Lompat ke isi

Kabupaten Banggai

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 1 April 2021 13.36 oleh 114.125.110.140 (bicara) (Memperbaiki Kabupaten Banggai)
Kabupaten Banggai
Daerah tingkat II
Motto: 
Mompo Sa'angu Nurung Mompo Sa'angu Tanga'
Peta
Kabupaten Banggai di Sulawesi
Kabupaten Banggai
Kabupaten Banggai
Peta
Kabupaten Banggai di Indonesia
Kabupaten Banggai
Kabupaten Banggai
Kabupaten Banggai (Indonesia)
Koordinat: 0°57′26″S 122°33′31″E / 0.957091°S 122.558593°E / -0.957091; 122.558593
Negara Indonesia
ProvinsiSulawesi Tengah
Tanggal berdiri4 Juli 1959
Dasar hukumUndang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II di Sulawesi.
Hari jadi8 Juli 1960
Ibu kotaLuwuk
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 23
  • Kelurahan: 32
  • Desa: 271
Pemerintahan
 • BupatiHerwin Yatim
 • Wakil BupatiMustar Labolo
Luas
 • Total9.672,70 km2 (3,734,65 sq mi)
Populasi
 (2019)
 • Total376.808
 • Kepadatan39,36/km2 (101,9/sq mi)
Demografi
 • AgamaIslam 75,61%
Kristen 16,50%
- Protestan 15,61%
- Katolik 1,52%
Hindu 7,39%
Buddha 0,37%[1]
Zona waktuUTC+08:00 (WITA)
Kode pos
94712
Kode BPS
7202 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon0461
Kode Kemendagri72.01 Edit nilai pada Wikidata
DAURp. 909.543.487.-
Situs webwww.banggaikab.go.id
Wanita dari suku Balantak (1913)

Kabupaten Banggai, adalah salah satu Daerah Tingkat II di Provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Luwuk. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 9.672,70 km² (data UU No 51/1999), dan berpenduduk sebanyak 376.808 jiwa (2019). Kabupaten Banggai dulunya merupakan bekas Kerajaan Banggai yang meliputi wilayah Banggai daratan dan Banggai Kepulauan. Pada tahun 1999 Kabupaten Banggai dimekarkan menjadi Kabupaten Banggai dan Kabupaten Banggai Kepulauan.[1]

Kabupaten Banggai merupakan salah satu kabupaten di Sulawesi Tengah yang memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, baik berupa hasil laut (ikan, udang, mutiara, rumput laut dan sebagainya), aneka hasil bumi (kopra, sawit, coklat, beras, kacang mente dan lainnya) serta hasil pertambangan (nikel yang sedang dalam taraf eksplorasi) dan gas (Blok Matindok dan Senoro).

Sejarah

Sejarah Kabupaten Banggai sangat berhubungan erat dengan Sejarah Kerajaan Banggai, oleh karena itu pembahasan sejarah Kabupaten Banggai tidak terlepas juga dengan pembahasan sejarah kerajaan Banggai. Selain itu, Sejarah Kabupaten Banggai sangat berhubungan erat dengan sejarah Pemerintahan Kolonial Belanda dan Jepang di wilayah kerajaan Banggai. Yang ketiga, sejarah Kabupaten Banggai berhubungan erat dengan sejarah pergolakan rakyat Kabupaten, untuk menuntut dan berjuang terbentuknya daerah otonom, melalui wadah "Badan Perjuangan Otonomi Daerah " disingkat "BPOD" Kabupaten Daerah Swatantra Tingkat II (DASWATI) Banggai.[2]

Hubungan erat dengan kerajaan Banggai yang paling menonjol adalah luas wilayah Kabupaten Banggai berdasarkan UU Nomor 59 Tahun 1959 tanggal 4 Juli 1959 tentang Pembentukan Kabupaten Dati II di Sulawesi, sama luasnya dengan luas kerajaan Banggai. Pemerintah Belanda telah meninggalkan bekas jajahannya antara lain dengan membentuk administrasi pemerintahan Afdeling Ooskost van Celebes (907) dan Onderafdeling Banggai (1932), administrasi ini sangat digunakan oleh pemerintah Pusat dalam menyusunan UU pembentukan Kabupaten Dati II di Sulawesi.

Melalui perjuangan tokoh politik, organisasi Pemuda dan Pelajar Banggai dan dukungan moril, materil dari Kepala Pemerintahan Negeri (KPN) raja banggai ke-33, Syukuran Aminuddin Amir, maka terbentuk wadah perjuangan terbentuknya Kabupaten Banggai, yaitu BPOD. Anggota perjuangan BPOD Banggai adalah antara lain Djakaria Nurdin Agama (mayor ngopa kerajaan Banggai/KPN), M.H. Wauranagai (PNI), A. Momor (PKI), Jan Posuma (PSII), Ahmad Mile (NU), Badarussalam (Masyumi), Abdul Azis Larekeng (Pemuda/Pelajar Banggai). Tim ini yang langsung berjuang ke Makassar menghadap Gubernur Sulawesi Andi Pangeran Pettarani, kemudian melanjutkan perjalanan ke Jakarta menemui Menteri Dalam Negeri Sunaryo, dan menemui keberhasilan dengan dikeluarkannya UU Nomor 59 Tahun 1959 tanggal 4 Juli 1959 tentang Pembentukan Kabupaten Dati II di Sulawesi.

Tim BPOD Banggai lainnya yang berjuang di Luwuk-Poso-Makassar dan Jakarta, yaitu Aco Dg. Matorang (PSII), Azis Sinukun (NU), Djen Djalumang (NU), T.S.Nullah (Komite XII), Agulu Lagonah (Komite XII), H.Thalib (Muhammdiyah), Siradjuddin Datu Adam (Muhammadiyah), Malajo Ahmad (Muhammadiyah), Ema Hamid (Wanita Bangga), Ena Musa (Pemuda Banggai), Faruk Zaman (KAPPI), Kahar dangka (KAPPI/KAMI).[2]

Geografi

Luas wilayah Kabupaten Banggai 9.672,70 km2 atau sekitar 14,22 persen dari luas wilayah Provinsi Sulawesi Tengah dan wilayah teritorial laut 20.309,68 km2 serta panjang garis pantai sepanjang 613,25 km. Wilayah Kabupaten Banggai sebagian besar terdiri dari pegunungan dan perbukitan, sedangkan daratan rendah yang ada pada umumnya terletak di sepanjang pesisir pantai.

Kabupaten Banggai dengan Ibu kota Luwuk hingga tahun 2012 secara administratif terdiri atas 23 kecamatan 339 desa/kelurahan. Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010 oleh BPS, jumlah penduduk Kabupaten Banggai mencapai 323.872 jiwa, terdiri dari laki-laki 165.266 jiwa dan perempuan 158.606 jiwa dengan sex rasio 104. Laju pertumbuhan penduduk 0,45 persen pertahun, sedangkan tingkat kepadatan penduduk rata-rata 31 jiwa/km2.

Pemerintahan

Bupati

No. Potret Bupati Mulai menjabat Akhir menjabat Partai Wakil Bupati Periode Ref.
1 Bidin 1 Juli 1960 14 Juni 1963 N/A 1
2 R. Atje Slamet 14 Juni 1963 5 Februari 1969 N/A 2
3 F. Simak 6 Februari 1969 19 Juni 1973 N/A 3
4 Eddy Singgih 14 Desember 1973 22 Juni 1978 N/A 4
5 Joesoef Soepardjan 20 November 1980 23 November 1985 N/A 5
6 H. M. Junus 4 Mei 1986 6 Mei 1996 N/A 6
7 Sudarto 6 Juni 1996 6 Juni 2000 ABRIAngkatan Darat Basri Sono 7
6 Mei 2001 19 November 2005 N/A 8
8 Ma'mun Amir 8 Juni 2006 8 Juni 2011 Golkar Musdar Amin 9
9 Sofhian Mile 8 Juni 2011 8 Juni 2016 Golkar Herwin Yatim 10
10 Herwin Yatim 8 Juni 2016 8 Juni 2021 PDI-P Mustar Labolo 11
11 Amirudin Tamoreka 8 Juni 2021 Petahana NasDem Furqanuddin Masulili 12 [3]
Legenda
  Non-Partisan/Penugasan Pemerintah
  ABRI
  Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P)

Pelaksana tugas Bupati

Berikut daftar Pelaksana Tugas Bupati yang menggantikan Bupati petahana yang sedang cuti kampanye atau dalam masa transisi.

Potret Pelaksana tugas Bupati Mulai jabatan Akhir jabatan Masa Ket. Bupati Definitif
A. Azis Larekeng
(Penjabat)
19 Juni 1973 14 Desember 1973 Transisi
H. Malaga
(Penjabat)
22 Juni 1978 20 November 1980 Transisi
H. M. Junus
(Penjabat)
23 November 1985 4 Mei 1986 Transisi
Ma'mun Amir
(Penjabat)
19 November 2005 9 Mei 2006 Transisi
Bandjela Paliudju
(Penjabat)
9 Mei 2006 8 Juni 2006 Transisi


Wakil Bupati

No. Potret Wakil Bupati Mulai menjabat Akhir menjabat Partai Bupati Periode Ref.
1 Basri Sono 6 Juni 1996 6 Juni 2000 Sudarto Periode Pertama
2 Musdar Amin 8 Juni 2006 8 Juni 2011 Ma'mun Amir
3 Herwin Yatim 8 Juni 2006 8 Juni 2011 PDI-P Sofhian Mile
4 Mustar Labolo 8 Juni 2006 8 Juni 2011 Gerindra Herwin Yatim [4]
5 Furqanuddin Masulili 8 Juni 2021 Petahana Amirudin Tamoreka [5]
  Non-Partisan/Penugasan Pemerintah
  Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P)


Dewan Perwakilan

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Banggai dalam dua periode terakhir.[6][7]

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2014-2019 2019-2024
PKB 2 Steady 2
Gerindra 4 Steady 4
PDI-P 6 Kenaikan 10
Golkar 9 Penurunan 5
NasDem 4 Kenaikan 6
PKS 3 Steady 3
Perindo (baru) 1
PAN 3 Steady 3
Hanura 2 Penurunan 1
Demokrat 2 Penurunan 0
Jumlah Anggota 35 Steady 35
Jumlah Partai 9 Steady 9

Kecamatan

Nama Kecamatan Jumlah Desa/ Kelurahan Keterangan
Balantak 13 Desa Balantak, Desa Boloak, Desa Dale Dale, Desa Dolom, Desa Kiloma, Desa Luok, Desa Mamping, Desa Padang, Desa Ra'u, Desa Talang Batu, Desa Talima A, Desa Talima B, Desa Tanotu.
Balantak Selatan 11 Desa Booy, Desa Dondo, Desa Giwang, Desa Gorontalo, Desa Poyang, Desa Resarna, Desa Sepe, Desa Tanggawas, Desa Tintingan, Desa Tombos, Desa Tongke.
Balantak Utara 10 Desa Batu Mandi, Desa Batu simpang, Desa Kampangar, Desa Kuntang, Desa Ondoliang, Desa Pangkalaseang, Desa Pangkalaseang Baru, Desa Pulau Dua,Desa Teku, Desa Toweer.
Batui 10 -
Batui Selatan 10
Bualemo 16 -
Bunta 25 -
Kintom 14 -
Lamala 18 -
Mantoh 8 - Desa Lonas, Desa Boras, Desa Sulubombong, Desa Bollo, Desa Bombanon, Desa Binotik, Desa Sobol, Desa Pondan.
Luwuk 10 -
Luwuk Selatan 9
Luwuk Timur 9 -
Masama 11 -
Nambo 11 -Koyoan, Koyoan Permai, Nambo Lempek, Nambo Lempek Baru, Nambo Bosaa, Nambo Padang, Lontio, Lontio Baru, Lumbe, Padungnyo, Sayambongin
Nuhon 17 -
Pagimana 38 -Desa Sinampangnyo,Desa Hohudongan,Desa Tongkonunuk,Desa Nain,Desa Asaan,Desa Bulu,Desa Baloa,Desa Karya Bakti,Desa Dongkalan,Desa Jaya Bakti
Toili 23 Kelurahan Cendana, Desa Cendanapura, Desa Rusakencana, Desa Singkoyo, Desa Mansahang, Desa Tanah Abang, Desa Tirtakencana, Desa Mekar Kencana, Desa Jaya Kencana, Desa Tirtasari, Desa Tirta Jaya, Desa Tohitisari, Desa Mekar Sari, Desa Tolisu, Desa Uwelolu
Tolili Barat 15 Desa Pandanwangi, Desa Dongin, Desa Makapa, Desa Kamiwangi, Desa Sindang Sari, Desa Pasirlamba, Desa Lembah Keramat, Desa Bukit Keramat
Moilong 16 Desa Toili, Desa Moilong, Desa Slametharjo, Desa Sumberharjo, Desa Mulyoharjo, Desa Argomulyo, Desa Argakencana, Desa Sidomakmur, Desa Karang Anyar, Desa Sidoharjo, Desa Bumiharjo, Desa Saluan, Desa Tou, Desa Minahaki, Desa Minakarya, Desa Karya Jaya
Lobu 10
Kabupaten Banggai 266 -

Pariwisata

Tempat Wisata

Pantai Kilo Lima

Objek wisata ini ramai dikunjungi oleh masyarakat kota Luwuk karena letaknya dekat dari kota. Deretan kios, kafe serta warung makan menjadi pemandangan khas. Ombak pun Beriring menghempas pantai mengiringi keceriaan pengunjung. Bersampan, berenang, ski atau selancar merupakan atraksi yang dapat dilakukan di pantai Kilo Lima. Usai atraksi pengunjung dapat melepas kepenatan sembari menikmati makanan khas seperti nasi goreng, pisang goreng atau minuman segar.

Cagar Alam Salodik

Air terjun Salodik

Salodik memiliki panorama alam yang indah terletak 27 kilometer dari kota Luwuk. Untuk mencapai Cagar Alam (Suaka Margasatwa) Salodik ditempuh dengan kendaraan roda empat selama 40 menit dari Kota Luwuk.

Daya tarik utama Cagar Alam Salodik berupa air terjun bersusun-susun. Selain air terjun, objek yang berada pada ketinggian 600 meter di atas permukaan laut ini memiliki hutan yang lebat. Kicauan burung dari balik dedaunan yang rimbun seakan menyapa setiap pengunjung. Karena alamnya yang indah, Belanda pernah mendirikan pesanggrahan di lokasi ini. Puing-puing tempat peristirahatan bekas peninggalan Belanda tersebut masih ada sampai sekarang.

Ondorneming Tobelombang

Tobelombang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Nuhon Kabupaten Banggai sekitar 425 km dari kota Palu. Menurut tetua adat Tobelombang, Bapak Drs. Abino Lumbun, Tobelombang dikenal sebagai Perkebunan Kelapa pada zaman Belanda tahun 1915. Tempat ini telah dikunjungi wisatawan asing yang senang akan wisata sejarah pada masa lampau. Anda masih dapat menyaksikan sisa Peninggalan bersejarah di tempat ini dan disekitar objek wisata ini terbentang pula pemandangan alam yang indah disekitarnya.

Adat istiadat

Sebuah benteng di Desa Mendono, Kecamatan Kintom

Kabupaten Banggai, memiliki adat-istiadat leluhur dari suku Loinang (Saluan), Lo'on (Balantak dan Andio), serta Lobo (Banggai, Peling dan Labobo), dan juga mempunyai nama-nama yang dipakai dalam pemerintahan zaman dulu yaitu di tingkat kabupaten dinamakan Tomundo setingkat Bupati, kemudian ada pembantu dengan nama "kapitan laut" dan "mayor ngopa", lalu ada yang dinamakan "sangaji" atau "bosanyo", lalu ada "kapitan" setingkat camat, dan "tonggon" setingkat kepala desa. Kepala desa atau yang biasa disebut tonggon dibantu oleh seorang juru tulis setingkat sekretaris desa, lalu ada kepala jaga. Di Pagimana ada 3 Kapitan yaitu Kapitan Lambangan, Kapitan Bualemo dan Kapitan Lingketeng, di wilayah Bunta ada 2 kapitan yaitu Kapitan Duhian dan Kapitan Bugis Mangantjo, kemudian di wilayah Lamala ada Kapitan Lasompoh. Dengan bahasa yang telah diteliti oleh Pusat Bahasa Indonesia Jakarta tahun 1986, 1996 dan 2001. Bahasa Saluan, Balantak, Andio dan Banggai sudah masuk dalam ISO 193-3, Registren Outhorrity, edisi 16 tahun 2012.[2]

Pada Tahun 2010, jumlah penduduk Kabupaten Banggai 305.897 jiwa,[8] dengan kepadatan penduduk rata-rata 32 jiwa/km2 (BPS Kab.Banggai), luas wilayah 9.672,70 km2. Secara administrasi dibagi dalam 18 (delapan belas) Kecamatan, 46 Kelurahan, dan 291 Desa, serta 2 (dua) unit Pemukiman Transmigrasi. Pada tahun 2012, jumlah kecamatan bertambah 23 (dua puluh tiga).[2]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b "Kabupaten Banggai Dalam Angka 2020". www.banggaikab.bps.go.id. Diakses tanggal 23 April 2020. 
  2. ^ a b c d Haryanto Djalumang, "Sejarah Kabupaten Banggai", LP3M Insan Cita. Seminar 10 Maret 2012. Pada tanggal 10 Maret 2012, bertempat di Hotel Dinasty Luwuk, di selenggarakan Seminar sehari tentang "Sejarah Kabupaten Banggai, oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banggai, untuk membahas hasil Penelitian dari LP3M Insan Cita pimpinan Haryanto Djalumang, dengan pembahasa utama Prof. Muh. Taufik Makarao, SH, MH.
  3. ^ "Bupati dan Wakil Bupati Banggai 2021-2024 Resmi Dilantik". kumparan.com. 3 Juni 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-06-24. Diakses tanggal 17 Juni 2021. 
  4. ^ "Bupati dan Wakil Bupati Banggai 2016-2021 Resmi Dilantik". banggaikab.go.id. 8 Juni 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-06-14. Diakses tanggal 26 Desember 2016. 
  5. ^ "Bupati dan Wakil Bupati Banggai 2021-2024 Resmi Dilantik". kumparan.com. 3 Juni 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-06-24. Diakses tanggal 17 Juni 2021. 
  6. ^ DPRD Kabupaten Banggai, t.t., Nama Anggota DPRD Kabupaten Banggai Periode 2014-2019, dikunjungi pada 8 Februari 2019.
  7. ^ Perolehan Kursi DPRD Banggai 2019-2024
  8. ^ 323.872 jiwa, menurut BPS 2010

Pranala luar