Lompat ke isi

Tembikar dan keramik Korea

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 6 Agustus 2021 08.43 oleh HsfBot (bicara | kontrib) (v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Tanda baca setelah kode "<nowiki></ref></nowiki>"))

History

Radio era (1961-1968)

Launching the first radio broadcast signal (call sign: HLKV, frequency: 900 kHz, output: 10 kW) from Seoul, MBC started as the first non-governmental commercial broadcaster in Korea. On 12 April 1963, it obtained a license from the government for operating regional stations in major cities (Daegu, Gwangju, Daejeon, Jeonju) in Korea, and established a broadcast network which connects six cities including Seoul and Busan.

Black & white TV era (1969-1980)

MBC launched TV broadcasting on 8 August 1969 (call sign: HLAC-TV, output: 2 kW), and started to broadcast its main news program MBC Newsdesk on 5 October 1970. It reached affiliation deal with 7 commercial stations (in Ulsan, Jinju, Gangnueng, Chuncheon, Mokpo, Jeju, Masan) between 1968 and 1969, and started nationwide TV broadcasting through its 13 affiliated or regional stations. In 1974, FM radio was launched, and MBC took over The Kyunghyang Shinmun (daily newspaper company).

Colour TV era (1980-1990)

The first colour TV broadcasting was started on 22 December 1980. MBC was separated from The Kyunghyang Shinmun according to the 1981 Basic Press Act. In 1982, it moved into the Yeouido headquarters and founded professional baseball team MBC Cheong-ryong (Blue Dragon). With the live coverage of the 1986 Seoul Asian Games and the 1988 Seoul Olympic Games, MBC made a great advancement in scale and technology.

Multimedia era (1991-2000)

After rapidly growing into a large corporation, covering major international events, MBC established specialized companies for each value chain (MBC Production, MBC Media Tech, MBC Broadcast Culture Center, MBC Arts Company, MBC Arts Center) and spined them off as subsidiaries to become a more efficient corporation amid fiercer competition in the multimedia era. ※ MBC Production and MBC Media Tech were merged into MBC C&I in August, 2011.

Digital era (2001–present)

As the convergence of broadcasting and communications becomes full-fledged, MBC made its subsidiary iMBC (internet MBC) an independent corporation and pursued various internet-related business. Furthermore, it started cable TV (MBC Plus Media,) satellite TV, new DMB broadcasting and full daytime broadcasting on terrestrial television. In 2007, MBC established digital production centre Ilsan Dream Center, which is equipped with high-tech production facilities. In September 2014, it completed the construction of a new headquarters building and moved from Yeouido to Sangam-dong, opening a new era of Sangam MBC.

In 2001, MBC launched satellite and cable television broadcasting. As part of this expansion it created MBC America, a subsidiary based in Los Angeles, United States, to distribute its programming throughout the Americas. On 1 August 2008, MBC America launched MBC-D, a television network carried on the digital subchannels of KSCI-TV, KTSF-TV, and WMBC-TV. The service was planned to be launched in Atlanta, Chicago, and Washington, D.C. by the end of the year.[1][2] In northeast metro Atlanta, it aired on WKTB-CD channel 47.3, but as of 2011 is on WSKC-CD channel 22.1.

In March 2013, computer shutdowns hit South Korean television stations including the MBC.[3] The South Korean government asserted a North Korean link in the March cyberattacks, which has been denied by Pyongyang.[4]

International relations

ClueBot NG

Toko keramik di Insadong, Seoul

Tembikar dan keramik Korea adalah jenis barang-baran yang terbuat dari tanah liat yang secara umum dapat dibagi menjadi 2 kategori, yang berglasir dan tak berglasir.[5] Tembikar tak berglasir termasuk tembikar dengan dekorasi corak sisir yang berasal dari Zaman Neolitikum, tembikar corak polos dari Zaman Perunggu, tembikar abu-abu dari periode Tiga Kerajaan Korea, keramik abu-abu dari periode Goryeo dan Joseon dan guci tembikar berwarna coklat tua dari zaman modern yang dinamai puredok.[5] Tembikar berglasir dimulai dengan keramik glasir hijau dan tembikar glasir hitam dari abad ke-9 periode Silla yang ditemukan di situs tungku Gurim-ri serta onggi yang bercirikhas glasir coklat tua yang digunakan untuk menyimpan makanan.[5] Perabotan dari tembikar, baik yang berglasir maupun tidak, telah digunakan dari zaman prasejarah sampai sekarang dan digunakan secara luas dalam kehidupan sehari-hari orang Korea.[5]

Sejarah

Tembikar Zaman Mumun dari periode Neolitikum.
Tembikar dari Kerajaan Gaya, abad ke-5 M

Zaman prasejarah

Sejarah tembikar muncul seiring perkembangan peradaban manusia prasejarah di Korea, yakni sekitar tahun 7000-8000 SM.[6] Pada awalnya, hanya bangsa Korea dan Cina yang mampu membuat tembikar yang berkualitas yang dihasilkan dari pembakaran di atas suhu 1000 derajat.[6]

Zaman Neolitikum

Artefak-artefak Zaman Neolitikum di Korea telah ditemukan di dataran dekat sungai-sungai besar di wilayah pesisir, dimana permukiman dan pergerakan mudah dilakukan dan juga karena sumber daya berlimpah.[5] Tembikar yang ditemukan dari situs-situs Neolitikum memiliki cirikhas tembikar Kortea dan asal mula dari sejarah Korea.[5]

Terdapat 2 jenis tembikar untuk perabotan sehari-hari dari zaman ini.[5] Yang pertama adalah perabotan tanah liat dengan dekorasi applique yang memiliki dasar yang rata dengan dekorasi garis-garis.[5] Jenis tembikar lain yang umum adalah tembikar bercorak-sisir.[5] Tembikar ini memiliki dasar yang lancip dengan dekorasi pola geometris yang bervariasi yang dibuat dengan menarik garis di permukaan dengan benda tajam atau mencetak permukaan dengan titik atau garis.[5]

Zaman Perunggu

Zaman perunggu yang terentang dari tahun 1000 SM sampai 1 M, berjalan bersamaan kemunculan dengan kerajaan Gojoseon.[5] Masyarakat pada zaman perunggu tinggal dekat sumber air di daerah yang berbukit yang memiliki tanah subur.[5]

Tembikar merah merupakan jenis barang tanah liat yang banyak berasal dari zaman ini.[5] Tembikar ini dibuat dengan tanah liat yang mengandung pasir kwarsa putih dan dibakar di dalam suhu 800-900 °C, dan menjadi perabotan rumah di seluruh Korea.[5] Contohnya dapat ditemukan di seluruh Semenanjung Korea, termasuk Heunnam-ri (Yeoju), lembah Namhangang, Songguk-ri, Buyeo, lembah Geumgang dan Geomdan di Ulju.[5]

Zaman Besi

Setelah Zaman Perunggu, Zaman Besi Awal (100 SM-200 M) adalah periode dimana kerajaan-kerajaan kuno Korea mulai terbentuk.[5] Peralatan dari besi diperkenalkan dari daratan Asia dan teknik membuat tembikar telah berevolusi, sehingga meningkatkan produksi barang-barang tanah liat.[5]

Tembikar polos cukup beragam jenisnya, termasuk guci panjang dan cantik yang dibentuk melengkung seperti kendi air, mangkuk kecil, perabotan bergagang, ceret dan guci berbentuk chalice (berleher tinggi).[5] Perabotan ini dianggap sebagai karya seni masyarakat primitif dan dapat menandakan tingkat peradaban masyarakat yang semakin meningkat. Beragamnya barang-barang tanah liat pada periode ini memberi jalan pada lahirnya tembikar kerajaan Gaya dan Silla.[5]

Tiga Kerajaan

Tembikar dari Silla.

Semenanjung Korea yang berdekatan dengan daratan Asia memberikan keuntungan bagi penduduknya.[5] Terjadinya aliran migrasi dari daratan Asia ke semenanjung menciptakan pertukaran-pertukaran yang aktif.[5] Tembikar yang diekskavasi dari makam-makam kuno tiga kerajaan memperlihatkan karakteristik sejarah dan geografis. Beberapa benda tanah liat dari satu negeri memperlihatkan pola yang serupa dengan tembikar negeri yang lain, misalnya Silla dengan Gaya.[5] Perbedaan perabotan yang cukup banyak menunjukkan bahwa elemen budaya bervariasi dari satu wilayah ke wilayah lain dan industri keramik yang bermutu sudah dimulai.[5]

Sekitar abad ke-3, saat kerajaan Goguryeo, Baekje dan Silla serta Mahan sudah menguasai masing-masing teritori dan mengembangkan budayanya, perkembangan besar dicapai dalam teknologi keramik dengan pengembangan tungku yang semi-bawah tanah yang dapat membakar barang tanah liat di atas suhu 1.100 °C.[5] Ini memungkinkan produksi tembikar abu-abu yang lebih banyak lagi.[5]

Goryeo

Pada zaman Dinasti Goryeo (912-1392), teknik membuat keramik glasir hijau (Seladon) diperkenalkan dari Dinasti Song dan segera menjadi sangat terkenal.[7] Keramik tidak lagi dipandang sebagai perlengkapan semata, karena dengan teknik glasir, keramik hijau mulai diperhatikan sebagai karya seni yang berestetika.[7] Agama Buddha yang secara dalam dianut oleh pemerintahan dan rakyat Goryeo ikut memengaruhi desain keramik hijau, yang dibuat dengan ornamen dan hiasan yang bernafaskan filosofi Buddhisme.[7]

Joseon

Ideologi Neo-Konfusianisme yang diterapkan Dinasti Joseon membuat kepopuleran keramik hijau meredup dan digantikan oleh keramik putih yang sederhana.[8]Selama masa ini jenis-jenis keramik baru muncul seperti buncheong (keramik berwarna coklat) dan cheonghwa baekja (keramik corak biru).[8]

Puluhan ribu pengrajin keramik Joseon yang diculik ke Jepang oleh para penyerbu dalam peristiwa Perang Imjin pada tahun 1592-1598.[6] Mereka dibawa ke Jepang dan mengembangkan teknik pembuatan keramik di Jepang.[6] Teknik pembuatan keramik Korea segera menyebar ke Jepang dan membantu meningkatkan perkembangan seni keramik di negara tersebut, hal itu menyebabkan gaya keramik Jepang begitu sama dengan gaya keramik Korea.[6] Salah satu pengrajin keramik asal Korea yang diculik ke Jepang adalah Yi Sam-pyong.[6]Yi yang menetap di Arita, Prefektur Saga, Pulau Kyushu, dianggap sebagai empunya pengrajin keramik dan sangat dikagumi akan keahliannya.[6]

Pasca Dinasti Joseon-kini

Pasca Dinasti Joseon, Korea dijajah oleh Jepang (1910-1945) dan menderita tekanan budaya yang luar biasa.[7] Berbagai aspek budaya dan tradisi Korea hampir mati dan tidak bisa bertahan, termasuk produksi keramik tradisional.[7]

Pada saat ini, pemerintah Korea Selatan sangat menaruh perhatian dalam pelestarian keramik tradisional di seluruh negeri.[7] Banyak pusat-pusat industri keramik masih beroperasi sejak lebih dari ratusan tahun lalu.[7] Di tempat-tempat ini terdapat tungku-tungku pembakaran kuno yang masih berfungsi dan dilindungi sebagai situs bersejarah.[7] Para pembuat keramik tradisional telah yang keluarganya secara turun-temurun membuat keramik dianggap sebagai aset nasional hidup yang dihargai oleh pemerintah, di antaranya:[7]

Jenis keramik dan tembikar

Goryeo Cheongja

Keramik Hijau Goryeo

Teknik membuat keramik hijau (Hanzi:青瓷, qīngcí, Bahasa Korea:청자, Cheongja) diperkenalkan dari Dinasti Song pada masa pemerintahan Dinasti Goryeo (918-1392).[9] Seniman Goryeo menciptakan Teknik Sanggam untuk menghasilkan kreasi keramik yang baru dan berbeda daripada keramik hijau Cina.[7] Pada masa Dinasti Goryeo, kepopuleran keramik hijau mencapai Cina dan banyak bangsa lain yang mengagumi keindahannya.[9] Para seniman asal Cina bahkan menjulukinya sebagai salah satu dari "harta karun paling indah di bawah langit".[10] Keramik hijau pada saat itu menjadi komoditas perdagangan antara Goryeo dengan bangsa-bangsa lain.[11] Di Goryeo sendiri keramik hijau dinikmati kalangan bangsawan dan menjadi dekorasi karya seni yang menghiasi istana kerajaan dan kuil-kuil Buddha.[12]

Buncheong

Buncheong.

Buncheong adalah keramik hijau-biru atau abu-abu kehitaman yang memiliki kualitas hampir sama dengan goryeo cheongja.[5] Buncheong dilapisi oleh lapisan putih sebelum diglasir dan dibakar dalam tungku yang dideoksidasi (tingkat oksigen diturunkan).[5] Buncheong adalah kependekan daripada bunjanhoecheong-sagi atau berarti "keramik yang didekorasi dengan lapisan putih dan glasir hijau-biru pucat".[5] Mewarisi kejatuhan seni goryeo cheongja di akhir periode Goryeo (abad ke-13 dan 14), buncheong yang diproduksi pada abad ke-15 dan 16 (awal Dinasti Joseon) memiliki bentuk yang penuh dan dinamis.[5] Dibandingkan dengan keramik hijau, buncheong memiliki warna yang lebih cerah dan glasir hijau-biru pucat yang lebih tipis.[5] Hanya sedikit buncheong yang diproduksi setelah Perang Imjin pada tahun 1592.[5] Pada masa setelah itu, keramik Buncheong hampir mati karena banyak pengrajin yang diculik serta tungku pembakaran hancur.[6]

Joseon Baekja

Joseon Baekja.

Joseon Baekja atau Keramik Putih Joseon diproduksi pada masa Dinasti Joseon (1392-1910). Keramik putih menikmati kepopuleran dan mengambil alih posisi keramik hijau.[8] Pemerintahan Joseon memfokuskan pada upaya khusus untuk memproduksi dan mengelolanya, dan masyarakat pun sangat menyukai jenis keramik baru ini.[8] Karena besarnya dukungan dan keterkenalannya, produksi keramik putih mengalami pertumbuhan yang pesat.[8]

Onggi

Onggi

Onggi adalah jenis tempayan yang terbuat dari tembikar yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari.[5] Orang Korea memanfaatkan Onggi sebagai tempat menyimpan makanan tradisional sejak lama seperti kimchi, jeotgal, kecap asin (ganjang), saus gochujang, doenjang dan sebagainya.[5]

Galeri

Referensi

  1. ^ https://web.archive.org/web/20190805030726/https://www.urdumex.com/2019/06/ptv-sports-live-watch-live-ptv-sports.html
  2. ^ "Archived copy". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-04-02. Diakses tanggal 2008-08-02. 
  3. ^ Choe Sang-Hun, "Computer Networks in South Korea Are Paralyzed in Cyberattacks" Diarsipkan 2 June 2019 di Wayback Machine., The New York Times, 20 March 2013.
  4. ^ Lee Minji (April 10, 2013). "(2nd LD) Gov't confirms Pyongyang link in March cyber attacks". Yonhap News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 April 2013. Diakses tanggal 2 June 2019. 
  5. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad ae af ag (Inggris) Rha, Sunhwa (2006). Pottery, Korean Traditional Handicrafts. Ewha Woman University Press, Seoul. hlm. 11-29. ISBN 89-7300-682-7-04630. 
  6. ^ a b c d e f g h (Inggris)The Korean Pottery[pranala nonaktif permanen], koreafolkart. Diakses pada 24 April 2010.
  7. ^ a b c d e f g h i j (Inggris)KOREAN CELADON POTTERY, zanzibararts. Diakses pada 8 Mei 2010.
  8. ^ a b c d e (Inggris)White Porcelain with Inlaid Lotus Scroll Design, koreana. Diakses pada 28 April 2010.
  9. ^ a b (Inggris) Pak, Young Sook (2003). Earthenware and Celadon. Laurence King Publishing. ISBN 1-85669-360-0. 
  10. ^ (Inggris)Gangjin Celadon, Home of "the finest celadon under heaven" Diarsipkan 2016-03-06 di Wayback Machine.
  11. ^ (Inggris) Nahm. Ph. D, Andrew (2009). A Panorama of 5000 Years: Korean History. Hollym International Corp, Elizabeth, New Jersey. ISBN 0-930878-68-X. 
  12. ^ (Inggris)Korean Ceramics, Its History and Evolution, visitkorea. Diakses pada 19 April 2010.

Pranala luar