Lompat ke isi

Me'eraji

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 6 Agustus 2021 05.12 oleh HsfBot (bicara | kontrib) (v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Tanda baca setelah kode "<nowiki></ref></nowiki>"))

Me'eraji adalah salah satu tradisi masyarakat Gorontalo untuk memperingati Isra Mikraj. Tradisi ini dilakukan setiap tanggal 27 Rajab.[1] Tradisi ini dilakukan untuk memperkuat keimanan umat Islam di daerah tersebut. Pelaksanaan Me'eraji berupa pembacaan naskah yang didahului oleh kegiatan seremonial yang disebut dengan 'acara nasional dan tradisional'. Naskah me'eraji dimiliki oleh para imam (Ieebi) dan pemangku adat yang telah tersebar luas dikalangan masyarakat. Isi naskah Me'eraji dibacakan bergantian. Pembaca naskah me'eraji disebut ta mome'erajia, rumah pelaksana Me'eraji disebut ta mopome'eraji, dan naskahnya disebut tuladu me'eraji.[2]

Pelaksanaan

Pelaksanaan Me'eraji berlangsung selama 8 jam. Pelaksanaan tradisi ini dimulai dengan menyiapkan beberapa benda seperti kemenyan, bara api, alas kain putih, penutup kepala berupa kain putih, air putih, dan mayang pinang. Tradisi ini diisi dengan pembacaan naskah yang dipenggal dalam bentuk 22 cerita, masing-masing penggalan naskah dapat dibaca oleh tiga orang dengan durasi waktu hingga 15 menit. Naskah ini berisi tentang kisah perjalanan Rasulullah, Isra Mikraj, kisah wafatnya Nabi, cerita rakyat (wungguli), dan sifat-sifat nabi.[1] Naskah Me’eraji dibacakan dengan cara dilagukan agar menarik masyarakat. Pembaca kisah menyampaikan kisah tersebut dengan cara duduk di kursi yang di depannya tersedia meja tempat meletakkan naskah. Di samping dilaksanakan di masjid pembacaan naskah me’eraji sering dilaksanakan juga di rumah-rumah penduduk dengan mengundang para pemikraj.[2]Kemenyan akan dibakar ketika pelaksanaan Me'eraji.[3]

Masyarakat yang melaksanakan pembacaan naskah me'eraji di rumahnya, mempunyai tujuan-tujuan tertentu antara lain: (1) Agar mereka terhindar dari musibah, seperti kebakaran. gangguan orang~orang atau roh-roh jahat. (2) kalau ada orang sakit di rumah itu. akan sembuh penyakitnya, (3) mendapatkan berkah dan pahala dari Allah SW1‘, (4) murah rezeki, dan (5) permohonan kepada Allah. Insya Allah dikabulkan.[2]

Referensi

  1. ^ a b "Me'eraji, Tradisi Menyambut Isra Mikraj di Gorontalo". kumparan. Diakses tanggal 2020-07-11. 
  2. ^ a b c Ratnawati, Lien (2018). Penerapan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia Tahun 2018. Jakarta: 2018. hlm. 328. 
  3. ^ "Me'eraji". Diakses tanggal 11/7/2020.