Pembuktian melalui induksi
Pembuktian induktif, terkadang disebut logika induktif, adalah proses pembuktian dimana suatu argumen diduga mendukung kesimpulan tapi tidak bersinambungan dengannya; contoh: mereka tidak menjamin kebenaran itu. Induksi adalah bentuk pembuktian yang membuat generalisasi berdasarkan pendapat sesorang.[1] Digunakan untuk menjelaskan properti atau relasi tipe berdasarkan sebuah observasi (contohnya, pada jumlah observasi atau pengalaman); atau untuk membuat hukum berdasarkan observasi terbatas dalam mempelajari alur fenomena. induksi ditetapkan, contohnya, dalam menggunakan preposisi spesifik seperti:
- Es ini dingin. (atau: Semua es yang pernah kusentuh dingin.)
- Bola biliar bergerak ketika didorong tongkat. (atau: Dari seratus bola biliar yang didorong tongkat, semuanya bergerak.)
...untuk membedakan preposisi umum seperti:
- Semua es dingin.
- Semua bola biliar bergerak ketika didorong tongkat.
Contoh lainnya adalah:
- 3+5=8 dan delapan adalah angka genap. Sebuah angka ganjil yang ditambahkan dengan angka ganjil lain akan menghasilkan angka genap.
Perlu diingat bahwa induksi matematika bukanlah bentuk pembuktian induktif. Induksi matematika adalah bentuk dari pembuktian deduktif.
Contoh
Induksi kuat:
- Semua burung gagak yang kulihat berwarna hitam.
Induksi lemah:
- Aku selalu menggantung gambar dengan paku.
- Banyak denda mengebut diberikan pada remaja.
Lihat pula
- Pembuktian abduktif
- Pembuktian deduktif
- Analogi
- Penjelasan
- Logika
- Induksi matematika
- Pembuktian retroduktif
- ^ e.g. Ken Manktelow, in his book Reasoning and Thinking: "Put simply, inductive thinking is what you do when you arrive at a conclusion on the basis of some evidence."