Pondok Pesantren Bustanul Ulum Mlokorejo
Pondok Pesantren Bustanul Ulum Mlokorejo adalah salah satu pesantren kharismatik dan tertua di Jember, Jawa Timur. Pesantren ini bertempat di Jl. K.H. Abdullah Yaqien no 1-5 Desa Mlokorejo, Kecamatan Puger, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur.
Pada awalnya, pesantren ini berupa langgar ngaji yang didirikan oleh KH. Harun (pada abad ke-18), lalu diteruskan oleh sang menantu, KH. Irsyad Hasyim yang merupakan santri Syaikhona Kholil Bangkalan. Secara legal, lembaga ini kemudian diresmikan oleh pengasuh ke-III, KH. Abdullah Yaqien (menantu KH. Irsyad Hasyim) pada tahun 1943 dengan nama "Bustanul Ulum" atas perintah sang guru, R. KH. Abdul Aziz Ali Wafa bin R. KH. Abdul Hamid bin Itsbat.
Nama pondok pesantren adalah Pondok Pesantren Bustanul Ulum Mlokorejo, yang mempunyai yayasan yang bernama Yayasan Wakaf Sosial Pendidikan Islam (YWSPI). Pondok pesantren ini mengalami perkembangan yang pesat saat kepemimpinan diasuh oleh KH. Abdullah Yaqin pada tahun 1943.
Kategori Pondok Pesantren Bustanul Ulum adalah salaf-modern dan status Pondok Pesantren adalah Pusat. Status yang ditempati Pondok Pesantren adalah tanah Wakaf yang memiliki luas sekitar 18.719 m2.[1]
Dari Pesantren Mlokorejo ini, terdapat juga beberapa pesantren yang diasuh oleh para putera dan menantu alm. KH. Abdullah Yaqin, seperti di antaranya:
- PP. Darussalam Torjun, Kab. Sampang, pimpinan Alm. KH. A. Dhofir Shah.
- PP. Bustanul Ulum Krai, Kab. Lumajang, pimpinan Alm. KH. Affan Malik.
- PP. Ulul Albab, Kab. Lumajang Candipuro, pimpinan KH. Abdul Aziz Marwi Hasba.
- PP. Bustanul Ulum Kasiyan, Kab. Jember, pimpinan KH. Abdul Hamid bin Abdullah Yaqin.
- PP. Bustanul Ulum Daltim, Mlokorejo, pimpinan KH. Abdul Halim bin Abdullah Yaqin,
- PP. Isa'dul Ummah, Kab. Pasuruan, pimpinan alm. KH. Amir Kholili Hasbullah, dan
- PP. Bustanul Ulum AWS, Mlokorejo, pimpinan KH. Abdullah Hanani bin Syamsul Arifin.
Riwayat Pengasuh [2]
1). KH. Harun (Alm)
Adalah seorang penyiar agama Islam dari Madura. Belum diketahui secara pasti tanggal beliau lahir dan wafat. Namun yang jelas, beliau hidup di pertengahan abad ke-18. KH. Harun mempunyai tiga orang putra dan satu putri, putri KH. Harun bernama Habibah yang dikenal dengan Ny. Hj. Maimunah di kemudian hari dinikahkan dengan pemuda yang bernama Hasyim atau KH. Irsyad Hasyim.
2). KH. Irsyad Hasyim (Alm)
Adalah salah satu santri Syaikhona KH. Muhammad Kholil bin Abdul Lathif, Bangkalan. Beliau juga sahabat dekat R. KH. Abdul Aziz Ali Wafa bin R. KH. Abdul Hamid bin Itsbat, pendiri pesantren Al-Wafa Tempurejo. Keduanya sama-sama pernah mengaji kepada Syaikhona Kholil Bangkalan. Belum diketahui secara pasti kapan beliau lahir dan tahun berapa beliau wafat. Namun, setelah diambil menantu oleh KH. Harun, KH. Irsyad Hasyim diberi amanah untuk mengasuh Pesantren Mlokorejo.
Pasangan KH. Irsyad Hasyim dan Ny. Hj. Maimunah dikaruniai tujuh anak, yaitu: 1) Nyai. Hj. Hamidah Hasyim, 2) Moch. Kholil beliau wafat muda, 3) KH. Hasan Basri Hasyim, 4) KH. Khotib Hasyim, 5) Ny. Hj. Khoiriyah Hasyim, 6) KH. Abdul Karim Hasyim dan 7) Ny Hj. Juwariah Hasyim.
Karena berkawan dekat dengan Kiai Sepuh Tempurejo, KH. Irsyad Hasyim pada akhirnya diberi hadiah dua menantu. Pertama, KH. Abdullah Yaqin, merupakan santri senior nan sangat alim yang diutus oleh R. KH. Abdul Hamid Itsbat Banyuanyar untuk mengaji dan membantu mengajar di Pesantren Tempuran (nama akrab PP. Al-Wafa). KH. Abdullah Yaqin dinikahkan dengan putri pertama KH. Irsyad Hasyim, Ny. Hj. Hamidah Hasyim. Kedua, Kiai Sepuh Tempurejo menghadiahkan putranya yang bernama R. KH. Ahmad Said bin R. KH. Abdul Aziz Ali Wafa, untuk dinikahkan dengan Ny. Hj. Khoiriyah Hasyim.
3). KH. Abdullah Yaqin (Alm)
Beliau pernah berkhdimah dan mengaji di Pesantren Sumberanyar, Pamekasan, juga mengaji dan berkhidmah kepada R. KH. Abdul Hamid bin Itsbat Banyuanyar. Lalu, selang beberapa tahun kemudian, Kiai Sepuh Banyuanyar, demikian panggilan akrab R. KH. Abdul Hamid bin Itsbat, memberikan surat kepada KH. Abdullah Yaqin untuk disampaikan kepada putranya, R. KH. Abdul Aziz Ali Wafa yang hijrah ke Tempurejo, Jember. Sebagai santri, KH. Abdullah Yaqin tidak berani membaca surat tersebut, beliau langsung mengantarkannya pada tujuan.
Setelah surat itu dibaca oleh Kiai Sepuh Tempuran, KH. Abdullah Yaqin langsung diamanahkan mengajar di pesantren tersebut, di samping berkhidmah kepada sang Kiai.
Setelah diambil menantu oleh KH. Irsyad Hasyim, KH. Abdullah Yaqin diberi amanah untuk mengasuh Pesantren Mlokorejo pada tahun 1940. Demikian ini atas peruintah R. KH. Abdul Aziz Ali Wafa.
4). KH. Syamsul Arifin Abdullah
Pendidikan
Pada awalnya, sistem pendidikan yang diterapkan di pondok pesantren Bustanul Ulum Mlokorejo menggunakan metode lama yaitu sorogan, yang berupa halakah di musala yang sesuai dengan tren pendidikan saat itu.
Pada awal kepemimpinan KH. Syamsul Arifin, tahun 1989, lembaga pendidikan formal yang ada di lingkungan PP. Bustanul Ulum Mlokorejo dinon-aktifkan. Hal ini dikarenakan sistem pendidikan lembaga formal pada saat itu kurang maksimal, karena kurangnya ketersediaan sumber daya manusia yang memadai.
Sejak saat itulah, KH. Syamsul Arifin Abdullah memutuskan untuk mengembalikan sistem pendidikan PP. Bustanul Ulum Mlokorejo kepada sistem salaf, dengan harapan para santri agar menjadi generasi yang benar-benar fokus ber-Tafaqquh Fiddin.
Seiring dengan perkembangan zaman dan pembelajaran non-formal saja tidak cukup, KH. Syamsul Arifin Abdullah banyak menerima masukan dari kalangan masyarakat, sesepuh dan para wali santri yang mengharapkan agar di lingkunagan PP. Bustanul Ulum Mlokorejo didirikan kembali lembaga pendidikan formalnya.
Setelah melaui proses yang sangat panjang, akhirnya pada tahun 2000 SMP Plus Bustanul Ulum didirikan. Melihat minat santri dan masyarakat setempat yang semakin tinggi terhadap pendidikan ilmu formal, maka tiga tahun kemudian didirikanlah SMA Plus Bustanul Ulum, tepatnya pada tahun 2004. Dan tiga tahun kemudian, pada awal tahun 2007, PP. Bustanul Ulum Mlokorejo bekerja sama dengan Univesitas Islam Jember (UIJ) membuka kelas filial di lingkungan PP. Bustanul Ulum Mlokorejo.
Seperti dawuh dari KH. Syamsul Arifin Abdullah, bahwa PP. Bustanul Ulum Mlokorejo ini, akan terus dikembangkan dari segi pembangunan maupun yang lainnya sampai hari kiamat nanti. [3]
Pendidikan Formal
1. R.A Al-Musthafa
2. MI Bustanul Ulum
2. SMP Plus Bustanul Ulum
3. SMA Plus Bustanul Ulum
4- Kelas Filial
Pendidikan Non Formal
1. TPQ Bustanu Ulum (khusus anak dari luar pesantren)
2. Madrasatul Qur’an Al-Lailiyah
3. Madrasah Ibtidaiyah (Ula)
4. Madrasah Tsanawiyah (Wustho)
5. Madrasah Aliyah (Ulya)
6. Tahassus Pesantren
7. Halakah Kitab Kuning
Fasilitas
1. Masjid
2. Asrama
3. Gedung Sekolah
4. Perpustakaan
5. Gedung Balai Pengobatan
6. Laboratorium Komputer
7. Laboratorium Bahasa
8. Ruang tamu
9. Kopontren
10. Klinik Kesehatan
11. Aula
12. Lapangan Serbaguna
13. Gudang
14. Ruang Pertemuan
Ekstrakurikuler
1. Tahfidz al-Qur’an
2. Pengajian Kitab Kuning
3. Ziarah
4. Musyawarah Makhadiyah
5. Bahtsul Masail
6. Diskusi Ilmiah
7. Hadrah/Rebana
8. Pengembangan Berbagai Olahraga
9. Keterampilan Wirausaha
10. Drumb Band
11. Pengembangan Jurnalistik dan Publish
12. Kaligrafi
13. Beladiri
14. Latihan berpidato
15. Markaz Bahasa Arab dan Inggris
Alamat
Jl. K.H. Abdullah Yaqien no1-5 Mlokorejo, Puger, Jember Telpon: (0336) 721234 / (0336) 721444 Kode Pos: 68164