pertempuran singkat terjadi di Muizenberg, pinggiran kota Cape Town dan pertempuran kecil antara pasukan Inggris dengan Belanda terus berlanjut hingga September ketika pasukan militer yang lebih besar mendarat. Dengan Cape Town yang terancaman, gubernur Belanda, Abraham Josias Sluysken, terpaksa menyerahkan koloni itu. Elphinstone kemudian memperkuat garnisun guna mengantisipasi serangan balik dan menempatkan armada Angkatan Laut Kerajaan Inggris di pelabuhan. Hampir setahun kemudian, konvoi pasukan Belanda mencapai koloni hanya untuk mengetahui bahwa jumlah mereka jauh lebih sedikit daripada pasukan Inggris, dan akhirnya mereka menyerah tanpa perlawanan. Pendudukan Inggris berlanjut sampai Perjanjian Amiens pada 1802 ketika dikembalikan ke Belanda. Pada 1806, selama Perang Napoleon, invasi Inggris yang kedua kembali berhasil menduduki koloni itu melalui Pertempuran Blaauwberg dan Tanjung Harapan tetap menjadi koloni Inggris hingga pembentukan Uni Afrika Selatan pada tahun 1910.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- Chandler, David (1999) [1993]. Dictionary of the Napoleonic Wars. Ware, Hertfordshire: Wordsworth Military Library. ISBN 1-84022-203-4.
- Clowes, William Laird (1997) [1900]. The Royal Navy, A History from the Earliest Times to 1900, Volume IV. London: Chatham Publishing. ISBN 1-86176-013-2.
- Gardiner, Robert, ed; Woodman, Richard (2001) [1998]. The Victory of Seapower. London, England: Caxton Editions. ISBN 1-84067-359-1.
- James, William (2002) [1827]. The Naval History of Great Britain, Volume 1, 1793–1796. London, England: Conway Maritime Press. ISBN 0-85177-905-0.
- Mostert, Noel (2007). The Line upon a Wind: The Greatest War Fought at Sea Under Sail 1793 – 1815. London: Vintage Books. ISBN 978-0-7126-0927-2.
- Parkinson, C. Northcote (1954). War in the Eastern Seas, 1793–1815. London, England: George Allen & Unwin Ltd.
- Potgeiter, Thean; Grundlingh, Arthur (2007). "Admiral Elphinstone and the Conquest and Defence of the Cape of Good Hope, 1795–96". Scientia Militaria, South African Journal of Military Studies. 35 (2): 39–67.