Lompat ke isi

Dampak pandemi COVID-19 terhadap seni dan warisan budaya

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 23 Maret 2021 12.21 oleh Antya Anantari (bicara | kontrib) (Dibuat dengan menerjemahkan halaman "Impact of the COVID-19 pandemic on the arts and cultural heritage")
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Pandemi COVID-19 berdampak signifikan pada bidang seni dan warisan budaya. Keberlangsungan lembaga dan nasib pekerjanya saat ini terpengaruh oleh krisis kesehatan di seluruh dunia dan kondisi yang tidak menentu. Sembari berusaha tetap dalam misinya menyediakan akses publik ke warisan budaya, mereka harus merespon perubahan yang terjadi secara tiba-tiba, termasuk bagaimana menjamin keamanan koleksi dan keselamatan pekerja.[1]

Sebagian besar institusi budaya di seluruh dunia menutup situs fisik mereka sejak Maret 2020 tanpa batas waktu yang jelas. Mereka membatalkan dan menunda pameran, pertunjukan, dan seluruh kegiatan. Untuk tetap menjangkau audiensi, lembaga seni dan budaya banyak yang beralih ke media daring. Selama pandemi, terjadi peningkatan jumlah kunjungan virtual oleh para peminat seni.[2]

  1. ^ Feldman, Kaywin (2020-09-09). "Leading the NATIONAL GALLERY of ART during COVID-19". Museum Management and Curatorship. 0 (0): 1–6. doi:10.1080/09647775.2020.1790152. ISSN 0964-7775. 
  2. ^ Agostino, Deborah; Arnaboldi, Michela; Lampis, Antonio (2020-07-03). "Italian state museums during the COVID-19 crisis: from onsite closure to online openness". Museum Management and Curatorship. 35 (4): 362–372. doi:10.1080/09647775.2020.1790029. ISSN 0964-7775.