Lompat ke isi

Narkolepsi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Narkolepsi dalam bahasa awam, bisa dikatakan sebagai serangan tidur, di mana penderitanya amat sulit mempertahankan keadaan sadar. Hampir sepanjang waktu ia mengantuk. Rasa kantuk biasanya hilang setelah tidur selama 15 menit, tetapi dalam waktu singkat kantuk sudah menyerang kembali. Sebaliknya di malam hari, banyak penderita narkolepsi yang mengeluh tidak dapat tidur.

Penyebab

Gangguan terjadi pada mekanisme pengaturan tidur. Tidur, berdasarkan gelombang otak, terbagi dalam tahapan-tahapan mulai dari tahap 1, 2, 3, 4 dan Rapid Eye Movement (REM.) Tidur REM adalah tahapan di mana kita bermimpi. Pada penderita narkolepsi gelombang REM seolah menyusup ke gelombang sadar. Akibatnya kantuk terus menyerang, dan otak seolah bermimpi dalam keadaan sadar.

Gejala

Untuk mengenali penderita narkolepsi, terdapat 4 gejala klasik (classic tetrad):

  • Rasa kantuk berlebihan (EDS)
  • Katapleksi (cataplexy)

Katapleksi merupakan gejala khas narkolepsi yang ditandai dengan melemasnya otot secara mendadak. Otot yang melemas bisa beberapa otot saja sehingga kepala terjatuh, mulut membuka, menjatuhkan barang-barang, atau bisa juga keseluruhan otot tubuh. Keadaan ini dipicu oleh lonjakan emosi, baik itu rasa sedih maupun gembira. Biasanya emosi positif lebih memicu katapleksi dibanding emosi negatif. Pada sebuah penelitian penderita narkolepsi diajak menonton film komedi, dan saat ia terpingkal-pingkal tiba-tiba ia terjatuh lemas seolah tak ada tulang yang menyangga tubuhnya.

Kelumpuhan Tidur adalah kelumpuhan otot volunter secara umum yang terjadi pada waktu awal tidur. Peristiwa ini mungkin disertai rasa dikejar-kejar atau perasaan akan adanya bahaya yang akan datang. Teror yang timbul dalam peristiwa tersebut baru dapat diceritakan oleh pasien beberapa tahun kemudian. Peristiwa ini juga dibatalkan dengan sentuhan sederhana. Kelumpuhan yang timbul pada pasien narkolepsi tersebut diperkirakan sebagai akibat dari inhibisi motor yang sama seperti yang terjadi pada tidur REM. Kelumpuhan saat tidur tanpa disertai narkolepsi dapat terjadi pada orang sehat yang kurang tidur, tetapi juga sering kali terlihat pada pasien dengan depresi. [1]

  • Halusinasi Hypnagogic/hypnopompic

Kondisi mimpi yang menyusup ke alam sadar bermanifestasi sebagai halusinasi. Penderita narkolepsi biasanya berhalusinasi seolah melihat orang lain di dalam ruangan. Orang lain tersebut bisa orang yang dikenal, teman, keluarga, sekedar bayangan, hantu atau bahkan makhluk asing, tergantung pada latar belakang budaya penderita.

Dengan gejala-gejala yang tidak biasa ini, tidak jarang keluarga menganggap penderita narkolepsi mengidap gangguan jiwa.

Epidemiologi

Perkiraan prevalensi/angka kejadian berkisar antara 2 dan 10 per 10.000 orang di Amerika Utara dan Eropa. Sedangkan di Jepang angka kejadian sekitar lima kali lebih tinggi. Gejala-gejala dari narkolepsi biasanya timbul antara usia 12 dan 30 tahun, meskipun ada pula kasus yang dilaporkan dengan onset sejak usia 2 tahun dan hingga akhir 76 tahun. Perbedaan gender tidak terlalu berpengaruh terhadap prevalensi kejadian.[1]

Referensi

  1. ^ a b (Inggris) Rowland, Lewis P. (2005). Merritt's Neurology, 11th Edition. Lippincott Williams & Wilkins. -.