Kabupaten Banggai
Kabupaten Banggai | |
---|---|
Daerah tingkat II | |
Motto: Mompo Sa'angu Nurung Mompo Sa'angu Tanga' | |
Koordinat: 0°57′26″S 122°33′31″E / 0.957091°S 122.558593°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Sulawesi Tengah |
Tanggal berdiri | 4 Juli 1959 |
Dasar hukum | Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II di Sulawesi. |
Hari jadi | 8 Juli 1960 |
Ibu kota | Luwuk |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | Herwin Yatim |
• Wakil Bupati | Mustar Labolo |
Luas | |
• Total | 9.672,70 km2 (3,734,65 sq mi) |
Populasi (2019) | |
• Total | 376.808 |
• Kepadatan | 39,36/km2 (101,9/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | Islam 75,61% Kristen 16,50% - Protestan 15,61% - Katolik 1,52% Hindu 7,39% Buddha 0,37%[1] |
Zona waktu | UTC+08:00 (WITA) |
Kode pos | 94712 |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 0461 |
Kode Kemendagri | 72.01 |
DAU | Rp. 909.543.487.- |
Situs web | www.banggaikab.go.id |
Kabupaten Banggai, adalah salah satu Daerah Tingkat II di Provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Luwuk. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 9.672,70 km² (data UU No 51/1999), dan berpenduduk sebanyak 376.808 jiwa (2019). Kabupaten Banggai dulunya merupakan bekas Kerajaan Banggai yang meliputi wilayah Banggai daratan dan Banggai Kepulauan. Pada tahun 1999 Kabupaten Banggai dimekarkan menjadi Kabupaten Banggai dan Kabupaten Banggai Kepulauan.[1]
Kabupaten Banggai merupakan salah satu kabupaten di Sulawesi Tengah yang memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, baik berupa hasil laut (ikan, udang, mutiara, rumput laut dan sebagainya), aneka hasil bumi (kopra, sawit, coklat, beras, kacang mente dan lainnya) serta hasil pertambangan (nikel yang sedang dalam taraf eksplorasi) dan gas (Blok Matindok dan Senoro).
Sejarah
Sejarah Kabupaten Banggai sangat berhubungan erat dengan Sejarah Kerajaan Banggai, oleh karena itu pembahasan sejarah Kabupaten Banggai tidak terlepas juga dengan pembahasan sejarah kerajaan Banggai. Selain itu, Sejarah Kabupaten Banggai sangat berhubungan erat dengan sejarah Pemerintahan Kolonial Belanda dan Jepang di wilayah kerajaan Banggai. Yang ketiga, sejarah Kabupaten Banggai berhubungan erat dengan sejarah pergolakan rakyat Kabupaten, untuk menuntut dan berjuang terbentuknya daerah otonom, melalui wadah "Badan Perjuangan Otonomi Daerah " disingkat "BPOD" Kabupaten Daerah Swatantra Tingkat II (DASWATI) Banggai.[2]
Hubungan erat dengan kerajaan Banggai yang paling menonjol adalah luas wilayah Kabupaten Banggai berdasarkan UU Nomor 59 Tahun 1959 tanggal 4 Juli 1959 tentang Pembentukan Kabupaten Dati II di Sulawesi, sama luasnya dengan luas kerajaan Banggai. Pemerintah Belanda telah meninggalkan bekas jajahannya antara lain dengan membentuk administrasi pemerintahan Afdeling Ooskost van Celebes (907) dan Onderafdeling Banggai (1932), administrasi ini sangat digunakan oleh pemerintah Pusat dalam menyusunan UU pembentukan Kabupaten Dati II di Sulawesi.
Melalui perjuangan tokoh politik, organisasi Pemuda dan Pelajar Banggai dan dukungan moril, materil dari Kepala Pemerintahan Negeri (KPN) raja banggai ke-33, Syukuran Aminuddin Amir, maka terbentuk wadah perjuangan terbentuknya Kabupaten Banggai, yaitu BPOD. Anggota perjuangan BPOD Banggai adalah antara lain Djakaria Nurdin Agama (mayor ngopa kerajaan Banggai/KPN), M.H. Wauranagai (PNI), A. Momor (PKI), Jan Posuma (PSII), Ahmad Mile (NU), Badarussalam (Masyumi), Abdul Azis Larekeng (Pemuda/Pelajar Banggai). Tim ini yang langsung berjuang ke Makassar menghadap Gubernur Sulawesi Andi Pangeran Pettarani, kemudian melanjutkan perjalanan ke Jakarta menemui Menteri Dalam Negeri Sunaryo, dan menemui keberhasilan dengan dikeluarkannya UU Nomor 59 Tahun 1959 tanggal 4 Juli 1959 tentang Pembentukan Kabupaten Dati II di Sulawesi.
Tim BPOD Banggai lainnya yang berjuang di Luwuk-Poso-Makassar dan Jakarta, yaitu Aco Dg. Matorang (PSII), Azis Sinukun (NU), Djen Djalumang (NU), T.S.Nullah (Komite XII), Agulu Lagonah (Komite XII), H.Thalib (Muhammdiyah), Siradjuddin Datu Adam (Muhammadiyah), Malajo Ahmad (Muhammadiyah), Ema Hamid (Wanita Bangga), Ena Musa (Pemuda Banggai), Faruk Zaman (KAPPI), Kahar dangka (KAPPI/KAMI).[2]
Geografi
Luas wilayah Kabupaten Banggai 9.672,70 km2 atau sekitar 14,22 persen dari luas wilayah Provinsi Sulawesi Tengah dan wilayah teritorial laut 20.309,68 km2 serta panjang garis pantai sepanjang 613,25 km. Wilayah Kabupaten Banggai sebagian besar terdiri dari pegunungan dan perbukitan, sedangkan daratan rendah yang ada pada umumnya terletak di sepanjang pesisir pantai.
Kabupaten Banggai dengan Ibu kota Luwuk hingga tahun 2012 secara administratif terdiri atas 23 kecamatan 339 desa/kelurahan. Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010 oleh BPS, jumlah penduduk Kabupaten Banggai mencapai 323.872 jiwa, terdiri dari laki-laki 165.266 jiwa dan perempuan 158.606 jiwa dengan sex rasio 104. Laju pertumbuhan penduduk 0,45 persen pertahun, sedangkan tingkat kepadatan penduduk rata-rata 31 jiwa/km2.
Pemerintahan
Bupati
No. | Potret | Bupati | Mulai menjabat | Akhir menjabat | Partai | Wakil Bupati | Periode | Ref. | |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Bidin | 1 Juli 1960 | 14 Juni 1963 | N/A | 1 | ||||
2 | R. Atje Slamet | 14 Juni 1963 | 5 Februari 1969 | N/A | 2 | ||||
3 | F. Simak | 6 Februari 1969 | 19 Juni 1973 | N/A | 3 | ||||
4 | Eddy Singgih | 14 Desember 1973 | 22 Juni 1978 | N/A | 4 | ||||
5 | Joesoef Soepardjan | 20 November 1980 | 23 November 1985 | N/A | 5 | ||||
6 | H. M. Junus | 4 Mei 1986 | 6 Mei 1996 | N/A | 6 | ||||
7 | Sudarto | 6 Juni 1996 | 6 Juni 2000 | ABRI–Angkatan Darat | Basri Sono | 7 | |||
6 Mei 2001 | 19 November 2005 | N/A | 8 | ||||||
8 | Ma'mun Amir | 8 Juni 2006 | 8 Juni 2011 | Golkar | Musdar Amin | 9 | |||
9 | Sofhian Mile | 8 Juni 2011 | 8 Juni 2016 | Golkar | Herwin Yatim | 10 | |||
10 | Herwin Yatim | 8 Juni 2016 | 8 Juni 2021 | PDI-P | Mustar Labolo | 11 | |||
11 | Amirudin Tamoreka | 8 Juni 2021 | Petahana | NasDem | Furqanuddin Masulili | 12 | [3] |
- Legenda
Pelaksana tugas Bupati
Berikut daftar Pelaksana Tugas Bupati yang menggantikan Bupati petahana yang sedang cuti kampanye atau dalam masa transisi.
Potret | Pelaksana tugas Bupati | Mulai jabatan | Akhir jabatan | Masa | Ket. | Bupati Definitif | |
A. Azis Larekeng (Penjabat) |
19 Juni 1973 | 14 Desember 1973 | — | Transisi | |||
H. Malaga (Penjabat) |
22 Juni 1978 | 20 November 1980 | — | Transisi | |||
H. M. Junus (Penjabat) |
23 November 1985 | 4 Mei 1986 | — | Transisi | |||
Ma'mun Amir (Penjabat) |
19 November 2005 | 9 Mei 2006 | — | Transisi | |||
Bandjela Paliudju (Penjabat) |
9 Mei 2006 | 8 Juni 2006 | — | Transisi |
Wakil Bupati
No. | Potret | Wakil Bupati | Mulai menjabat | Akhir menjabat | Partai | Bupati | Periode | Ref. | |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Basri Sono | 6 Juni 1996 | 6 Juni 2000 | Sudarto | Periode Pertama | ||||
2 | Musdar Amin | 8 Juni 2006 | 8 Juni 2011 | Ma'mun Amir | |||||
3 | Herwin Yatim | 8 Juni 2006 | 8 Juni 2011 | PDI-P | Sofhian Mile | ||||
4 | Mustar Labolo | 8 Juni 2006 | 8 Juni 2011 | Gerindra | Herwin Yatim | [4] | |||
5 | Furqanuddin Masulili | 8 Juni 2021 | Petahana | Amirudin Tamoreka | [5] |
Dewan Perwakilan
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Banggai dalam dua periode terakhir.[6][7]
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | ||
---|---|---|---|
2014-2019 | 2019-2024 | ||
PKB | 2 | 2 | |
Gerindra | 4 | 4 | |
PDI-P | 6 | 10 | |
Golkar | 9 | 5 | |
NasDem | 4 | 6 | |
PKS | 3 | 3 | |
Perindo | (baru) 1 | ||
PAN | 3 | 3 | |
Hanura | 2 | 1 | |
Demokrat | 2 | 0 | |
Jumlah Anggota | 35 | 35 | |
Jumlah Partai | 9 | 9 |
Kecamatan
Nama Kecamatan | Jumlah Desa/ Kelurahan | Keterangan |
---|---|---|
Balantak | 13 | Desa Balantak, Desa Boloak, Desa Dale Dale, Desa Dolom, Desa Kiloma, Desa Luok, Desa Mamping, Desa Padang, Desa Ra'u, Desa Talang Batu, Desa Talima A, Desa Talima B, Desa Tanotu. |
Balantak Selatan | 11 | Desa Booy, Desa Dondo, Desa Giwang, Desa Gorontalo, Desa Poyang, Desa Resarna, Desa Sepe, Desa Tanggawas, Desa Tintingan, Desa Tombos, Desa Tongke. |
Balantak Utara | 10 | Desa Batu Mandi, Desa Batu simpang, Desa Kampangar, Desa Kuntang, Desa Ondoliang, Desa Pangkalaseang, Desa Pangkalaseang Baru, Desa Pulau Dua,Desa Teku, Desa Toweer. |
Batui | 10 | - |
Batui Selatan | 10 | |
Bualemo | 16 | - |
Bunta | 25 | - |
Kintom | 14 | - |
Lamala | 18 | - |
Mantoh | 8 | - Desa Lonas, Desa Boras, Desa Sulubombong, Desa Bollo, Desa Bombanon, Desa Binotik, Desa Sobol, Desa Pondan. |
Luwuk | 10 | - |
Luwuk Selatan | 9 | |
Luwuk Timur | 9 | - |
Masama | 11 | - |
Nambo | 11 | -Koyoan, Koyoan Permai, Nambo Lempek, Nambo Lempek Baru, Nambo Bosaa, Nambo Padang, Lontio, Lontio Baru, Lumbe, Padungnyo, Sayambongin |
Nuhon | 17 | - |
Pagimana | 38 | -Desa Sinampangnyo,Desa Hohudongan,Desa Tongkonunuk,Desa Nain,Desa Asaan,Desa Bulu,Desa Baloa,Desa Karya Bakti,Desa Dongkalan,Desa Jaya Bakti |
Toili | 23 | Kelurahan Cendana, Desa Cendanapura, Desa Rusakencana, Desa Singkoyo, Desa Mansahang, Desa Tanah Abang, Desa Tirtakencana, Desa Mekar Kencana, Desa Jaya Kencana, Desa Tirtasari, Desa Tirta Jaya, Desa Tohitisari, Desa Mekar Sari, Desa Tolisu, Desa Uwelolu |
Tolili Barat | 15 | Desa Pandanwangi, Desa Dongin, Desa Makapa, Desa Kamiwangi, Desa Sindang Sari, Desa Pasirlamba, Desa Lembah Keramat, Desa Bukit Keramat |
Moilong | 16 | Desa Toili, Desa Moilong, Desa Slametharjo, Desa Sumberharjo, Desa Mulyoharjo, Desa Argomulyo, Desa Argakencana, Desa Sidomakmur, Desa Karang Anyar, Desa Sidoharjo, Desa Bumiharjo, Desa Saluan, Desa Tou, Desa Minahaki, Desa Minakarya, Desa Karya Jaya |
Lobu | 10 | |
Kabupaten Banggai | 266 | - |
Pariwisata
Tempat Wisata
Pantai Kilo Lima
Objek wisata ini ramai dikunjungi oleh masyarakat kota Luwuk karena letaknya dekat dari kota. Deretan kios, kafe serta warung makan menjadi pemandangan khas. Ombak pun Beriring menghempas pantai mengiringi keceriaan pengunjung. Bersampan, berenang, ski atau selancar merupakan atraksi yang dapat dilakukan di pantai Kilo Lima. Usai atraksi pengunjung dapat melepas kepenatan sembari menikmati makanan khas seperti nasi goreng, pisang goreng atau minuman segar.
Cagar Alam Salodik
Salodik memiliki panorama alam yang indah terletak 27 kilometer dari kota Luwuk. Untuk mencapai Cagar Alam (Suaka Margasatwa) Salodik ditempuh dengan kendaraan roda empat selama 40 menit dari Kota Luwuk.
Daya tarik utama Cagar Alam Salodik berupa air terjun bersusun-susun. Selain air terjun, objek yang berada pada ketinggian 600 meter di atas permukaan laut ini memiliki hutan yang lebat. Kicauan burung dari balik dedaunan yang rimbun seakan menyapa setiap pengunjung. Karena alamnya yang indah, Belanda pernah mendirikan pesanggrahan di lokasi ini. Puing-puing tempat peristirahatan bekas peninggalan Belanda tersebut masih ada sampai sekarang.
Ondorneming Tobelombang
Tobelombang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Nuhon Kabupaten Banggai sekitar 425 km dari kota Palu. Menurut tetua adat Tobelombang, Bapak Drs. Abino Lumbun, Tobelombang dikenal sebagai Perkebunan Kelapa pada zaman Belanda tahun 1915. Tempat ini telah dikunjungi wisatawan asing yang senang akan wisata sejarah pada masa lampau. Anda masih dapat menyaksikan sisa Peninggalan bersejarah di tempat ini dan disekitar objek wisata ini terbentang pula pemandangan alam yang indah disekitarnya.
Adat istiadat
Kabupaten Banggai, memiliki adat-istiadat leluhur dari suku Loinang (Saluan), Lo'on (Balantak dan Andio), serta Lobo (Banggai, Peling dan Labobo), dan juga mempunyai nama-nama yang dipakai dalam pemerintahan zaman dulu yaitu di tingkat kabupaten dinamakan Tomundo setingkat Bupati, kemudian ada pembantu dengan nama "kapitan laut" dan "mayor ngopa", lalu ada yang dinamakan "sangaji" atau "bosanyo", lalu ada "kapitan" setingkat camat, dan "tonggon" setingkat kepala desa. Kepala desa atau yang biasa disebut tonggon dibantu oleh seorang juru tulis setingkat sekretaris desa, lalu ada kepala jaga. Di Pagimana ada 3 Kapitan yaitu Kapitan Lambangan, Kapitan Bualemo dan Kapitan Lingketeng, di wilayah Bunta ada 2 kapitan yaitu Kapitan Duhian dan Kapitan Bugis Mangantjo, kemudian di wilayah Lamala ada Kapitan Lasompoh. Dengan bahasa yang telah diteliti oleh Pusat Bahasa Indonesia Jakarta tahun 1986, 1996 dan 2001. Bahasa Saluan, Balantak, Andio dan Banggai sudah masuk dalam ISO 193-3, Registren Outhorrity, edisi 16 tahun 2012.[2]
Pada Tahun 2010, jumlah penduduk Kabupaten Banggai 305.897 jiwa,[8] dengan kepadatan penduduk rata-rata 32 jiwa/km2 (BPS Kab.Banggai), luas wilayah 9.672,70 km2. Secara administrasi dibagi dalam 18 (delapan belas) Kecamatan, 46 Kelurahan, dan 291 Desa, serta 2 (dua) unit Pemukiman Transmigrasi. Pada tahun 2012, jumlah kecamatan bertambah 23 (dua puluh tiga).[2]
Lihat pula
Referensi
- ^ a b "Kabupaten Banggai Dalam Angka 2020". www.banggaikab.bps.go.id. Diakses tanggal 23 April 2020.
- ^ a b c d Haryanto Djalumang, "Sejarah Kabupaten Banggai", LP3M Insan Cita. Seminar 10 Maret 2012. Pada tanggal 10 Maret 2012, bertempat di Hotel Dinasty Luwuk, di selenggarakan Seminar sehari tentang "Sejarah Kabupaten Banggai, oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banggai, untuk membahas hasil Penelitian dari LP3M Insan Cita pimpinan Haryanto Djalumang, dengan pembahasa utama Prof. Muh. Taufik Makarao, SH, MH.
- ^ "Bupati dan Wakil Bupati Banggai 2021-2024 Resmi Dilantik". kumparan.com. 3 Juni 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-06-24. Diakses tanggal 17 Juni 2021.
- ^ "Bupati dan Wakil Bupati Banggai 2016-2021 Resmi Dilantik". banggaikab.go.id. 8 Juni 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-06-14. Diakses tanggal 26 Desember 2016.
- ^ "Bupati dan Wakil Bupati Banggai 2021-2024 Resmi Dilantik". kumparan.com. 3 Juni 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-06-24. Diakses tanggal 17 Juni 2021.
- ^ DPRD Kabupaten Banggai, t.t., Nama Anggota DPRD Kabupaten Banggai Periode 2014-2019, dikunjungi pada 8 Februari 2019.
- ^ Perolehan Kursi DPRD Banggai 2019-2024
- ^ 323.872 jiwa, menurut BPS 2010