Lompat ke isi

Kabupaten Kepulauan Sula

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 14 Juni 2021 13.23 oleh RaFaDa20631 (bicara | kontrib) (Add settlement type, replaced: {{dati2 → {{Dati2|settlement_type=Kabupaten using AWB)
Kabupaten Kepulauan Sula
Peta
Kabupaten Kepulauan Sula di Maluku dan Papua
Kabupaten Kepulauan Sula
Kabupaten Kepulauan Sula
Peta
Kabupaten Kepulauan Sula di Indonesia
Kabupaten Kepulauan Sula
Kabupaten Kepulauan Sula
Kabupaten Kepulauan Sula (Indonesia)
Koordinat: 1°50′57″S 125°18′52″E / 1.8492°S 125.3144°E / -1.8492; 125.3144
Negara Indonesia
ProvinsiMaluku Utara
Tanggal berdiri31 Mei 2003
Dasar hukumUU RI Nomor 1 Tahun 2003
Ibu kotaSanana
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 12
  • Desa: 80
Pemerintahan
 • BupatiHendrata Theis, S.Pd.K[1]
Luas
 • Total3.295,40 km2 (127,240 sq mi)
Populasi
 ((2019)[2])
 • Total105.528
Demografi
 • AgamaIslam 90,82%
Kristen 8,82%
- Protestan 7,47%
- Katolik 1,35%
Hindu 0,05%
Lainnya 0,31%[3]
Zona waktuUTC+09:00 (WIT)
Kode BPS
8203 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon0929 [4]
Kode Kemendagri82.05 Edit nilai pada Wikidata
APBD-
DAURp. 804.370.000.000.-
Semboyan daerahDad Hia Ted Sua
Situs webwww.kepulauansulakab.go.id


Kabupaten Kepulauan Sula adalah salah satu kabupaten di provinsi Maluku Utara, Indonesia. Kabupaten Kepulauan Sula dengan ibu kota Sanana terletak paling Selatan di wilayah Provinsi Maluku Utara. Jarak dari Kota Ternate, ibu kota provinsi sekitar 284 km dapat ditempuh melalui penerbangan udara dan pelayaran laut. Kabupaten Kepulauan Sula pada awalnya menjadi bagian dari Kabupaten Halmahera Barat, bersama-sama dengan Kabupaten Halmahera Utara dan Kabupaten Halmahera Selatan.

Geografis

Luas wilayah daratan Kabupaten Kepulauan Sula adalah seluas 13.732,7 km², kabupaten ini terdiri dari 2 (dua) pulau besar yakni Pulau Sulabesi, dan Pulau Mangole, serta terdiri dari 17 pulau sedang dan kecil yang secara keseluruhan terbagi menjadi 12 wilayah kecamatan terdiri dari 6 (enam) Kecamatan definitif dan 13 Kecamatan Pemekaran (PERDA Nomor 2 Tahun 2006) dan 124 Desa. Secara astronomis, wilayah kabupaten ini terletak di 125°19'42–126°29'11 Bujur Timur dan 01°45'08–02°28'39 Lintang Selatan.[5]

Batas Wilayah

Batas-batas wilayah Kabupaten Kepulauan Sula adalah sebagai berikut:

Utara Laut Maluku
Timur Kabupaten Halmahera Selatan
Selatan Laut Seram, Provinsi Maluku
Barat Kabupaten Pulau Taliabu

Topografi

Berdasarkan ketinggian muka tanah, wilayah Kepulauan Sula umumnya berada pada ketinggian 0-100 meter di atas permukaan air laut dan kondisi hutan sebagian besar masih utuh ekosistemnya dan hutannya bertipe hutan hujan dataran rendah dan hutan hujan penggunungan. Secara umum, sekitar 150.000 Ha di dataran pantai Kepulauan Sula dijumpai jenis tanah Podsolik merah kuning yang cukup untuk pemanfaatan lahan perkebunan, sedangkan di lahan yang kemiringannya di atas 15-25% mempunyai jenis tanah Podsolik dan Aluvial.[5]

Iklim

Wilayah Kabupaten Kepulauan Sula beriklim tropis (Am) dengan dua musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Tidak seperti wilayah Indonesia lainnya yang mengalami bulan basah di akhir atau di awal tahun, wilayah Kabupaten Kepuluan Sula dan pelbagai daerah di Maluku Utara dan Maluku mengalami bulan basah di pertengahan tahun, tepat di saat wilayah lain di Indonesia mengalami puncak musim kemarau. Curah hujan tahunan di wilayah ini berkisar antara 1500–1900 mm per tahun dengan jumlah hari hujan lebih dari 120 hari hujan per tahun. Bulan terbasah adalah bulan Mei dengan curah hujan lebih dari 250 mm per bulan dan bulan terkering adalah bulan Oktober dengan curah hujan kurang dari 90 mm per bulan. Tingkat kelembapan nisbi di wilayah kabupaten ini adalah ±72%. Suhu udara di wilayah ini bervariasi antara 22°–31 °C.

Data iklim Kepulauan Sula, Maluku Utara, Indonesia
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tahun
Rekor tertinggi °C (°F) 37
(99)
38
(100)
37
(99)
33
(91)
31
(88)
32
(90)
32
(90)
32
(90)
36
(97)
38
(100)
37
(99)
37
(99)
38
(100)
Rata-rata tertinggi °C (°F) 30.4
(86.7)
30.4
(86.7)
30.5
(86.9)
30.6
(87.1)
30.1
(86.2)
30.2
(86.4)
29.4
(84.9)
29.4
(84.9)
30.3
(86.5)
30.3
(86.5)
31.8
(89.2)
30.5
(86.9)
30.33
(86.58)
Rata-rata harian °C (°F) 26.8
(80.2)
26.8
(80.2)
26.9
(80.4)
27
(81)
27.1
(80.8)
26.8
(80.2)
26.4
(79.5)
26.1
(79)
26.2
(79.2)
26.5
(79.7)
27.9
(82.2)
26.8
(80.2)
26.78
(80.22)
Rata-rata terendah °C (°F) 23.2
(73.8)
23.2
(73.8)
23.3
(73.9)
23.6
(74.5)
24
(75)
23.4
(74.1)
22.8
(73)
22.8
(73)
22.2
(72)
24
(75)
23.4
(74.1)
23.2
(73.8)
23.26
(73.83)
Rekor terendah °C (°F) 16
(61)
18
(64)
22
(72)
22
(72)
22
(72)
16
(61)
15
(59)
17
(63)
20
(68)
21
(70)
21
(70)
17
(63)
15
(59)
Presipitasi mm (inci) 121
(4.76)
143
(5.63)
160
(6.3)
217
(8.54)
252
(9.92)
241
(9.49)
155
(6.1)
109
(4.29)
97
(3.82)
56
(2.2)
90
(3.54)
100
(3.94)
1.741
(68,53)
Rata-rata hari hujan 12 14 15 17 19 19 15 10 8 6 8 10 153
% kelembapan 72 73 74 74 75 75 73 70 69 69 71 74 72.4
Rata-rata sinar matahari bulanan 205 198 186 167 162 170 174 188 204 220 216 210 2.300
Sumber #1: Climate-Data.org[6]
Sumber #2: Weatherbase[7]

Pemerintahan

Daftar Bupati

Nomor urut Bupati Potret Partai Awal Akhir Masa jabatan Periode Wakil Ref.
1   Ahmad Hidayat Mus
(lahir 1969)
Golkar 2005 2010 4–5 tahun 1
(2005)
Ridwan Syahlan
15 September 2010 15 September 2015 5 tahun, 0 hari 2
(2010)
Safi Pauwah
2 Hendrata Thes
(lahir 1973)
Demokrat 3 Juni 2016 3 Juni 2021 5 tahun, 0 hari 3
(2015)
Zulfahri Abdullah Duwila
3 Fifian Adeningsih Mus
(lahir 1984)
Golkar
(2020–2022)
4 Juni 2021 Petahana 3 tahun, 151 hari 4
(2020)
Saleh Marasabessy [8]
PDI-P (sejak 2022)


Dewan Perwakilan

Daftar Kecamatan

Pemekaran Daerah

Pada tanggal 14 Desember 2012 Kabupaten Kepulauan Sula mengalami pemekaran dua kabupaten yaitu Kabupaten Kepulauan Sula dan Kabupaten Pulau Taliabu.

Ekonomi

Seperti umumnya wilayah Kepulauan Maluku, Sula pun merupakan daerah agraris, khususnya perkebunan. Dari tanah Sula dihasilkan kelapa, cengkih, pala dan kakao selain produk tanaman pangan seperti padi ladang, ubi kayu dan ubi jalar yang produksinya tergolong besar. Pulau Sulabesi dan Pulau Mangoli sebagai dua pulau besar yang terdapat di Kabupaten Kepulauan Sula dengan penghasilan komoditas perkebunan lain seperti; kelapa, cengkih, pala dan kakao.

Selain hasil bumi dari daratan, Sula masih menyimpan potensi lain, baik dari laut maupun yang masih terpendam di dalam bumi. Seperti wilayah lain yang termasuk Kepulauan Maluku, Sula juga dicirikan dengan potensi hasil lautnya. Mata pencaharian penduduk yang utama selain berkebun memang mencari ikan. Dengan luas lautan mencapai kurang lebih 14.500 km² atau 60% dari total wilayahnya dan secara geografis mengelilingi wilayah-wilayah daratannya, bisa dikatakan kabupaten ini menyimpan potensi perikanan yang cukup besar.

Potensi sumber daya alam Kabupaten Kepulauan Sula meliputi pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, kelautan, pertambangan, industri dan pariwisata. Potensi unggulan pada saat ini bertumpu pada sektor kehutanan dan perikanan mendukung pertumbuhan ekonomi wilayah.

Pertanian

Menurut data Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sula, pengembangan pertanian tanaman pangan meliputi sayur-sayuran, kacang tanah, ubi kayu dan ubi jalar. Sedangkan pengembangan agrowisata untuk komoditas buah-buahan meliputi durian, langsat, manggis dan mangga. Sampai dengan tahun 2005 luas lahan untuk usaha pertanian tercatat 24.743,56 Ha dengan produksi sebesar 33.608,62 ton/tahun.

Kehutanan

Potensi kehutanan di Kabupaten Kepulauan Sula berupa hutan alam yang berdasarkan Peta Paduserasi RTRWP dengan TGHK memiliki luas hutan 471.951,53 Ha yang terdiri dari Hutan Lindung 46,426,70 Ha, Hutan Suaka alam 12.683,53 Ha, Hutan Produksi Tetap 24.250,00 Ha, Hutan Produksi Terbatas 55.014,00 Ha, Hutan Produksi dapat dikonversi 281.077,70 Ha, Areal Penggunaan Lain 52.499,60 Ha.

Perikanan

Usaha perikanan di Kabupaten Kepulauan Sula adalah perikanan rakyat. Produksi perikanan sangat beragam dengan kesediaan potensi 80.547,81 ton/tahun dan potensi lestari sebesar 40.273,91 ton/tahun dengan standing stock pelagis (permukaan) 33.060,94 ton/ tahun serta ikan demersal (dasar) 16.875,61 ton/tahun di mana pemanfaatan untuk kedua komoditas ini baru mencapai 11.506,53 ton/tahun atau 22,8 persen dari potensi lestari.

Pertambangan

Di Kabupaten Kepulauan Sula terdapat beberapa indikasi sumber bahan galian golongan A, B dan golongan C, yaitu tambang emas terdapat di Kecamatan Mangoli Timur (Desa Waitina) dan Kecamatan Mangoli Utara Timur (Desa Kawata). Kemudian tambang batubara terdapat di terdapat di sepanjang semenanjung Kecamatan Sulabesi Barat (Desa Fuata) dan Kecamatan Sanana (Desa Wai Ipa) dengan perkiraan cadangan ±10.400.000 m. Tambang minyak dan gas terdapat di Kecamatan Mangole Barat (Desa Falabisahaya, Minaluli, Modapuhi, Modapia dan Saniahaya), Cekungan Sula (Memanjang dari perbatasan Kabupaten Banggai hingga sebelah Utara Pulau Taliabu dan Mangoli) dan Cekungan Sula Selatan di sebelah Selatan Pulau Taliabu.

Bahan galian non logam: zeolit di Kecamatan Sanana dan Kecamatan Mangoli Timur (Desa Orifola); Granit di Pulau Mangole; Lempung di Pulau Mangole (Desa Waisakai); dan Koalin di Pulau Mangole.

Industri

Kegiatan industri di Kabupaten Kepulauan Sula umumnya adalah industri kecil yang didominasi oleh industri rumah tangga, disamping itu terdapat industri kayu lapis (PT. Barito Pasifik Timber Group) di Falabisahaya, Kecamatan Mangole Barat (perusahaan tersebut sudah tutup)[9] dan beberapa industri sawmill yang tersebar di beberapa kecamatan.

Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kepulauan Sula yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan mampu tumbuh mencapai nilai 5,11 persen. Angka pertumbuhan ini sedikit lebih rendah sekitar 0,30 persen bila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun 2004, yaitu sebesar 5,41 persen. PDRB per kapita berdasarkan harga konstan pada tahun 2005, yaitu Rp 2.134.669 mengalami peningkatan 2,77 persen dari tahun 2004, yaitu Rp 2.007.163.

Pariwisata

Bidang pariwisata ditunjang dengan sejumlah objek wisata, baik wisata alam maupun wisata sejarah. Objek wisata alam antara lain pantai Wai Ipa, pantai Manaf di Kecamatan Sanana, taman laut Pagama di Kecamatan Mangole Utara Timur, Selat Capalulu di Kecamatan Mangole Barat, Pulau Kucing di Kecamatan Sanana Utara dan pantai Waka di Kecamatan Sulabesi Barat.

Sedangkan untuk objek wisata sejarah antara lain meliputi: Fat Fina Koa (Batu Nona) di Kecamatan Mangole Utara Timur dan Benteng Alting/Dever Watching peninggalan bangsa Portugis di Sanana.

Referensi

  1. ^ ""Pemimipin Non-Muslim Ini Menang Pilkada Atas Dukungan Partai Islam"". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-10-28. Diakses tanggal 2016-10-28. 
  2. ^ "Kabupaten Kepulauan Sula Dalam Angka 2020" (pdf). www.kepsulkab.bps.go.id. Diakses tanggal 11 Juni 2020. 
  3. ^ "Penduduk Menurut Wilayah dan Agama di Kabupaten Kepulauan Sula" (pdf). www.sp2010.bps.go.id. Diakses tanggal 11 Juni 2020. 
  4. ^ "Daftar Kode Telepon di Indonesia"
  5. ^ a b "Profil Kepulauan Sula" (PDF). 
  6. ^ "Sanana, Maluku Utara, Indonesia". Climate-Data.org. Diakses tanggal 11 September 2020. 
  7. ^ "SANANA, INDONESIA". Weatherbase. Diakses tanggal 11 September 2020. 
  8. ^ Nurdin, Sahrudin (04-06-2021). "Gubernur Lantik Perempuan Pertama di Malut Jadi Bupati Kepulauan Sula". www.beritasatu.com. Diakses tanggal 14-09-2021. 
  9. ^ "Barito Timber Hentikan Operasi Anak Perusahaan di Maluku Utara"

Pranala luar