Lompat ke isi

Djajadilampung II

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Mohammad Syarif (Arif), disebut Belanda sebagai dalang pembentukan korps marsose, berasal dari Sumatra Barat, mantan jaksa, kemudian mendapat jabatan di atas juru tulis di kantor Gubernur Sipil dan Militer daerah Aceh. Korps Marsose dibentuk sebagai kesatuan pasukan khusus gerak cepat[1].

Mohamad Syarif Sang Pencetus Korps Marsose

Berkas:Muhammad Syarif Suttan Paksi Buay Belunguh Ke-13.jpg
Mohamad Syarif berdarah Minang Saibatin Belunguh pencetus gagasan pembentukan Korps Marsose Repro: The Dutch Colonial War In Aceh

Marsose di Belanda dibentuk pada 26 Oktober 1814 oleh Pemerintah Belanda berdasarkan dekrit no 48[2]. Pasukan Marsose adalah pasukan elit bentukan Belanda yang pada mulanya di ciptakan untuk menghancurkan perlawanan grilyawan di Aceh pada 26 Maret 1873. Mohamad Syarif berdarah Minang di Kepaksian Belunguh pada jaman penjajahan belanda pada abad ke-9 tahun 1824 Kepaksian Belunguh berubah menjadi paksi buay belunguh yang terletak di kaki gunung pesagi Tanjung menang (Bakhnasi) Kecamatan Belalau Kabupaten Lampung Barat Provinsi Lampung Pulau Sumatra, pada jaman ini dalam rangka mempreteli berbagai tipu muslihat dilakukan oleh belanda untuk memecah belah Kepaksian Sekala Brak agar tidak kuat dan bersatu lagi bahkan sebutan kepaksian gelar sultan, maharaja dan sebagainya pada jaman ini Terlarang. Mohamad Syarif dengan gelar Djajadilampung II (Jaya di Lampung II).[3][4][5] Korps Marsose tentara-tentara yang ganas tampa kompromi, korp marsose ini dibentuk oleh pribumi, bukan dari inisiatif pemerintah Kolonial Belanda. Menurut Henk Schulte Nordholt (2002, hlm 6) 17.000 orang Aceh terbunuh oleh pasukan marsose ketika Belanda menginvasi Aceh. Pasukan Korps Marsose direkrut dari orang-orang Ambon, Menado, Jawa, Madura, Bugis dan suku-suku lainnya. Pasukan khusus Korps marsose resmi dibentuk pada 2 April 1890 dengan surat keputusan Pemerintah Hindia-Belanda. Korps Marsose pada tahun 1907 berhasil mengalahkan dan menewaskan Sisingamangaraja XII dengan nama asli Patuan Besar Ompu Pulo Batu lahir di Bakkara Tapanuli pada 1849.[6][7] Keberhasilan Korps Marsose menjadi kebanggan tersendiri bagi sebagian kalangan termasuk militer Belanda.[8]

Bacaan Berikutnya

  1. Sekala Brak
  2. Korps Marechaussee te Voet
  3. Suku Bangsa Saibatin

Pranala Luar

  1. https://tengkuputeh.com/2017/12/08/korps-marsose-serdadu-pribumi/
  2. https://tengkuputeh.com/2017/08/08/aceh-di-mata-kolonialis/
  3. https://tengkuputeh.com/2017/08/14/nasihat-nasihat-c-snouck-hurgronje/

Referensi

  1. ^ https://tengkuputeh.com/2017/12/08/korps-marsose-serdadu-pribumi/mohammad-syarif-atau-arif-putera-minang-pencetus-pembentukan-korps-marsose/
  2. ^ https://tirto.id/untuk-dom-aceh-zaman-old-belanda-punya-marsose-cDNC?utm_source=Whatsapp&utm_medium=Share
  3. ^ http://p2k.unugha.ac.id/id4/2-3050-2947/Kepaksian-Sekala-Brak_41700_uby_p2k-unugha.html
  4. ^ https://steemit.com/story/@isnorman/mohamad-syarif-pribumi-pencetus-korps-marsose
  5. ^ https://www.instagram.com/p/CN4AtXoH0Fa/?igshid=pf5d6l0i1hum
  6. ^ https://www.historyofcirebon.id/2020/06/m-syarif-penggagas-pasukan-marose.html
  7. ^ https://tengkuputeh.com/2017/12/08/korps-marsose-serdadu-pribumi/
  8. ^ http://sonnysayangbati.blogspot.com/2014/11/kisah-perang-marsose-oh-marsose.html?m=1