Lompat ke isi

Pengguna:Dwi lutfiana

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

bab 1 dasar-dasar komunikasi

Komunikasi bisnis adalah pertukaran gagasan dan informasi yang memiliki tujuan tertentu yang disajikan secara personal atau impersonal melalui simbol-simbol atau sinyal.[butuh rujukan]

Komunikasi bisnis harus/ada melibatkan pertukaran informasi yang terus-menerus. Lebih banyak bisnis diperluas, lebih besar tekanannya pada bisnis tersebut untuk menemukan cara komunikasi yang lebih efektif – bersama para pekerja dan dengan dunia di luar. Dengan demikian, bisnis dan komunikasi berjalan bergandengan tangan.

Dalam komunikasi bisnis terdapat enam unsur pokok, yaitu:

  • Memiliki tujuan, artinya komunikasi bisnis harus memiliki tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya sejalan dengan tujuan organisasi.
  • Pertukaran, dalam hal ini melibatkan paling tidak dua orang atau lebih yakni komunikator dan komunikan.[
  • Gagasan, opini, informasi, instruksi merupakan isi dari pesan yang bentuknya beragam tergantung tujuan, situasi, dan kondisinya.[butuh rujukan]
  • Menggunakan saluran personal atau impersonal yang mungkin bersifat tatap muka, menggunakan media tertentu atau melalui media yang menjangkau jutaan orang secara bersamaan.[butuh rujukan]
  • Menggunakan simbol atau sinyal yang merupakan alat atau metode yang dapat dimengerti atau dipahami oleh penerima untuk menyampaikan pesan.[butuh rujukan]
  • Pencapaian tujuan organisasi: salah satu karakteristik yang membedakan organisasi atau lembaga formal dari informasi adalah adanya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh manajemen.

Sejarah komunikasi pada mulanya hanya merupakan upaya atau cara manusia menyampaikan ide, gagasan, kemauan, hasrat dan lain sebagainya, upaya tersebut hanya supaya manusia bisa saling berhubungan. Pada waktu itu, Komunikasi tidak dianggap sebagai sesuatu yang harus diberi perhatian, dikaji atau distrukturkan. Namun, pada abad ke-5 sebelum masehi, di Yunani berkembang suatu ilmu yang mengkaji proses pernyataan antar manusia yang diberi nama retorika yang berarti seni berpidato dan beragumentasi yang bersifat menggugah atau seni yang menggunakan bahasa secara lancar untuk memengaruhi dan mengajak. Retorika mendapat pembahasan khusus bahkan beberapa pemikir itu menempatkan retorika sebagai hal penting dalam masyarakat dan pemerintahan.

Pada perkembangan awal, batasan komunikasi yang dapat kita terapkan adalah percakapan atau penyampaian gagasan antar manusia secara lisan dan bertatap muka baik berupa pidato maupun diskusi, dengan tujuan mendidik, membangkitkan kepercayaan, dan menggerakkan perasaan orang lain.Komunikasi terus berkembang, tidak hanya menyampaikan gagasan melalui lisan.Pada zaman kekaisaran romawi, Julius Caesar membuat papan pengumuman yang dinamakan Acta Diurna. Penyampaian gagasan mengenai apa yang penting bagi masyarakat telah bertambah, dari sekadar lisan menjadi bentuk tulisan. Hal ini terus berkembang setelah ditemukannya kertas, penemuan mesin cetak, dan terbitnya surat kabar pertama . Setelah surat kabar peradaban manusia juga berkembang dan ditemukanlah radio, film, televisi, dan sejumlah media lain.

Latar Belakang Komunikasi sebagai Ilmu[sunting | sunting sumber]

Asal Usul ilmu komunikasi itu sendiri sebenarnya tampil pada zaman Yunani kuno (SM) yang digagas oleh Aristoteles. Dalam gagasan tersebut ia menyebutkan bahwa di dalam komunikasi itu terdapat komunikator, pesan dan penerima. Kesimpulan dari gagasan itu ialah jika komunikator menentukan gagasn atau pesan, kemudian diarahkan pada khalayak pilihannya, melalui saluran atau media yang dimilikinya atau dikuasainya maka akan keluar hasil yang diinginkan.

Dalam perkembangan selanjutnya, gagasan itu terus dikembangkan kemudian melahirkan dua bentuk komunikasi yang masing-masing berkembang di benua yang berbeda. Pertama ilmu publisistik di Jerman. Kedua ilmu komunikasi massa di Amerika. Perpaduan dari kedua bentuk ini lah yang meneteskan ilmu komunikasi yang kita kenal sekarang ini. Perpaduan ini tidak lepas dari upaya-upaya Stappers melalui karya Gabner. Artinya, itu merupakan titik awal tampaknya ilmu komunikasi.

Munculnya Teknologi Sebagai alat Komunikasi[sunting | sunting sumber]

Sejarah perkembangan teknologi informasi dan komunikasi juga tak lepas dari sejarah peradaban manusia di Bumi ini. Pada zaman dulu penyampaian informasi juga dilakukan mulai dari gambar-gambar yang terletak pada dinding gua, peletakan tonggak sejarah berupa prasasti. Berikut ini adalah sejarah perkembangan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) mulai dari zaman pra-sejarah sampai ke zaman modern sekarang ini.

  1. Masa Prasejarah

Pada zaman ini, teknologi informasi dan komunikasi yang dilakukan oleh manusia berfungsi sebagai sistem untuk pengenalan bentuk-bentuk yang manusia kenal. Untuk menggambarkan informasi yang diperoleh, mereka menggambarkannya pada dinding-dinding gua tentang berburu dan binatang buruannya. Pada masa ini, manusia mulai mengidentifikasi benda-benda yang ada di sekitar lingkungan tempat tinggal mereka, kemudian melukiskannya pada dinding gua tempat tinggalnya. Awal komunikasi mereka pada zaman ini hanya berkisar pada bentuk suara dengusan dan menggunakan isyarat tangan.

Pada zaman prasejarah mulai diciptakan dan digunakan alat-alat yang menghasilkan bunyi dan isyarat, seperti gendang, terompet yang terbuat dari tanduk binatang, dan isyarat asap sebagai alat pemberi peringatan terhadap bahaya.

    • 3000 SM

Untuk yang pertama kali, tulisan digunakan oleh bangsa Sumeria dengan menggunakan simbol-simbol yang dibentuk dari piktografi sebagai huruf. Simbol atau huruf-huruf ini juga mempunyai bentuk bunyi (penyebutan) yang berbeda sehingga mampu menjadi kata, kalimat, dan bahasa.

    • 2900 SM

Pada 2900 SM, bangsa Mesir Kuno menggunakan huruf hieroglif. Hieroglif merupakan bahasa simbol, dimana setiap ungkapan diwakili oleh simbol yang berbeda. Jika simbol-simbol tersebut digabungkan menjadi satu rangkaian, maka akan menghasilkan sebuah arti yang berbeda. Bentuk tulisan dan bahasa hieroglif ini lebih maju dibandingkan dengan tulisan bangsa Sumeria.

  • 500 SM

Manusia sudah mengenal cara membuat serat dari pohon papyrus yang tumbuh di sekitar sungai Nil. Serat papyrus dapat digunakan sebagai kertas. Kertas yang terbuat dari serat pohon papyrus menjadi media untuk menulis atau media untuk menyampaikan informasi yang lebih kuat dan fleksibel dibandingkan dengan lempengan tanah liat yang sebelumnya juga digunakan sebagai media informasi.

    • 105 M

Pada masa ini, bangsa Cina berhasil menemukan kertas. Kertas yang ditemukan oleh bangsa Cina pada masa ini adalah kertas yang kita kenal sekarang. Kertas ini dibuat dari serat bambu yang dihaluskan, disaring, dicuci, kemudian diratakan dan dikeringkan. Penemuan ini juga memungkinkan sistem pencetakan yang dilakukan dengan menggunakan blok kayu yang ditoreh dan dilumuri oleh tinta atau yang kita kenal sekarang dengan sistem cap.

2. Masa Modern (1400 M s.d. Sekarang)

    • Tahun 1455

Pada 1455, untuk pertama kalinya Johann Gutenberg mengembangkan mesin cetak dengan menggunakan plat huruf yang terbuat dari besi dan dapat diganti-ganti dalam bingkai yang terbuat dari kayu.

    • Tahun 1830

Augusta Lady Byron menulis program komputer yang pertama di dunia. Ia bekerja sama dengan Charles Babbage menggunakan mesin analytical yang didesain sehingga mampu memasukkan data, mengolah data, dan menghasilkan bentuk keluaran dalam sebuah kartu. Mesin ini dikenal sebagai bentuk komputer digital yang pertama, walaupun cara kerjanya lebih bersifat mekanis daripada bersifat digital.

    • Tahun 1837

Telegraf dan Penemunya (Samuel Morse) Samuel Morse mengembangkan telegraf dan bahasa kode morse bersama Sir William Cook dan Sir Charles Wheatstone. Morse menggunakan kode-kode sederhana untuk mewakili pesan-pesan yang ingin dikirimkan dengan menggunakan pulsa listrik melalui kabel tunggal. Namun sinyal-sinyal yang dapat dikirim dengan baik hanya berada dalam jarak 32 km. Untuk jarak yang lebih jauh, sinyal-sinyal yang diterima menjadi terlalu lemah untuk direkam. Kemudian, Morse membangun peralatan relai yang ditempatkan di setiap 32 km dari stasiun sinyal. Relai tersebut berfungsi untuk mengulangi sinyal yang diterima dan mengirimnya kembali ke 32 km berikutnya. Relai terdiri dari sakelar yang dioperasikan secara elektromagnetik. Sistem telegraf kemudian segera digunakan untuk bisnis yang membutuhkan pengiriman pesan secara cepat untuk jarak yang jauh, seperti surat kabar dan pesan untuk perjalanan kereta api.

    • Tahun 1877

Pada 1877, Alexander Graham Bell menciptakan dan mengembangkan telepon yang dipergunakan pertama kali secara umum. Pada 1879, sistem pemanggilan telepon mulai menggunakan nomor yang menggantikan sistem pemanggilan nama. Hal ini untuk mencegah operator yang tidak mengenal semua pelanggan. Sistem penomoran telepon menggunakan huruf dan angka, dimana nomor telepon menggunakan sistem dua huruf dan lima digit angka.

    • Tahun 1889

Pada 1889, Herman Hollerith menerapkan prinsip kartu perforasi untuk melakukan penghitungan. Tugas pertamanya adalah menemukan cara yang lebih cepat untuk melakukan perhitungan bagi Biro Sensus Amerika Serikat. Sensus yang dilakukan pada 1880 membutuhkan waktu tujuh tahun untuk menyelesaikan perhitungan. Dengan berkembangnya populasi, Biro Sensus tersebut memperkirakan bahwa dibutuhkan waktu sepuluh tahun untuk menyelesaikan perhitungan sensus.

Hollerith menggunakan kartu perforasi untuk memasukkan data sensus yang kemudian diolah oleh alat tersebut secara mekanik. Sebuah kartu dapat menyimpan hingga 80 variabel. Dengan menggunakan alat tersebut, hasil sensus dapat diselesaikan dalam waktu enam minggu. Selain memiliki keuntungan dalam bidang kecepatan, kartu tersebut berfungsi sebagai media penyimpan data. Tingkat kesalahan perhitungan juga dapat ditekan secara drastis.

    • Tahun 1931

Pada 1931, Vannevar Bush membuat sebuah kalkulator untuk menyelesaikan persamaan differensial. Mesin tersebut dapat menyelesaikan persamaan differensial kompleks yang selama ini dianggap rumit oleh kalangan pelajar dan mahasiswa. Mesin tersebut sangat besar dan berat karena ratusan gerigi dan poros yang dibutuhkan untuk melakukan perhitungan.

    • Tahun 1939

Pada 1939, Dr. John V. Atanasoff dan dibantu oleh Clifford Berry berhasil menciptakan komputer elektronik digital pertama. Sejak saat ini, komputer terus mengalami perkembangan sehingga menjadi semakin canggih. Mengenai sejarah perkembangan komputer ini akan dijelaskan pada bagian berikutnya.

    • Tahun 1973 – 1990

Pada masa ini, istilah internet diperkenalkan dalam sebuah paper tentang TCP/IP. Secara harfiah, internet (interconnected networking) diartikan sebagai rangkaian komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian. Rangkaian pusat yang membentuk internet diawali pada 1969 sebagai ARPANET yang dibangun oleh ARPA (United States Department of Defense Advanced Research Projects Agency). Beberapa penyelidikan awal yang disumbang oleh ARPANET di antaranya adalah kaidah rangkaian tanpa pusat (decentralised network), teori queueing, dan kaidah pertukaran paket (packet switching).

Pada 1981, National Science Foundation mengembangkan backbone yang disebut CSNET dengan kapasitas 56 Kbps untuk setiap institusi dalam pemerintahan.

Pada 1 Januari 1983, ARPANET menukar protokol rangkaian pusatnya, dari NCP ke TCP/IP. Ini merupakan awal dari Internet yang kita kenal sekarang. Kemudian pada 1986, IETF mengembangkan sebuah server yang berfungsi sebagai alat koordinasi di antara DARPA, ARPANET, DDN, dan Internet Gateway. Pada 1990-an, internet telah berkembang dan menyambungkan banyak pengguna jaringan-jaringan komputer yang ada.

    • Tahun 1991 – Sekarang

Sistem bisnis dalam bidang IT pertama kali terjadi ketika CERN memungut bayaran dari para anggotanya untuk menanggulangi biaya operasionalnya. Pada 1992, mulai terbentuk komunitas internet dan diperkenalkannya istilah World Wide Web (www) oleh CERN. Pada 1993, NSF membentuk InterNIC untuk menyediakan jasa pelayanan internet menyangkut direktori dan penyimpanan data serta database (oleh AT&T), jasa registrasi (oleh Network Solution Inc), dan jasa informasi (oleh General Atomics/CERFnet). Pada 1994, pertumbuhan internet melaju dengan sangat cepat dan mulai merambah ke dalam berbagai segi kehidupan manusia dan menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari manusia. Pada 1995, perusahaan umum mulai diperkenankan menjadi provider dengan membeli jaringan di backbone. Langkah ini memulai pengembangan teknologi informasi, khususnya internet dan penelitian-penelitian untuk mengembangkan sistem dan alat yang lebih canggih.

Ideografi[sunting | sunting sumber]

Ideografi (ideogram) adalah simbol grafis yang mewakili ide daripada sekelompok huruf. Para ahli berpendapat bahwa ideografi ini telah dipakai sejak zaman purbakala di dataran eropa dan tetap menjadi bagian dari budaya manusia lebih dari 3000 tahun. Ideogram adalah jenis tulisan/simbol yang dimaknai menurut kenampakan visual yang kemudian diterjemahkan sebagai sebuah ide, atau sebuah kalimat. Gambar 'sebuah mata' misalnya, dengan memfungsikannya sebagai ideogram, maka anda bisa mengartikannya sebagai 'seseorang sedang mengintip'. Lambang tidak sekadar mewakili benda, tetapi dapat pula mewakili gagasan tertentu. Lambang demikian dinamakanideogram. Tulisan hieroglip di Mesir, tulisan bangsa Aztek di Meksiko, dan tulisan paku di Asiriaa-Babilonia, merupakan contoh penggunaan yang berubah menjadi ideogram.

Ideogram adalah suatu versi lanjutan dari pictogram. Ini adalah simbol visual atau grafis yang mewakili ide. Beberapa komunitas di seluruh dunia datang dengan ideogram yang bervariasi untuk mewakili ide-ide sebanyak mungkin, namun, ide-ide seperti ekspresi emosi bersifat universal di alam, sehingga ideogram banyak mengungakp ciri manusia dengan ekspresinya di masa itu. Ideografi adalah sumber awal untuk sebagian besar sistem penulisan logographic seperti naskah di Cina. Karena bahasa dibentuk dari penggambaran ide-ide, tentang bagaimana sifat garis, tentang bagaimana keterwakilan manusia dalam tulisan.

Petrografi[sunting | sunting sumber]

Mikroskop adalah suatu instrumen ilmiah yang terkenal abad ke - 19 dan telah diterapkan secara luas di dalam banyak ilmu pengetahuan. Akan tetapi, seorang geologist sudah dapat melihat material-material yang terdapat dalam tanah yang biasanya tidak bisa dilihat langsung di pegunungan tetapi dengan mikroskop. Pada tahun 1829, Edinburgh New Philosophical Journal dipublikasikan dalam artikel sebanyak dua halaman yang diberi judul "The Nicol Prism" oleh William Nicol (1768-1851) dosen filsafat di Edinburgh. Prisma ini dibuat dari dua bagian, yaitu kalsit dan balsam Kanada, sebagai penghasil cahaya bidang polarisasi. Dua tahun yang lalu Nicol mempublikasikan artikel kedua dengan pokok bahasan tahapan preparasi mineral dan fosil kayu melalui pemeriksaan mikroskop. Dengan dua artikel William Nicol, menghadirkan sebuah alat geologi yang sekarang diterapkan pada Pmikroskop untuk mempelajari batuan. Sorby menulis buku yang dipublikasikan pada tahun 1850 dan 1860, tetapi sedikit diterima di negerinya, namun banyak diminati oleh peneliti di beberapa benua, khususnya: Zirkel, Vogelsang, dan Rosenburgh di Jerman dan Fouque danMichel Levi di Prancis yang telah mengangkat ilmu petrografi pada statusyang dapat diterima oleh para ilmuan dan menjadi cabang ilmu yang mempelajari batuan secara mikroskopis.

Petrografi merupakan cabang ilmu geologi yang mempelajari cara deskripsi batuan berdasarkan tekstur, struktur, dan mineralogi secara mikrokopis.

Petrografi sangat berhubungan dengan disiplin ilmu geologi yang lain. Seperti dengan ilmu Petrolgi. Petrografi dengan Petrologi sangat berhubungan erat dimana petrologi mempelajari batuan, baik proses, asal usul batuan, petrogenesa (mempelajari batuan secaara luas) sedangkan petrografi merupakan cara untuk mempelajari batuan atau cara deskripsi batuan. Petrografi juga sangat berhubungan dengan Kristalografi dan mineralogi ataupun Mineral optik. Dimana dalam mineral optik dipelajari mineral-mineral berdasarkan sifat optiknya. Sedangkan petrografi dalam penamaan batuan harus dikenali mineral apakah yang menyusun batuan tersebut.

Dalam pendiskripsian batuan secara petrografi memiliki beberapa keuntungan dibandingkan secara megaskopis. Keuntungan pengamatan secara petrografi adalah: dalam pengamatan batuan dapat dilihat teksur khusus yang ada pada batuan, sedangkan secara megaskopis sulit untuk melihat tekstur khusus batuan. Secara mikroskopis dapat ditentukan mineral yang menyusun batuan sampai kejenis daripada mineralnya. Misalkan plagioklas, dari kembarannya dapat ditentukan jenis plagioklasnya apakah anaorthit, bitownit, labradorit, andesin atau oligoklas. Pengamatan secara petrografi ini dapat ditentukan variasi daripada batuannya.

Petrografi adalah cabang petrologi yang berfokus pada deskripsi rinci dari batuan. Seseorang yang mempelajari petrografi disebut petrografer. Kandungan mineral dan hubungan tekstur dalam batuan dijelaskan secara rinci. Klasifikasi batuan didasarkan pada informasi yang diperoleh selama analisis petrografi. Deskripsi petrografi dimulai dengan catatan lapangan di singkapan dan mencakup deskripsi makroskopik spesimen tangan. Namun, alat yang paling penting bagi petrografer adalah mikroskop petrografi. Analisis rinci dari mineral dengan mineralogi optik dari sayatan tipis dan mikro-tekstur dan struktur sangat penting untuk memahami asal-usul batuan. Analisis mikroskrop elektron dari butir individu serta analisis kimia batuan keseluruhan oleh resapan atom atau fluoresensi sinar x digunakan di laboratorium petrografi modern. Butiran mineral individu dari sampel batuan juga dapat dianalisis dengan difraksi sinar-X ketika sarana optik tidak mencukupi. Analisis inklusi fluida mikroskopis dalam butiran mineral dengan tahap pemanasan pada mikroskop petrografi memberikan petunjuk mengenai kondisi suhu dan tekanan selama pembentukan mineral.

Pictographs adalah grafik yang menggunakan simbol untuk mewakili set data dan informasi numerik. Banyak orang berpikir bahwa pictographs membuat informasi lebih mudah untuk membaca. Kerugian pictographs adalah bahwa ia hanya dapat berkomunikasi sejumlah kecil informasi spesifik Pictograph dari tahun 1510 yang menceritakan kisah kedatangan misionaris ke Hispaniola

Piktogram adalah suatu ideogram yang menyampaikan suatu makna melalui penampakan gambar yang menyerupai/meniru keadaan fisik objek yang sebenarnya. Tanda atau gambar yang termasuk piktogram disebut piktograf. Contoh suatu piktograf meliputi gambar-gambar kuno dan lukisan prasejarah yang ditemukan dalam dinding gua. Piktograf juga digunakan dalam menulis dan sistem grafis.

Manusia pertama yang mengenal tulisan tidak menggunakan huruf, kata-kata, dan tanda baca dalam tulisan mereka. Ribuan tahun yang lalu, mereka "menulis" dengan membuat gambar yang saat ini disebut piktograf. Para pakar mengatakan piktograf tersebut digunakan untuk menyampaikan informasi kepada orang lain.

Kata "piktograf" diturunkan dari kata dalam bahasa Inggris "pictograph". Akar kata "pictograph" adalah "pict" dan "graph". "Pict" merupakan kata dalam bahasa Latin untuk picture (gambar). Sementara "graph" merupakan kata dalam bahasa Yunani yang artinya tulisan. Piktograf merupakan simbol. Kadang-kadang piktograf mewakili keseluruhan kata, tetapi kadang-kadang hanya mewakili suku-suku kata, atau bagian-bagian kata. Ribuan tahun lalu, bangsa Sumeria kuno menemukan salah satu bentuk piktograf. Dalam bahasa Sumeria kuno, ti berarti "panah". Ti (atau til) juga berarti "kehidupan". Karena itu, orang Sumeria menggunakan simbol panah untuk kedua kata tersebut.

Piktogram pertama kali digunakan secara resmi pada Olimpiade di Inggris pada tahun 1948, dan mulai rutin digunakan sejak Olimpiade di Jepang pada tahun 1964. Karena Olimpiade dihadiri oleh berbagai peserta dari berbagai suku bangsa dan bahasa, maka penggunaan piktogram dipandang bisa memudahkan komunikasi.

Piktogram lalu digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi, menggambarkan cabang-cabang olahraga yang dilombakan. Piktogram ini digunakan pada tiket, sign system, dan lainnya, demikian sehingga peserta dengan mudah dapat mencari tempat kegiatan berlangsung.

Sejarah Piktogram sebenarnya diawali oleh lukisan-lukisan pra sejarah. Kebudayaan Mesir, China, dan Sumeria sudah menggunakannya sejak hampir 5000 tahun silam. Tulisan China yang sampai sekarang bertahan, pada dasarnya juga penerapan piktogram.

Piktogram mudah dipahami, karena bentuknya berupaya menyederhanakan, dan tidak sekadar menyimbolkan. Kalau pada rambu lalu lintas, tanda P berarti parkir, ini bukan bahasa visual karena tidak menggambarkan kegiatan yang ingin disampaikan seperti pada piktogram. Bandingkan dengan gambar rambu orang yang sedang membawa sekop, dan di depannya terdapat siluet kumpulan pasir/tanah. Ini baru piktogram.

Sebagian ahli menyebutkan, tulisan bermula dari piktogram dan ideogram. Piktogram (tulisan-gambar) adalah gambar yang menunjukkan arti khusus secara taat asas. Piktogram juga dapat dikatakan sebagai aksara berupa gambar yang mengungkapkan pesan tertentu.

Salah satu contoh piktogram adalah tulisan hieroglif Mesir. Tulisan hieroglif Mesir didasarkan pada perwujudan gambar. Untuk mengacu ke pria, wanita, matahari, dan sejenisnya, bangsa Mesir hanya membuat gambar objek-objek itu.

Adapun ideogram adalah tanda grafis yang dipakai untuk menggambarkan bagian ujaran. Pada ideogram, gambar atau lambang digunakan untuk merepresentasikan ujaran yang abstrak yang sebenarnya tak dapat digambarkan, misalnya panas, dingin.

Perbedaan piktogram dan ideogram terletak pada hubungan antara lambang dan objek yang diwakili. Piktogram lebih konkret, sedangkan ideogram lebih abstrak.

Ciri utama piktogram dan ideogram adalah keduanya tidak mewakili kata-kata atau bunyi-bunyi dalam bahasa tertentu (tidak universal).

Di antara gambar-gambar pada batu-batu peninggalan terdapat gambar-gambar yang dapat ditafsirkan hanya dengan istilah saja, misalnya gambar seekor anak beruang dapat dikatakan sebagai anak beruang, bayi beruang, atau beruang kecil bila tidak ada gambar lain di sekelilingnya.

Belum dapat dipastikan apakah tanda itu harus ditafsirkan ide demi ide, secara bebas, ataukah menurut kata per kata. Ini karena sebuah lambang dapat mewakili berbagai konsep. Oleh karena itu, tidak ada bukti untuk menyimpulkan apakah yang dimaksudkan oleh pembuat lambang itu sebuah kata ataukah sebuah makna.

Diduga, sejumlah lambang yang kemudian menjadi sistem tulisan berasal dari piktogram atau ideogram. Misalnya, aksara hieroglif Mesir.

Pada dasarnya sistem tulisan berbeda dalam dua hal: sistem tulisan berbeda dalam pilihan lambang-lambangnya. Alfabet bahasa Inggris, Yunani, dan Rusia mempunyai lambang-lambang yang berbeda meskipun ada yang bertindih dalam sistem tulisan yang menyangkut jenis satuan yang dinyatakan lambang-lambang itu.

Alfabet[sunting | sunting sumber]

Alfabet adalah seperangkat kecil simbol, masing-masing secara kasar mewakili atau secara historis mewakili sebuah fonem dalam bahasa. Alfabet yang fonologis sempurna, fonem dan huruf berkoresponsi sempurna dalam dua arah: seorang penulis dapat meramalkan ucapan sebuah kata berdasarkan ejaannya dan seorang pendengar dapat meramalkan ucapan sebuah kata berdasarkan ejaannya.

Bahasa sering berevolusi independen dari sistem menulisnya dan sistem menulis dapat dipinjam untuk bahasa-bahasa yang tidak memilikinya, derajat apakah suatu huruf dari alfabet berkorespondensi dengan fonem sebuah bahasa bervariasi dari satu bahasa ke bahasa lain dan bahkan dalam satu bahasa sekalipun.

Sebagian besar sistem menulis di Timur Tengah biasanya hanya konsonan sebuah kata yang ditulis, walaupun vokal dapat diindikasikan dengan menambahkan berbagai tanda diakritis. Sistem penulisan berdasarkan penandaan fonem konsonan berasal dari hieroglif Mesir kuno. Sistem ini disebut abjad.

Sebagian besar abjad di India dan Asia Tenggara, huruf vokal diindikasikan lewat diakritis atau modifikasi bentuk konsonan. Hal ini disebut abugida. Beberapa abugida seperti Etiopik dan Cree, dipelajari anak sebagai silabari dan sering disebut silabik. Walau begitu berbeda dengan silabari sejati, ini bukanlah glif yang independen untuk setiap silabi.

Kadang kala istilah alfabet dibatasi pada sistem di mana huruf dipisahkan antara konsonan dan vocal. Seperti alfabet Latin, walaupun abjad dan abugida dapat diterima sebagai alfabet juga. Alfabet Yunani dipandang sebagai alfabet pertama di dunia.

huruf-huruf alfabet sekarang, Huruf-huruf alfabet ini berjumlah 26. Terdiri dari vokal dan konsonan. Untuk lebih jelas lagi, simak pembagiannya dalam tabel berikut:

A B C D E F G H
eI bi: si: di: i: ef ʤi: eItʃ
I J K L M N O P
aI ʤeI keI el em en əƱ/oʊ pi:
Q R S T U V W X
kju: a:(r) es ti: ju: vi: ‘dʌblju: eks
Y Z
waI zed/zi:

DAERAH YANG MULA-MULA MENGGUNAKAN SISTEM ALPHABET:

Bangsa Semit sebagai yang pertama menggunakan sistem alphabet atau abjad, agaknya sudah disepakati oleh para sarjana. Namun, daerah mana dari daerah-daerah yang didiami oleh suku bangsa Semit yang lebih dahulu menggunakannya, masih saja terdapat perbedaan-perbedaan pendapat di antara mereka. Perbedaan pendapat ini makin terlihat setelah ditemukan beberapa bukti tertulis di kawasan Sarabit al-Khadim, yaitu suatu daerah yang terletak antara Fustat dan Adhruh, (bahagian timur Qulzum sekarang).

Inskripsi Sarabit al-Khadim ini oleh kalangan ahli, disimpulkan sebagai inskripsi tertua yang menggunakan sistem alphabeth (abjad). Diperkirakan bahwa inskripsi ini telah ditulis sekitar tahun 1850 sM.(Shiddiqi,1983) oleh orang-orang Sinai yang bekerja di tambang-tambang batu permata pyrus.

Penemuan inskripsi ini tentunya adalah acuan akhir yang menolak asumsi yang selama ini telah dikemukakan oleh para ahli bahwa orang-orang Phoenicialah yang pertama kali mentransfer Hierogliph menjadi tulisan alphebetis. Inskripsi Sarabit al-Khadim ternyata lebih tua beberapa abad dibanding dengan inskripsi Ahiram Yubail yang ditemukan oleh Monte di daerah Gebal purba (Byblos) yang merupakan bukti tertulis pemakaian pertama sistem alphabet oleh orang-orang Phoenicia. Dengan penemuan baru ini para ahli akhirnya dapat meyakini dengan tepat "jembatan" yang menghubungkan antara Hierogliph Mesir dengan alphabet Phoenicia. Karena selama ini mereka diragukan oleh perbedaan yang terlalu besar antara bentuk tulisan Mesir itu dengan bentuk tulisan yang digunakan oleh orang-orang Phoenicia, sehingga sangat sulit memastikan bahwa orang-orang Phoenicia yang pertama kali menggubah huruf-huruf Mesir ke dalam sistem alphabet.

Kenyataan bahwa Sinai yang pertama kali menggunakan alphabet dalam sistem penulisan mereka diperkuat pula oleh letak geografis daerah ini, yang ternyata lebih dekat dengan Mesir serta bentuk tulisan yang tidak terlalu menyolok perbedaannya.

WILAYAH PERKEMBANGAN SISTEM ALPHABET

Sistem alphabet Sinai pada waktu kemudian berkembang ke beberapa wilayah, diantaranya ke Phoenicia. Oleh orang-orang Phoenicia, sistem penulisan Sinai ini dikembangkan sedemikian rupa. Beberapa karakter huruf disempurnakan serta disusun atas dasar dasar bunyi yang dilambangkan. Karena itu asumsi bahwa orang-orang Phoenicia yang pertama menggunakan sistem alphabet dianggap beralasan sebelum ditemukannya bukti tertulis di wilayah Sinai (inskripsi Sarabit al-Khadim seperti telah dikemukakan terdahulu. Namun, peranan orang-orang Phoenicia dalam menjembatani pengembangan alphabet ke beberapa kawasan Eropa memang sukar untuk dibantah.

a. Jazirah Arab Utara, Asia Kecil dan Eropa

Dalam perkembangannya ke utara, alphabet Sinai memperoleh kemajuan yang sangat pesat. Alphabet ini akhirnya, selian melahirkan alphabet Phoenicia, juga telah menurunkan tulisan Ibrani dan Aramia. Dari ketiga rumpun tulisan yang biasa disebut dengan Tulisan Semit Utara ini berkembang secara lebih luas lagi dan melahirkan tulisan-tulisan besar yang digunakan hingga saat ini.

Tulisan Phoenicia dibawa ke Yunani oleh Cadmus, dan dari sini berkembang menjadi tulisan Etroska yang merupakan cikal bakal pertumbuhan tulisan Romawi Barat yang dipakai di bahagian terbesar Eropa pada saat itu. Pengembangan lain dari tulisan Yunani telah pula dilakukan oleh salah seorang uskup Konstantinopel, Cyrillius dan Methodus. Tulisan ini mendapatkan perkembangan seiring dengan perkembangan agama Kristen di Slavia, Rusia, Ukeraina, Serbia, dan Bulgaria. Diketahui bahwa tulisan yang berkembang di Slavia ini tidak semata-mata berasal dari Yunani, akan tetapi juga memasukkan unsur-unsur tulisan Ibrani. Hal ini disebabkan oleh adanya bunyi-bunyi Slavia yang tidak terdapat dalam bahasa Yunani (Mario Pei,1971:81).

Dari rumpun Aramia (Aramaic) telah melahirkan tulisan Syryani, Nabthi, Tadmury (Palmyra) dan tulisan Pahlavi yang merupakan tulisan asli bangsa Persia. Di bahagian lain alphabet Sinai telah pula menurunkan tulisan Devanagari kuno di India. Kita telah mengetahui bahwa banyak sekali tulisan yang terdapat di kawasan Asia selatan dan tenggara berasal dari tulisan Devanagari ini, karena tulisan ini berkembang seiring dengan penyebaran agama Budha. Tulisan kuno di India. Kita telah mengetahui bahwa banyak sekali tulisan yang terdapat di kawasan Asia selatan dan tenggara berasal dari tulisan Devanagari ini, karena tulisan ini berkembang seiring dengan penyebaran agama Budha. Tulisan Siryani dan Nabthy dalam perjalanannya ke bahagian selatan jazirah Arab telah bergabung dengan karakter tulisan yang berasal dari jazirah selatan ini, terutama pada masa perluasan kerajaan Anbath ke hampir seluruh jazirah Arab pada abad pertama Masehi. Penggabungan inilah yang pada akhirnya menurunkan tulisan Arab kuno hingga menjadi tulisan Arab seperti yang berkembang saat ini.

b. Jazirah Arab Selatan

Perjalanan alphabet Sinai ke bahagian selatan jazirah Arab telah mengembangkan tulisan yang terdapat di kerajaan-kerajaan Arab Selatan, seperti kerajaan Saba`, Minaiyah dan lain-lain. Hanya saja tidak diperoleh keterangan yang pasti tentang tulisan yang digunakan oleh masyarakat di kerajaan Arab selatan ini pada waktu sebelumnya. Beberapa asumsi mengatakan bahwa tulisan yang digunakan masyarakat Arab pada waktu itu berasal dari tulisan Demotic (tulisan rakyat Mesir kuno). Setelah masuknya alphabet Sinai ke wilayah ini, barulah dikenal satu jenis tulisan yang telah menggunakan sistem alphabet, dan banyak persamaan bentuk dan karakter hurufnya dengan alphabet Sinai, sebagaimana dapat diperhatikan pada tabel terdahulu. Tulisan Arab selatan ini kemudian dikenal dengan Musnad.

Bila diperhatikan lebih jauh bentuk dan karakter lambang huruf Musnad, maka makin kuat dugaan bahwa karakter Sinai lebih banyak mewarnai pembentukan lambang huruf-hurufnya, dibanding dengan tulisan asli masyarakat Arab selatan yang dianggap sudah ada itu. Kenyataan itu agaknya juga memperkuat dugaan bahwa setidaknya Arab selatan mendapat pengaruh dari alphabet Sinai dalam waktu yang bersamaan dengan Phoenicia. Namun sementara ahli telah berkesimpulan lain, yaitu bahwa alphabet Arab selatan merupakan perkembangan dari alphabet Phoenicia yang dibawa ke wilayah ini melalui jalur perdagangan.

Perkembangan tulisan Musnad ke utara pada akhirnya bergabung dengan tulisan-tulisan Semit utara dan melahirkan tulisan Arab kuno (Hyry). Tulisan-tulisan Arab itu, setelah agama Islam lahir, ternyata memperoleh perhatian khusus bagi penganutnya. Karena itu, tulisan ini akhirnya makin berkembang dan meluas dengan pesat bahkan melampaui batas-batas wilayah yang menggunakan bahasa Arab. Bersama Al-Qur`an, tulisan Arab telah meluas ke berbagai bangsa dan bahasa, seperti Fula, Hausa dan Swahili di Afrika, Melayu, Sunda dan Jawa di Indonesia, bangsa Moro di Phillipina, Urdu dan Punjabi di India, Persia di Iran dan pelbagai bahasa Turki di Uni Sovyet (Mario Pei,1971:81).

Dari Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dari akar alphabet Sinai telah melahirkan dua bentuk tulisan besar yang digunakan secara luas hingga saat ini, yaitu tulisan Romawi yang pada akhirnya dikenal dengan tulisan Latin, dan tulisan Arab. Kedua bentuk tulisan ini, kendatipun sama-sama berasal dari rumpun yang sama, yaitu Sinai, tapi dalam perkembangannya terdapat perbedaan-perbedaan yang prinsipil pada karakter huruf dan cara penulisan. Dalam tulisan Romawi, lambang-lambang konsonan dan vokal memperoleh tempat yang sama pada penulisan, sementara pada tulisan Arab seperti juga tulisan Ibrany dan Siryani (Semit utara), lebih menonjolkan huruf (lambang) konsonan saja, sedangkan lambang vokalnya diserahkan sepenuhnya pada pengertian pembaca. Barulah pada perkembangan akhir (setelah Islam), lambang vokal dicantumkan pada penulisan, akan tetapi berupa tanda-tanda khusus yang ditempatkan di atas atau di bawah lambang konsonan. Perbedaan lainnya ialah bahwa tulisan Arab ditulis dari kanan ke kiri, sedangkan tulisan Romawi ditulis sebaliknya.

Tahap Perkembangan Tulisan:

Ada tiga tahap perkembangan tulisan, yaitu:

a. Logogram atau tulisan kata, merupakan tulisan di mana setiap lambing mewakili sebuah kata. Sistem tulisan yang didasarkan pada penggunaan logogram adalah sistem tulisan bahasa China.

b. Tulisan silabis atau persukuan, misalnya bahasa Jepang modern yang memiliki sejumlah besar lambing, menunjukan suku kata bahasa lisan. Silabogram atau kelompok bunyi bahasa Jepang pada hakekatnya merupakan sistem bahasa Cina (Gleasom dalam Bambang, 1995: 29). Perkembangan bahasa Jepang, aksara-aksara bahasa Cina diambil untuk menuliskan kata-kata ambilan dari bahasa Cina, namun proses penyesuaian itu tidak sederhana karena struktur gramatika bahasa Jepang sangat berbeda dengan bahasa Cina. Bahasa Jepang memiliki banyak kata yang mengalami infleksi dan afiksasi yang kompleks. Sebaliknya, kebanyakan morfem bahasa Cina ialah kata dasar dengan tidak banyak afiksasi, kebanyakan morfem yang tidak memiliki padanan dalam bahsa Cina.

Penyesuaian dalam menulisakan akasara Cina ke dalam bahasa Jepang. Pertama, diciptakan lambing-lambang morfemik untuk afiks yang tidak ada padanannya dalam sistem tulisan bahasa Cina. Kedua, ditambahkan tanda-tanda yang beracuan fonemik. Ternyata alternative yang kedualah yang dilakukan dan hasilnya ialah silabogram bahasa Jepang yang memiliki pola yang berbeda dengan sistem tulisan bahasa Cina. Silabogram bahasa Jepang pada dasarnya merupakan perkembangan aksara bahasa Cina dalam struktur bahasa Jepang. Dalam struktur bahasa Jepang, kata dasar pada umumnya ditulis dalam aksara Cina yang disebut kanji.

c. Tulisan bunyi melingkupi tulisan alfabetis dan tulisan fonemik. Alphabet adalah seperangkat lambing tertulis yang tiap lambang mewakili bunyi tertentu. Tulisan fonemik merupakan kesesuaian sempurna antara abjad dan bunyi fonemik yang mewujudkan satu lambang huruf mewakili satu dan hanya satu bunyi fonemik.

Bentuk dasar komunikasi

Komunikasi dapat terjadi dalam beberapa bentuk. Misalnya, komunikasi tatap muka, telepon, telegram, dll. Komunikasi terbagi menjadi 2 Jenis, yaitu, Komunikasi Verbal dan Nonverbal. Mari kita bahas satu persatu :

1.1 Komunikasi Nonverbal

Komunikasi nonverbal adalah kumpulan isyarat, gerak tubuh, intonasi suara, sikap, dan sebagainya, yang memungkinkan seseorang untuk berkomunikasi tanpa kata-kata (Bovee dan Thill, 2003:4). Komunikasi nonvebal sering juga disebut sebagai bahasa diam (silent language). ahli antropologi mengatakan bahwa sebelum adanya komunikasi verbal, masyarakat berkomunikasi nonverbal melalui gerakan tubuh (body language).

Komunikasi nonverbal sangatlah kompleks. Dimana, kita mengekspresikan apa yang ingin kita sampaikan melalui gerakan tubuh. Maka dari itu, sebagai seorang komunikator untuk memahami komunikasi nonverbal, kita harus memahami seluk beluk sosial budaya nya terlebih dahulu. Karena, komunikasi baru akan terjadi secara efektif jika kita mempunyai kesamaan makna dengan komunikan. Maksud disini, mengapa kita harus mengenal budayanya? karena, setiap daerah memiliki budayanya sendiri2, misal di arab tanda acungan JEMPOL adalah tanda berhenti, sedangankan di indonesia tanda acungan jempol adalah mengatakan OKE.

Menurut Mark Knap (dalam Cangara, 2004:100), fungsi komunikasi nonverbal adalah :

1. Meyakinkan apa yang diucapkan (repetition)

2. menunjukan peraaan atau emosi yang tidak bisa diutarakan dengan kata-kata (substitution)

3. menunjukan jati diri sehingga orang lain bisa mengenalnya (identity)

4. menambah atau melengkapi ucapan-ucapan yang dirasa belum sempurna.

Dalam berbagai studi, komunikasi verbal dikelompokan dalam beberapa bentuk (Cangara, 2004:101):

a. Kinesics, yaitu komunikasi verbal yang ditunjukan dengan gerakan tubuh :

1. Emblems, merupakan sebuah isyarat yang di buat oleh suatu budaya. Misalnya, V bagi orang amerika merupakan Victory atau kemenangan

2. Illustrators, merupakan sebuah gerakan badan untuk mengilustrasikan sesuatu. Misalnya, Tinggi badanya seseorang, Gemuk langsingnya seseorang

3. Affect Display, Merupakan isyarat yangbiasanya timbul karena pengaruh dari emosional seseorang. Misalnya wajah senang, wajah bete, wajah sedih. Raut Muka juga mengisyaratkan suatu pesan.

4. Regulators, Suatu gerakantubuh yang biasanya terjadi di daerah kepala, misalnya mengangguk, menggelengkan kepala.

5. Adaptory, suatu gerakan tubuh yang menunjukan kejengkelan pada sesuatu. Misal menggerutu, menarik napas dalam2, mengepalkan tinju.

b. Gerakan Mata (eye gaze)

Siapa bilang mata tak dapat berbicara? Justru terkadang mata lah yang paling menunjukan ekspresi seseorang. Apakah dia sedang sebal, sedih, senang, terharu. Mata tak bisa bohong. Jika seseorang sedang suka pada pasangannya, maka tatapannya akan terasa berbeda.

c. Sentuhan (Touching)

Sentuhan adalah sebuah isyarat yang dilambangkan dengan sentuhan badan. Ada tiga bentuk sentuhan badan :

1. Kinesthetic, merupakan isyarat yang menunjukan kemesraan, atau keakraban.

2. Sociofugal, merupakan isyarat yang menunjukan awal mula persahabatan.

3. Thermal, merupakan isyarat awal menunjukan persahabatan, namun lebih intim, misalnya menepuk bahu, adu tinju, dll.

d. Paralanguage

Paralanguage merupakan suatu isyarat yang timbul karena adanya sebuah tekanan pada saat berbicara. sehingga pada saat si komunikator berbicara, sang komunikan sudah mengerti apa yang sebenarnya ingin dibicarakan. Contoh : ketika sang suami memanggil dengan mesra “sayaang..” maka sang istri sudah mengetahui bahwa suaminya memanggil dia.

E. Diam

Diam juga merupakan bentuk komunikasi nonverbal. walaupun bentuk komunikasi ini merupakan bentuk yang sangat sulit untuk di terka karena bisa saja apa yang dipikirkan orang itu adalah negatif atau pun positif.

F. Postur Tubuh

Terkadang manusia mengartikan postur tubuh secara “branding”. Bentuk Postur tubuh seseorang dapat dilihat dari 3 bentuk :

1. Ectomorphy, tingi kurus, dilambangkan orang yangemmpunyai sikap ambisius, pintar dan kritis

2. Mesomorphy, bentuk tubuh yang tegap dan atletis melambangkan orang tersebut cerdas, bersahabat, dan aktif

3. Endomorphy, bentuk tubuh pendek, bulat, dan gemuk, melambangkan pribadi yang humoris, santai, dan cerdik.

G. Warna

Warna memberikan arti pada objek. Misal warna merah tanda marah, putih suci.

H. Bunyi

Jika Paralanguage merupakan bentuk tekanan pada suara, sedangkan bunyi adalah tekanan pada suatu benda yangmemiliki arti. Misal, tepuk tangan tanda apresiasi, peluit parkir tanda berenti atau maju. dll.

I. Bau

Bau bisa melambangkan suatu pesan. Misalnya, wewangian kosmetik akan berbeda dengan wewangian makanan.

1.2 Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal merupakan bentuk komunikasi dimana disampaikan secara lisan atau tertulis yang menggunakan suatu bahasa. Bahasa didefinisikan sebagai seperangkat kata yang disusun secara terstruktur sehingga menjadi kalimat yang mempunyai arti. Komunikasi Verbal trbagi menjadi 2 Komunikasi lisan atau Oral Communication (berbicara dan mendengar), Komunikasi Tertulis atau Written Communication (menulis dan membaca).

ORAL COMMUNICATION :

a. Berbicara

Berbicara merupakan salah satu bentuk komunikasi verbal yang bersifat oral. Berbicara sangatlah fatal dilakukan jika kita tidak mempunyai bahan dan persiapan yang matang. Karena komunikasi bersifat irresversibel (tidak dapat diulang). Sehingga apa yang kita bicarakan haruslah benar-benar baik.

Keunggulan Berbicara :

* Tidak Merepotkan

* Waktu yang diperlukan lebih sedikit

* Tidak memerlukan bentuk komposisi yang baku

* tidak perlu menulis, tidak perlu mengirimakn pesan tersebut kepada orang yang dituju (secara materil)

* Langsung diterima komunikasn

* Ditunjang mimik wajah dan gerak tubuh

* Feedback langsung dapat terlihat

Kekurangan :

* Karena bersifat spontan, maka kualitas komunikasi tergantung kepada kemampuan seseorang mengucapkannya. jadi, brsifat selintas bagi audiens.

* Jika orang lain sedang berbicara dantidak diberi perhatian, maka poin penting akan hilang.

* Audiens seringkali melihat orang berbicara dari penampilannya. Sehingga langsung men-judge seseorang by cover.

Meningkatkan Efektifitas Berbicara :

* Pengucapan yang jelas

* bahasa yang lugas/dan mudah dimengerti

* kecepatan pengucapan yang wajar

* nada dan volume yang tepat

* suasana yang menunjang

* cara penyampaian yang tepat (Sesuaikanlah audiens anda, seperti : ngomong dengan petani. maka anda tidak akan memakai jas atau pakaian dugem, bersifatlah low profile, dan berusaha ber empati dengan petani tersebut).

Faktor yang mempengaruhi kelancaran berbcara (Wursanto dalam Haryani, 2001:237)

* Pengetahuan, seseorang yang mempunyai pengetahuan dan wawasan luas biasanya tidak akan kehabisan kata-kata dalam berbicara. Maka dari itu, banyaklah baca, menonton TV, internet browsing di situs2 informatif, sehingga apa yang anda bicarakan pun akan mempunyai relevansi satu sama lain. Karena sesungguhnya komunikasi itu adalah ilmu yang sangat luas. Dimana segala sesuatu mempunyai unsur informasi, mulai dari fisika sampai ke budaya.

* Intelegensia, Intelegensi sangat berpengaruh, dengan intelegnsi yang tinggi kita dapat dengan cepat menemukan relevansi antar satu fenomena dengan fenomena lainnya.

* Kepribadian, Orang yang mempunyai pengetahuan luas dan intelegensi yang tinggi belum tentu bisa berbicara dengan baik jika ia mempunyai kepribadian yang pemalu dan menutup diri. Maka dari itu, sikap percara diri seseorang sangat penting untuk menambah kelancaran berbicara

* Pengalaman, Pengalaman berbicara menyebabkan seseorang lebih lancar berbicara. Sampai terkadang, orang berbicara sudah mengalir dengan sendirinya seperti menyetir mobil. Lihat saja contoh pada ulama ulama yang suka berdakwah. Jika kalian perhatikan satu ulama, di 5 tempat berdakwah, apa yang mereka katakan terkadang sama. Bak air mengalir. atau pun dosen, merkea juga sudah berpengalaman, jadi untuk berbicara, sudah tinggal menyiapkan badan.

* Biologis, hal iniberhubungan dengan kelengkapan ronggamuut. Misal, kelainan rahatm bibir, gigi, sehingga membuat seserorang menjadi kurang percaya diri, misal : menjadi gagap, atau pun perkataan yang keluar tidak jelas.

b. Menyimak (Listening)

Menyimak atau listinening, adalah kegiatan seseorang yang bersifat fisikal dimana seseorangmenerima, memperhatikan, serta memahamai suara (Barker dalam Haryani, 2001-242). Menyimak secara efektif merupakan kerja aktif dari pikiran kita. Sehingga dalam menyimak kita harus mempunyai konsentrasi yang penuh. Tidak hanya indra pendengaran saja yang bekerja, melainkan juga pikiran kita.

Proses Menyimak :

* Mendengarkan (hearing), dimana seseorang menerima suara melalui indera pendengaran. seseorang perlu mendengar sebelum menyimak

* Memperhatikan (attention), mengapa dalam menyimak kita perlu berkonsentrasi penuh. Karena untuk kita dapat menyimak secara efektif, begitu banyak noise disekeliling yang mengganggu. Misal kita sedang ada di kelas untuk memperhatikan dosen. Kadang tergangu dengan teman sebelah yang malah asik curhat atau smsan.

* Memahami (understanding), kedua tahap diatas belum sampai kepada proses menyimak yang efektif, untuk dapat menyimak selain mendengar dan memberikan atensi, kita juga harus menyerap pesan yang tersalur dalam ruang tersebut.

* Mengingat (Remembering), ketika kita sudah melewati proses memahami pesan, maka kita harus mengingat. sehingga informasi yang masuk dapat menjadi bagian dari retensi (memori jangka panjang)

* Mengevaluasi (evaluating), dalam tahapan evaluasi, penerima pesan akan membedakan mana yang fakta atau opini. Dalam proses ini, listener akan mempunyai pertimbangan dan akan melakukan selektivitas tentang pesan yangharusnya masuk dan harus dibuang. Pesan akan dipilah dan tidak akan di serap semuanya. Ini tergantung kepada FOR dan FOE (Frame of Refernce and Field of Experience).

* Menanggapi (Responding), dalam menanggapi pesan, maka akan terdapat suatu umpan balik ataupun feedback. Tapi dalam hal ini feedbacknya juga dapat bersifat verbal atau nonverbal. Misal, responder menanggapi pesan dengan diam, kita tidak tau apakah ia benar-benar mengerti atau justru tidak mengerti. atau pun ada responder yang sangat aktif dan kritis.

Hambatan Menyimak :

1. Fakttor lingkungan (noise) : Suara, Jarak

2. Sumber Pesan, ini harus diperhatikan, karena dalam menyimak kita terkadang selektif melihat pembicara. Mungkin saja karena faktor pribadi, atau karena si sumbernya sendiri terlihat tidak kredibilitas dengan mengeluarkan banyak suara seperti “Eh.. Um..”

3. Pesan : Pesan atau materi baru yang sukar akan membuat pendengar mengalami kesulitan. Misalnya, kita memberikan kursus bahasa jepang kepada ibu-ibu yang sudah tidak efektif lagi untuk belajar. Maka pesan pun akan sulit di tangkap

4. Individu Penymak : Kondisi Fisik, kebutuhan, kebiasaan, Tanggung jawab.

1.3 Membaca

Prinsip-prinsip memaca

1. Speed (Kecepatan), kecepatan membaca sangatlah berpengaruh terhadap memori kita. Namun kecepatan membaca ini pula harus dibatasi. Ketika kita membaca sesuatu yang kira-kira memerlukan pemahaman tingkat tinggi, maka kita harus membaca secara teliti (bukan berarti lambat), namun jika kira-kira bacaan tersebut kurang relevan dengan kebutuhan, maka kita dapat membacanya selintas.

2. Comprehension (Pemahaman), pemahaman terhadap apa yang kita baca, akan berpengaruh terhadap hasil dari apa yang kita baca. Maka dalam membentuk pemahaman secara efektif maka kita harus berkonsentrasi penuh pada suatu pesan.

3. Efisiensi, Dalam membaca kita harus memikirkan faktor efisiensi. Membaca harus dengan efisien, sehingga dapat meng efektifkan apa yang harus di pahami dalam bacaan tersebut.

4. Retensi (penyimpanan dalam ingatan tentang apa yang kita baca). Membaca dengan baik akan mempengaruhi retensi kita. Dalam otak kita sebenarnya terdapat pilar-pilar atau rak-rak ingatan. Dimana, kita harus dapat menyimpan dan memanage informasi dalam ingatan kita.

Empat Cara Membaca agar Efisien :

1. Carefull Reading : bahan bacaan komplek, komperhensif, dan long term retention.

2. Rapid Reading : Bahan bacaan sederhana, ringan, gambaran menyeluruh, retensi kurang

3. Skimming : Tidak mengingat Detail, langsungke perspektif menyeluruh

4. Scanning : Mencari data dan fakta tertentu.

Efisiensi :

* Konsentrasi

* Menggerakan Mata

* Duduk dengan tenang

* Jangan biarkan ada noise factor

* Garis bawahi yang penting

* Buat Ulasan

* Mengontrol faktor Pribadi

* Mengontrol faktor lingkugan

bab 2 komunikasi dalam lingkungan organisasi

pentingnya komunikasi

●Organisasi terdiri atas sejumlah orang yang saling berinteraksi dan saling bergantung

●interaksi dan kebergantungan memerlukan koordinasi mensyaratkan komunikasi.

●interaksi terjadi diantara pimpinan organisasi, pimpinan dengan karyawan dan dengan audiens diluar organisasi

●karena itu dalam organisasi terjadi proses komunikasi dslsm berbagai bentuk dan pola

Jenis-jenis komunikasi bisnis[sunting | sunting sumber]

1. Komunikasi bisnis internal[sunting | sunting sumber]

Kegiatan bertukar pesan ini dilakukan oleh antar unsur perusahaan, meliputi:

  • Komunikasi ke atas: berupa penyampaian informasi dari orang dengan posisi  bawahan kepada atasan. Tentu berdasarkan hierarki organisasi perusahaan.
  • Komunikasi ke bawah: berupa penyampaian pesan dari atasan kepada bawahannya dalam struktur perusahaan.
  • Komunikasi lateral atau teknis: berupa penyampaian yang dilakukan antar departemen kerja atau teman kerja dalam satu departemen/divisi.

2. Komunikasi bisnis eksternal[sunting | sunting sumber]

Berbeda dengan yang pertama, komunikasi ini kaitannya dengan penyampaian pesan kepada orang-orang di luar lingkaran perusahaan, meliputi:

  • Pelanggan
  • Vendor
  • Kompetitor
  • Mitra perusahaan
  • dan lainnya yang punya pengaruh bagi kelangsungan bisnis