Kabupaten Tolitoli
Kabupaten Tolitoli | |
---|---|
Julukan: Kota Cengkih | |
Motto: Mosimbesang Mesoungu Motimpedes Magau (Indonesia: Bekerja Keras Dengan Semangat Persatuan Yang Kokoh) | |
Koordinat: 1°00′N 120°48′E / 1°N 120.8°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Sulawesi Tengah |
Dasar hukum | UU. No. 59 Tahun 1960 |
Hari jadi | 11 Desember 1960 |
Ibu kota | Tolitoli |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | Amran H. Yahya |
• Wakil Bupati | Mohammad Besar Bantilan |
Luas | |
• Total | 4.079,77 km2 (1,575,21 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 220.411 |
• Kepadatan | 57,80/km2 (149,7/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | Islam 87,86% Kristen 9,28% — Protestan 7,48% — Katolik 1,80% Buddha 1,57% Hindu 1,29% |
• IPM | 65,69 (2020) Sedang[3] |
Zona waktu | UTC+08:00 (WITA) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 0453 |
Kode Kemendagri | 72.04 |
DAU | Rp 658.870.067.000,- (2020) |
Situs web | www |
Kabupaten Tolitoli atau Toli-Toli adalah salah satu kabupaten di provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kota Tolitoli. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 4.079,77 km² dan berpenduduk sebanyak 220.411 jiwa (2020).[1] Kabupaten Tolitoli sebelumnya bernama Kabupaten Buol Toli-Toli, tetapi pada tahun 2000 berdasarkan UU No. 51 Tahun 1999, daerah ini dimekarkan menjadi dua kabupaten, yaitu Kabupaten Tolitoli sebagai kabupaten induk dan Kabupaten Buol sebagai kabupaten hasil pemekaran.
Sejarah
Nama Toli-toli berasal dari kata Totolu yang berarti Tiga. Maksudnya suku bangsa Toli-toli berasal dari tiga manusia kahyangan yang menjelma ke bumi masing-masing melalui Olisan Bulan (Bumbu Emas), Bumbung Lanjat (Puncak Pohon Langsat), dan Ue Saka (Sejenis Rotan). Jelmaan Olisan Bulan dikenal sebagai Tau Dei Baolan atau Tamadika Baolan yang menjelma melalui Ue Saka dikenal sebagai Tau Dei Galang atau Tamadika Dei Galang sedangkan seorang putri yang menjelma sebagai Bumbung Lanjat dikenal sebagai Tau Dei Bumbung Lanjat atau Boki Bulan.
Kemudian Totolu berubah menjadi Tontoli sebagaimana tertulis dalam Langge-Contract Tahun 1858 yang di tandatangani pihak Belanda antara Dirk Francois dan Raja Bantilan Safiuddin. Tahun 1918 berubah menjadi Toli-toli seperti dalam penulisan Korte Verklaring yang ditandatangani Raja Mohammad Ali dengan pemerintah Belanda yang berpusat di Nalu.[4]
Geografi
Kabupaten Tolitoli berada di utara Pulau Sulawesi dan memiliki ketinggian wilayah antara 0-2500 Mdpl. Wilayah utara merupakan pesisir pantai Laut Sulawesi dan sebagian kecil disebelah barat adalah pesisir pantai Selat Makassar dengan beberapa pulau. Sementara sepanjang batas selatan berupa rangkaian pegunungan bagian dari Pegunungan Bosagong yang memanjang dari barat ke timur. Beberapa puncaknya adalah Gunung Tinombala, Gunung Lante, Gunung Tongkou, Gunung Malino, dll.
Terdapat juga Pegunungan Bukii Dako disebelah barat-utara Kabupaten Tolitoli dengan puncaknya Gunung Dako yang sekaligus sebagai Cagar Alam Gunung Dako.[5] Kabupaten Tolitoli memiliki banyak sungai. Sungai utama di Kabupaten Toli-toli diantaranya adalah Sungai Talau, Sungai Tambun, Sungai Kalangkangan, Sungai Salumpaga, Sungai Banagan, dan Sungai Bampaun.
Batas Wilayah
Batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:
Utara | Laut Sulawesi |
Timur | Kabupaten Buol |
Selatan | Kabupaten Parigi Moutong |
Barat | Kabupaten Donggala dan Selat Makassar |
Pemerintahan
Daftar Bupati
Nomor urut | Bupati | Potret | Partai | Awal | Akhir | Masa jabatan | Periode | Wakil | Ref. | |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Rajawali Muhammad Pusadan (1909–1986) |
Non Partai | 1964 | 1970 | 5–6 tahun | 1 | Tidak ada | |||
2 | Moh. Kasim Razak |
Non Partai | 1970 | 1975 | 4–5 tahun | 2 | Tidak ada | |||
3 | Eddy Soeroso |
ABRI–Angkatan Darat | 1975 | 1980 | 4–5 tahun | 3 | Tidak ada | |||
1980 | 1985 | 4–5 tahun | 4 | |||||||
4 | M. Sulaiman |
ABRI–Angkatan Darat | 1985 | 1989 | 3–4 tahun | 5 | Tidak ada | |||
5 | Dede Hatta Permana |
ABRI–Angkatan Darat | 1989 | 1994 | 4–5 tahun | 6 | Tidak ada | |||
6 | Gumyadi |
ABRI–Angkatan Darat | 1994 | 11 Desember 1999 | 4–5 tahun | 7 | Tidak ada | |||
7 | Moh. Ma’ruf Bantilan |
Non Partai | 11 Desember 1999 | 11 Desember 2004 | 5 tahun, 0 hari | 8 (1999) |
Harsono Hamu | |||
12 September 2005 | 12 September 2010 | 5 tahun, 0 hari | 9 (2005) |
Abd. Rahman Amin 2005–2008 |
||||||
Syamsuar Molla 2009–2010 |
||||||||||
8 | Mohammad Saleh Bantilan |
Non Partai | 12 September 2010 | 12 September 2015 | 5 tahun, 0 hari | 10 (2010) |
Amran Hi. Yahya | |||
17 Februari 2016 | 17 Februari 2021 | 5 tahun, 0 hari | 11 (2015) |
Abdul Rahman Hi. Budding | [6] | |||||
9 | Amran Hi. Yahya (lahir 1968) |
PBB | 26 Februari 2021 | Petahana | 3 tahun, 261 hari | 12 (2020) |
Moh. Besar Bantilan | [7] |
Dewan Perwakilan
Kecamatan
- Kecamatan Baolan
- Kecamatan Basidondo
- Kecamatan Dako Pamean
- Kecamatan Dampal Selatan
- Kecamatan Dampal Utara
- Kecamatan Dondo
- Kecamatan Galang
- Kecamatan Lampasio
- Kecamatan Ogo Deide
- Kecamatan Toli-toli Utara
Demografi
Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Tolitoli pada tahun 2015 sebanyak 225.875 Jiwa (Laki-laki 115.205 Jiwa dan Perempuan 110.670 Jiwa). Kecamatan paling banyak dan padat penduduknya berada di Kecamatan Baolan yang mencapai 68.875 Jiwa dengan kepadatan 267 Jiwa/ km² sedangkan penduduk terjarang berada di Kecamatan Dako Pamean yaitu 5.180 Jiwa.[8] Sementara ditahun 2019, penduduk kabupaten Tolitoli berjumlah 235.800 jiwa.[2] Berikut rincian jumlah penduduk di Kabupaten Tolitoli 2015:
Nama Kecamatan | Laki-laki (Jiwa) | Perempuan (Jiwa) | Jumlah (Jiwa) |
---|---|---|---|
Kecamatan Baolan | 35.065 | 33.810 | 68.875 |
Kecamatan Basidondo | 6.214 | 5.409 | 11.623 |
Kecamatan Dako Pamean | 4.631 | 4.549 | 5.180 |
Kecamatan Dampal Selatan | 11.153 | 10.980 | 32.133 |
Kecamatan Dampal Utara | 7.550 | 7.319 | 14.869 |
Kecamatan Dondo | 11.463 | 11.006 | 22.469 |
Kecamatan Galang | 16.810 | 16.418 | 33.228 |
Kecamatan Lampasio | 6.379 | 5.778 | 12.157 |
Kecamatan Ogo Deide | 6.574 | 6.242 | 12.816 |
Kecamatan Toli-toli Utara | 9.366 | 9.159 | 18.525 |
Agama
Penduduk kabupaten Tolitoli terdiri dari bermacam suku bangsa, dan juga cukup beragam dalam keagamaan. Data dari Kementerian Agama tahun 2020, sekitar 87,86% (187.604 jiwa) memeluk agama Islam.[9] Kemudian 9,28% (19.803 jiwa) memeluk agama Kristen, dimana Protestan 7,48% (15.965 jiwa)[10] dan Katolik 1,80% (3.838 jiwa).[11] Kemudian Hindu 1,29% (2.765 jiwa)[12] dan beragama Budha 1,57% (3.343 jiwa).[13]
Referensi
- ^ a b "Visualisasi Data Kependuduakan - Kementerian Dalam Negeri 2020" (visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 21 Juli 2021.
- ^ a b "Kabupaten Tolitoli Dalam Angka 2020". www.tolitolikab.bps.go.id. Diakses tanggal 16 September 2020.
- ^ "Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2019-2020" (pdf). www.bps.go.id. Diakses tanggal 21 Juli 2021.
- ^ Sejarah Kabupaten Toli-toli (Kemendagri)
- ^ "Cagar Alam Gunung Dako". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-01-08. Diakses tanggal 2018-01-08.
- ^ "Nama-nama Kada Kabupaten/Kota se Sulteng Yang Akan Dilantik". sultengprov.go.id. 16 Februari 2016. Diakses tanggal 25 Desember 2016.[pranala nonaktif permanen]
- ^ Safitri, Putri (2021-02-26). "Bupati dan Wakil Bupati Tolitoli Terpilih Amran Hi Yahya dan Moh Besar Bantilan, Ini Profilnya". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2022-04-26.
- ^ Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Tolitoli, 2015
- ^ "Data Pemeluk Agama Islam di Sulawesi Tengah". www.kemenag.go.id. Diakses tanggal 15 Agustus 2020.
- ^ "Data Pemeluk Agama Kristen di Sulawesi Tengah". www.kemenag.go.id. Diakses tanggal 15 Agustus 2020.
- ^ "Data Pemeluk Agama Katolik di Sulawesi Tengah". www.kemenag.go.id. Diakses tanggal 15 Agustus 2020.
- ^ "Data Pemeluk Agama Hindu di Sulawesi Tengah". www.kemenag.go.id. Diakses tanggal 15 Agustus 2020.
- ^ "Data Pemeluk Agama Buddha di Sulawesi Tengah". www.kemenag.go.id. Diakses tanggal 15 Agustus 2020.