Lompat ke isi

Soedjono Hoemardani

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Soedjono Hoemardani
Informasi pribadi
Lahir(1919-12-23)23 Desember 1919
Hindia Belanda Solo, Jawa Tengah, Hindia Belanda
Meninggal12 Maret 1986(1986-03-12) (umur 66)
Jepang Tokyo, Jepang
Alma materPETA (Angkatan I)
Karier militer
Pihak Indonesia
Dinas/cabang TNI Angkatan Darat
Masa dinas1945—
Pangkat Letnan Jenderal TNI
SatuanInfanteri
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Letnan Jenderal TNI (Purn.) Soedjono Hoemardani (23 Desember 1919 – 12 Maret 1986) adalah seorang Purnawirawan perwira tinggi TNI Angkatan Darat juga Pendiri dan Ketua Kehorrnatan CSIS (Center For Strategic International Studies- Pusat Pengkajian Strategi Internasional). Asisten Pribadi (Aspri) Presiden Soeharto Bidang Ekonomi dan Perdagangan. Jabatan terakhir Inspektur Jenderal Pembangunan (Irjenbang) dan Anggota DPR/MPR-RI. Pangkat MIliter Mayor/Letnan Jenderal.TNI AD. Ia satu angkatan dengan Jenderal TNI (Purn.) Widjojo Soejono, Letjen TNI (Purn.) Rais Abin, Letjen TNI (Purn.) Sayidiman Suryohadiprojo, Letjen TNI (Purn.) Soerjo Wirjohadipoetro dan Letjen TNI (Purn.) H. Soedirman.[1]

Latar Belakang

Lahir di Desa Carikan, Solo, 23 Desember 1919, wafat di Tokyo, Jepang pada 12 Maret 1986. Pada masa penjajahan Jepang, Ia aktif dalam Perang Asia Timur Raya dengan jabatan Fakudanco pada Keibodan, lalu kepala keuangan pada Pekope (Penolong Korban Perang). Dalam perang kemerdekaan ia menjadi anggota Resimen Infantri XVI di Solo, dan bergerilya bersama Jenderal Gatot Subroto.

Dari ayahnya, mewarisi bakat berdagang. Dalam karienya sebagai militer ia kerap kali ditunjuk membawahi bagian ekonomi dan keuangan. Pada masa Orde Baru, Ia dikenal ahli melakukan lobi, antara lain membuahkan kerja sama pihak Jepang dalam penyediaan dana pembangunan. Ia dikenaI juga sebagai penghayat alam kebudayaan tradisional Jawa.

Sejak muda berminat besar dan mendalami masalah spiritual yang bersumber pada penghayatan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Ia juga pelopor berlakunya Ketetapan MPR Aliran Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa di Indonesia. Di samping memperhatikan dunia pendidikan, antara lain dengan mendirikan organisasi yang bergerak di bidang pembaharuan pendidikan Islam (GUPPI), sekaligus pembina utamanya. Bidang media massa pun tidak lepas dari perhatiannya. Harian Suara Karya dan Pelita pernah dibimbingnya.

Referensi